Istirahatlah Kata-Kata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bintangkadv (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Bintangkadv (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menambah plot atau sinopsis dalam jumlah besar Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1:
{{short description|2016 Indonesian film}}
{{italic title}}
{{Use dmy dates|date=March 2021}}{{Infobox film
| name = {{BASEPAGENAME}}Istirahatlah Kata-Kata
| native_name = ''Solo, Solitude''
| image = Istirahatlah kata-kata.jpg
| imagedirector size = [[Yosep Anggi Noen]]
| alt =
| caption = Poster film
| director = Yosep Anggi Noen
| producer = Yosep Anggi Noen<br>Yulia Evina Bhara
| executive producer= [[Okky Madasari]]<br>Tunggal Pawestri
| writer = Yosep Anggi Noen
| narratorstarring = {{plainlist|
| starring =* [[Gunawan Maryanto]]<br>
* [[Marissa Anita]]<br>
* [[Eduwart Manalu]]<br>
* [[Melanie Subono]]
* Davi Yunan
| music =
}}
| maintheme =
| music = Yennu Ariendra
| cinematography =
| cinematography = Bayu Prihantoro Filemon
| editing =
| studio editing = Andi Pulung Waluyo
| studio = Limaenam Films<br>KawanKawan Media<br>Partisipasi Indonesia<br>Yayasan Muara
| distributor =
| released = {{startFilm date|2016|8|9|Locarno Film Festival|2017|1|19|Indonesia|df=yes}}
| script runtime = 97 menit
| country = Indonesia
| film of location =
| runtime language = menit{{ubl|Indonesian|Jawa}}
| country = {{flagcountry|Indonesia}}
| language =
| budget =
| gross =
| network =
| preceded by =
| followed by =
}}
'''''Istirahatlah Kata-Kata''''' ({{Lang-en|'''Solo, Solitude'''}}) adalah sebuah [[film drama]] [[biografi]] Indonesia tahun 2016 yang ditulis, disutradarai, dan diproduksi oleh [[Yosep Anggi Noen]] tentang [[aktivis]] dan [[penyair]] yang hilang, [[Widji Thukul]].
'''''Istirahatlah Kata-kata''''' adalah film [[biopik]] produksi tahun 2017 yang disutradari oleh [[Yosep Anggi Noen]] yang sekaligus menuliskan skenarionya. Film yang diproduseri oleh [[Yosep Anggi Noen]] dan [[Yulia Evina Bhara]], ini dibintangi oleh [[Gunawan Maryanto]], [[Marissa Anita]], dan [[Melanie Subono]] bercerita tentang perjuangan [[penyair]] [[Wiji Thukul]] yang menuntut keadilan kepada pemerintah melalui gerakan-gerakan, orasi, dan [[puisi]]nya. Istirahatlah Kata-kata dirilis secara terbatas pada 19 Januari 2017. Sutradara dan pemeran utama pria film ini meraih beberapa penghargaan antara lain dari [[Festival Film Indonesia]], [[Usmar Ismail Award]], dan [[Jogja-NETPAC Asian Film Festival]].<ref>Film Indonesia: [http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-i020-16-290266_istirahatlah-kata-kata Istirahatlah Kata-kata], diakses 9 Mei 2017</ref><ref>CNN Indonesia: [http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20161007145629-220-164015/wiji-thukul-bersuara-lewat-film-istirahatlah-kata-kata/ Wiji Thukul Bersuara Lewat Film 'Istirahatlah Kata-kata'], diakses 9 Mei 2017</ref><ref>Nasional Kompas: [http://nasional.kompas.com/read/2017/01/27/13155311/hari.ini.istirahatlah.kata-kata Hari ini, Istirahatlah Kata-Kata], diakses 9 Mei 2017</ref><ref>News Liputan 6: [http://news.liputan6.com/read/2836859/pesan-film-istirahatlah-kata-kata-wiji-thukul-untuk-jokowi Pesan Film Istirahatlah Kata-Kata Wiji Thukul untuk Jokowi], diakses 9 Mei 2017</ref><ref>Tempo: [https://m.tempo.co/read/news/2017/04/29/111870798/gunawan-maryanto-raih-penghargaan-pemeran-utama-pria-uia-2017 Gunawan Maryanto raih penghargaan pemeran utama pria UID 2017], diakses 9 Mei 2017</ref><ref>GoodNews from Indonesia: [https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/04/28/hari-puisi-nasional-yuk-maraton-film-dengan-unsur-puitis-ini Hari Puisi Nasional, Yuk Maraton Film dengan Unsur Puitis Ini!], diakses 9 Mei 2017</ref>
 
