Lampung: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor |
jaman -> zaman |
||
Baris 76:
}}
[[Berkas:Prov. Lampung.jpg|jmpl|Peta Administrasi Provinsi Lampung]]
'''Lampung''' ([[Aksara Lampung]]: [[Berkas:Lampung-hadlampung.png|al=|nirbing|50x50px]]) adalah sebuah [[provinsi]] paling Selatan di pulau [[Sumatra]], [[Indonesia]], dengan [[ibu kota]] atau pusat pemerintahan berada di kota [[Bandar Lampung]]. Provinsi ini memiliki dua [[kota]] yaitu kota [[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]] dan kota [[Kota Metro|Metro]] serta 13 kabupaten. Posisi provinsi Lampung secara geografis di sebelah Barat berbatasan dengan [[Samudra Hindia]], di sebelah Timur dengan [[Laut Jawa]], di sebelah Utara berbatasan dengan provinsi [[Sumatra Selatan]], dan di sebelah Selatan berbatasan dengan [[Selat Sunda]].▼
'''Lampung''' ([[Aksara Lampung]]: [[Berkas:Lampung-hadlampung.png|al=|nirbing|50x50px]]) adalah sebuah [[provinsi]] paling Selatan di pulau [[Sumatra]], [[Indonesia]], dengan [[ibu kota]] atau pusat pemerintahan berada di kota [[Bandar Lampung]] <ref>[https://buliran.com/10382/profil-provinsi-lampung.html]</ref>
▲
Provinsi Lampung memiliki pelabuhan utama bernama [[Pelabuhan Panjang]] dan [[Pelabuhan Bakauheni]], bandar udara utama yakni [[Bandar Udara Internasional Radin Inten II|Radin Intan II]] terletak 28 km dari ibu kota provinsi, serta [[Stasiun Tanjung Karang]] di pusat ibu kota. Tahun [[2020]], penduduk provinsi Lampung berjumlah 9.007.848 jiwa, dengan kepadatan 268 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="LAMPUNG"/>
Baris 84 ⟶ 86:
Provinsi Lampung lahir pada tanggal 18 Maret 1964 dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3/1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun 1964. Sebelum itu Provinsi Lampung merupakan keresidenan yang tergabung dengan [[Provinsi Sumatra Selatan]].
Kendatipun Provinsi Lampung sebelum tanggal 18 Maret 1964 tersebut secara administratif masih merupakan bagian dari Provinsi Sumatra Selatan, namun daerah ini jauh sebelum Indonesia merdeka memang telah menunjukkan potensi yang sangat besar serta corak warna kebudayaan tersendiri yang dapat menambah khazanah adat budaya di Nusantara. Oleh karenanya, pada
▲Kendatipun Provinsi Lampung sebelum tanggal 18 Maret 1964 tersebut secara administratif masih merupakan bagian dari Provinsi Sumatra Selatan, namun daerah ini jauh sebelum Indonesia merdeka memang telah menunjukkan potensi yang sangat besar serta corak warna kebudayaan tersendiri yang dapat menambah khazanah adat budaya di Nusantara. Oleh karenanya, pada jaman VOC di dapat dari berbagai sumber bawasanya [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] yang berada di bawah pemerintahan Belanda pada tahun 1800 selama abad ke-19 hingga abad ke-20, [[Hindia Belanda]] adalah salah satu koloni Eropa yang paling berharga di bawah kekuasaan [[Imperium Belanda]]. Tatanan sosial kolonial didasarkan pada struktur rasial dan sosian yang kaku dengan para elit belanda yang tinggi terpisah akan tetapi tetap berhubungan dengan penduduk pribumi yang di jajah oleh mereka, sedangkan istilah [[Indonesia]] di gunakan untuk lokasi geografis setelah tahun 1880 Masehi, nama Hindia Belanda tercatat dalam dokumen VOC pada awal tahun 1620 Masehi. Daerah Lampung sendiri tidak terlepas dari incaran penjajahan Belanda.
Lampung tidak pernah menjadi wilayah kekuasaan [[Kerajaan Tarumanagara]] dan [[Kerajaan Sunda]] sampai abad ke-16. Sebelum akhirnya [[Kesultanan Banten]] menghancurkan [[Pajajaran]], ibu kota Kerajaan Sunda. Sultan Banten yakni [[Sultan Ageng Tirtayasa]], lalu tidak mengambil alih kekuasaan atas Lampung. Hal ini dijelaskan dalam buku ''The Sultanate of Banten'' karya Claude Guillot pada halaman 19 sebagai berikut:{{quote|''"From the beginning it was abviously Hasanuddin's intention to revive the fortunes of the ancient kingdom of Pajajaran for his own benefit. One of his earliest decisions was to travel to southern Sumatra, which in all likelihood already belonged to Pajajaran, and from which came bulk of the pepper sold in the Sundanese region".<ref name="Claude Guillot">{{cite book|last =Guillot|first =Claude.|publisher= Gramedia Book Publishing Division|title = The sultanate of Banten|date =|year =1990|page =19
|