Keajaiban Taiwan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 24:
Rezim [[Kuomintang]] terpaksa [[Penarikan Republik Tiongkok ke Taiwan|melarikan diri dari Tiongkok]] setelah kalah selama [[Perang Saudara Tiongkok]] dan memutuskan untuk mendirikan pemerintahan paralel yang diasingkan di Taiwan. Untungnya bagi para imigran Tiongkok, pulau itu sudah memiliki infrastruktur industri dan pertanian dasar yang dibangun oleh [[Jepang]], di samping cadangan makanan dan bahan kimia yang ditinggalkan Jepang. Setelah menetap di Taiwan, rezim ini memulai serangkaian reformasi, yang pertama adalah [[reformasi pertanahan di Taiwan|reformasi pertanahan]] yang mengawasi penghapusan sistem pertanahan tuan tanah tradisional dan mengakibatkan peningkatan petani skala kecil dan peningkatan produksi pertanian.<ref name="atlas"/>
==
=== Reformasi Pertanahan (1945―1960) ===
Ketika Jepang menduduki Taiwan, mereka mendirikan sistem pertanian penyewa. Lebih dari 70% petani adalah bagian dari sistem ini, dengan mereka bekerja hanya untuk memberikan sebagian besar hasil panen mereka kepada tuan tanah mereka. Distribusi tanah, kekayaan, dan kekuasaan sangat tidak setara. Namun, setelah perang, pada tahun 1949, Gubernur Sementara Taiwan, Chen Cheng, menganjurkan reformasi pertanahan yang memungkinkan para petani untuk memiliki tanah yang mereka kerjakan. Revolusi berlangsung tanpa pertumpahan darah. Selain itu, hasil beras naik 46% hanya dalam rentang 4 tahun setelah reformasi, dari 1,037 juta metrik ton pada tahun 1948 menjadi 1,517 juta metrik ton pada tahun 1952. Peningkatan hasil ini membebaskan sumber tenaga kerja yang besar, yang meninggalkan pertanian dan mencari kesempatan baru.
Setelah [[Perang Dunia II]], Jepang menyerahkan kekuasaan atas Taiwan, kaum Nasionalis kalah dalam Perang Saudara Tiongkok dan akibatnya menegaskan kekuasaan atas pulau Taiwan. Kekacauan dari peristiwa bersejarah yang penting ini, di samping kerusuhan sipil yang ditimbulkan oleh [[Peristiwa 228]] dan kebutuhan untuk proyek-proyek rekonstruksi besar-besaran karena pengeboman infrastruktur Jepang oleh Amerika Serikat menempatkan ekonomi pascaperang Taiwan dalam posisi yang genting. Dengan menyusutnya output ekonomi, periode [[hiperinflasi]] terjadi, mengakibatkan penerbitan [[Dolar Taiwan Baru]] oleh [[Bank of Taiwan]] pada Juni 1949. Nilai tukar [[Dolar Taiwan Lama]] dengan Dolar Taiwan Baru pada tingkat 40.000 berbanding 1 membantu menstabilkan harga dan membuka jalan untuk periode pertumbuhan bertahap.<ref name="GTI">{{cite book|url=https://globaltaiwan.org/wp-content/uploads/2020/01/GTI-Navigating-Economic-Challenges-in-a-Contested-Democracy-Jan-2020final.pdf|title=Taiwan Miracle Redux:Navigating Economic Challenges in a Contested Democracy|author=Ryan Terribilini dan Tze-ting Huang|date=Januari 2020|publisher=Global Taiwan Institute|page=10|accessdate=14 November 2021}}</ref>
|