== Sinopsis ==
Film ini menceritakan kisah dramatis Widji Thukul, penyair yang karyanya dikenal kritis terhadap rezim [[Suharto]] di Indonesia. Ketika terjadi kerusuhan di Jakarta pada Juli 1996, Thukul tetap teguh dalam mengkritisi meski ada ancaman. Dia dikambinghitamkan oleh pemerintah sebagai provokator dan melarikan diri ke Pontianak dan tinggal di pengasingan selama 8 bulan.
 
== Latar belakang ==
Baris 39 ⟶ 37:
Keseluruhan nuansanya yang sunyi dan ''introvert''. Pada dunia hari ini yang ultra ''ekstrovert'' dan sungguh gegap gempita, setiap perkataan, dan puisi dan bunyi yang dipilih dengan saksama menjadi sangat langka. Wiji Thukul dulu menyuarakan perlawanan lewat karya-karya puisinya, sebagaimana [[Pramoedya Ananta Toer]] melalui tulisannya. Pada era sebelum reformasi itu, kritik lewat puisi saja sudah dianggap subversive. Orang-orang yang vokal dengan gagasan demokrasi substansi sapat dianggap berbahaya bagi ketertiban umum. Dan mereka yang tubuhnya bertato, bisa kena operasi petrus. Tembak di tempat karena dianggap preman yang meresahkan warga.
 
== PenghargaanPemeran ==
* [[Gunawan Maryanto]] sebagai [[Widji Thukul]]
{| class="wikitable"
* [[Marissa Anita]] sebagai Sipon
* [[Eduwart Manalu|Eduward Manalu]] sebagai Martin
* [[Melanie Subono]] sebagai Ida
* Davi Yunan sebagai Thomas
 
== Produksi ==
Menurut produser Yulia Evina Bhara, ide pembuatan film ini berawal dari inisiatif membuat mural penyair Indonesia yang ia ikuti bersama penulis Okky Madasari dan aktivis hak perempuan Tungal Pawestri. Begitu dia memutuskan untuk memproduksi film tersebut, dia mempekerjakan Noen untuk memimpin proyek tersebut.
 
Saat mengembangkan film, Noen membaca puisi Thukul dan bertemu dengan teman-temannya. Penulis Mumu Aloha mengembangkan cerita sebelum Noen membuatnya menjadi skenario, setelah itu tim produksi memutuskan bahwa film tersebut akan fokus pada waktu Thukul saat diasingkan di [[Pontianak]].
 
== Rilis ==
''Istirahatlah Kata-Kata''ditayangkan perdana di Festival Film Locarno di Swiss pada 9 Agustus 2016. Film ini menerima rilis teater terbatas di Indonesia beberapa bulan kemudian pada 19 Januari 2017.
 
== Penerimaan ==
=== Box office ===
Menurut produser Yulia Evina Bhara, film tersebut telah mengumpulkan 51.424 penerimaan dalam bulan pertama peluncurannya di Indonesia. Meskipun bukan kesuksesan komersial, Bhara mencatat bahwa jumlah tersebut mencerminkan penerimaan yang "luar biasa" dari penonton lokal untuk sebuah film independen.
 
=== Penerimaan kritis ===
Dalam sebuah ulasan untuk ''Tirto'', penulis Dea Anugrah mengkritik film tersebut karena menggambarkan Thukul sebagai seseorang yang "berpaling dari Jawa, arena utama politik dan budaya di Indonesia" sambil "bersembunyi dalam ketakutan". Anugrah juga mengkritik karakter Ida yang disebutnya ngawur terhadap narasi film dan skenario filmnya sebagai "berlebihan". Sementara juga memperhatikan fokus film pada ketakutan dan paranoia Thukul, Adrian Jonathan Pasaribu dari ''Cinema Poetica'' menulis bahwa "paranoia diterjemahkan dengan indah dalam tata bahasa visual film". Berbeda dengan ulasan Anugrah, Pasaribu malah memuji film tersebut karena "tidak meromantisasi Thukul sebagai semacam manusia super [...] yang terkadang tidak berdaya dalam perjuangannya melawan tirani dan ketidakadilan."
 
Membahas "langkah yang sangat lambat dan kurangnya aksi dan dialog" dari film tersebut, Panos Kotzatanasi dari ''Asian Movie Pulse'' menyebut film tersebut "tidak mudah untuk ditonton", sementara juga mencatat bahwa "jika seseorang dapat mengatasi pembatasan ini" film tersebut "menemukan film yang sangat indah dan bermakna yang menyoroti manfaat 'slow cinema'." Demikian pula, Clarence Tsui dari ''The Hollywood Reporter'' menyoroti "gambar surealis" dari "urutan panjang kehidupan quotidian" dari film tersebut. Tsui lebih jauh membandingkan film tersebut dengan ''By the Time It Gets Dark'' karya Anocha Suwichakornpong yang "menawarkan refleksi pedih kemanusiaan yang diambil dari sejarah Asia Tenggara yang bergejolak baru-baru ini."
 
== Penghargaan & nominasi ==
{| class="wikitable sortable"
!Tahun
!Nama Penghargaan
!Kategori
!Penerima
!Hasil
|-
!2016
|2017
|Locarno Film Festival
|Usmar Ismail Awards
|Filmmakers of the Present
|Sutradara Terbaik
|[[Yosep Anggi Noen]]
|{{nom}}
|Menang
|-
!2016
|2017
|Filmfest Hamburg
|Usmar Ismail Awards
|Political Film Award
|Aktor Terbaik
| rowspan="2" |''Istirahatlah Kata-Kata''
|Gunawan Maryanto
|{{nom}}
|Menang
|-
|!2016
|Pacific Meridian International Film Festival of Asia Pacific Countries
|Festival Film Indonesia
|Grand Prix
|Sutradara Terbaik
|{{nom}}
|Yosep Anggi Noen
|Unggulan
|-
|!2016
|QCinema International Film Festival
|Festival Film Indonesia
|Pylon Award
|Penulis Skenario Terbaik
| rowspan="4" |[[Yosep Anggi Noen]]
|{{nom}}
|Unggulan
|-
|!2016
|[[Jogja-NETPAC Asian Film Festival]]
|Festival Film Indonesia
|Golden Hanoman Award
|Penulis Skenario Asli Terbaik
|{{won}}
|Yosep Anggi Noen
|Unggulan
|-
! rowspan="2" |2016
| rowspan="2" |[[Festival Film Indonesia 2016]]
|Jogja-NETPAC Asian Film Festival
|[[Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia|Sutradara Terbaik]]
Golden Hanoman Award
|{{nom}}
|-
|Skenario Asli Terbaik
|{{nom}}
|-
! rowspan="3" |2017
| rowspan="3" |[[Usmar Ismail Award 2017]]
|Film Terbaik
|''Solo, Solitude''
|
|{{nom}}
|Menang
|-
|Sutradara Terbaik
|[[Yosep Anggi Noen]]
|{{won}}
|-
|Pemeran Utama Pria Favorit
| rowspan="2" |[[Gunawan Maryanto]]
|{{won}}
|-
! rowspan="2" |2017
| rowspan="2" |[[Piala Maya 2017|Piala Maya]]
|Aktor Utama Terpilih
|{{nom}}
|-
|Aktris Utama Terpilih
|[[Marissa Anita]]
|{{nom}}
|-
|}
 
== Lihat pula ==
* [[Widji Thukul]]
* [[Gunawan Maryanto]]
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{IMDb title|5821664|Istirahatlah Kata-Kata}}
* {{rotten tomatoes|solo_solitude}}
 
{{Authority control}}
 
{{DEFAULTSORT:Solo Solitude}}
[[Kategori:Film yang disutradarai Yosep Anggi Noen]]
[[Kategori:Film Indonesiadrama tahunbiografi 2017Indonesia]]
[[Kategori:Film yang disutradarai Yosep Anggi Noen]]
[[Category:Film Indonesia tahun 2016]]