Joseon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gombang (bicara | kontrib)
k memindahkan Joseon ke Dinasti Joseon: lebih sesuai
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 79:
'''Dinasti Joseon''', '''Chosŏn''', '''Chosun''', '''Choseon''' ([[Juli]] [[1392]] – [[Agustus]] [[1910]]), adalah sebuah negara berdaulat yang didirikan oleh [[Taejo dari Joseon|Yi Seong-gye]] yang pada saat ini menjadi [[Korea]]. Dinasti Joseon bertahan selama 5 abad lebih. Pendirian Joseon terjadi setelah lengsernya [[Dinasti Goryeo]] yang beribukotakan di [[Gaeseong]] dan kemudian berpindah ke [[Seoul|Hanyang]]. Wilayah Dinasti Joseon diperluas sampai batas [[Sungai Yalu]] dan [[Sungai Duman|Duman]] di paling utara setelah berhasil menaklukkan [[bangsa Jurchen]]. Joseon merupakan dinasti [[Konfusianisme|Konfusius]] yang terlama memerintah di dunia. Setelah pendeklarasian [[Kekaisaran Korea]] tahun [[1894]], masa kekuasaan dinasti ini berakhir saat dimulainya [[Penjajahan Jepang atas Korea|penjajahan Jepang tahun 1910]].
 
Pendiri Joseon adalah Yi Seong-gye yang diangkat jadi [[Taejo dari Joseon|Raja Taejo]]. Ia adalah seorang anggota [[Yi (nama Korea)|klan Yi]] dari [[Jeonju]] yang melakukan kudeta terhadap [[Woo dari Goryeo|Raja Woo]] dari [[Goryeo]]. Yi Seong-gye terkenal sebagai ahli militer cerdik dalam memimpin perang terhadap [[wokou|bajak laut Jepang]] yang mengganggu perairan Korea. Ia memindahkan ibukota dari Gaegyeong (kini [[Gaeseong]]) ke [[Seoul|Hanseong]] dan mendirikan [[Gyeongbokgung|istana Gyeongbok]] tahun [[1394]]. Suksesi secara [[patrilineal]] dari Raja Taejo tidak pernah terputus sampai zaman moderenmodern. Penguasa terakhir, [[Sunjong dari Korea|Sunjong]], atau Kaisar Yungheui yang diturunkan secara paksa oleh militer Jepang sebagai kepala negara pada tahun [[1910]]. Penerus garis keturunan raja dari Dinasti Joseon pada saat ini hanyalah keturunan dari [[Yeongchinwang]] (Putra Mahkota Uimin) dan [[Uichinwang]] (Pangeran Uihwa) yang merupakan adik Sunjong.
 
Selama rezimnya, Joseon memimpin penuh Korea, menganut paham [[Konfusianisme]] dan menerapkannya dalam masyarakat, mengimpor dan mengadopsi [[kebudayaan]] Tionghoa. Pada saat inilah Korea mencapai kegemilangan dalam bidang [[budaya]], [[literature]], dan [[ilmu pengetahuan]]. Namun demikian Joseon mengalami kemunduran serius di akhir abad ke-16 sampai awal abad ke-17 akibat [[Invasi Jepang atas Korea (1592-1598)|invasi Jepang]] dan [[Invasi Manchu Pertama atas Korea|invasi Dinasti Qing]]. Hal itu menyebabkan Joseon mulai menjalani [[isolasionis|kebijakan isolasi]] terhadap dunia luar sehingga dikenal sebagai [[Kerajaan Pertapa]]. Joseon perlahan membuka diri pada abad ke-18, namun menghadapi perselisihan internal, tekanan asing, serta pemberontakan dalam negeri sehingga menjelang akhir abad ke-19, Joseon mulai kehilangan kecakapannya. Pada tahun [[1895]], Joseon dipaksa menandatangani dokumen kemerdekaan dari [[Dinasti Qing]] setelah kemenangan Jepang dalam [[Perang Sino-Jepang Pertama]] serta [[Perjanjian Damai Shimonoseki]]. Pada tahun 1897-1910, Joseon secara umum dikenal sebagai [[Kekaisaran Korea]] untuk menandakan bahwa Joseon tidak lagi berada dalam kekuasaan Dinasti Qing. Kekaisaran Jepang mengakhiri era Dinasti Joseon pada tahun 1910 saat Raja Gojong dipaksa menandatangani [[Perjanjian Aneksasi Jepang – Korea]].
 
Masa Dinasti Joseon telah meninggalkan warisan yang sangat berpengaruh bagi wajah Korea moderenmodern; etiket dan norma-norma budaya, perilaku bermasyarakat, dan juga bahasa Korea moderenmodern dan dialeknya berakar dari pola pemikiran tradisional periode ini.
 
== Sejarah ==
Baris 112:
Karena ayahnya tidak mau mewariskan stempel kerajaan sebagai tanda sah, Taejong mulai membuat kebijakan yang ia percaya dapat mebuktikan kepandaian dan haknya dalam memimpin. Salah satu usahanya adalah menghapus hak-hak khusus yang dinikmati para pejabat dan bangsawan kerajaan guna memelihara kemiliteran negara. Pencabutan hak-hak isitimewa mereka untuk memperkuat militer secara efektif memperlemah kemampuan para pejabat untuk melakukan pemberontakan, dan juga secara dramatis meningkatkan jumlah orang yang masuk ke militer.
 
Usaha Taejong selanjutnya adalah memperbaiki undang-undang yang terdahulu yang berkaitan dengan pajak kepemilikan tanah. Walau banyak dari para bangsawan yang diuntungkan dari kebijakan Raja Taejo yang mendistribusikan properti dari bangsawan Gwonmun kepada kelompok Sinjin. Namun bangsawan Sinjin menghindari pajak dengan sengaja menyembunyikan tanah-tanah yang mereka beli. Kebijakan Taejong menginvestigasikan kepemilikan tanah di tahun 1405 mengakhiri praktik semacam itu. Dengan penemuan tanah-tanah yang tersembunyi ini, pendapatan nasional meningkat 2 kali. Selain itu Raja Taejong memulai survei populasi untuk pertama kalinya di tahun 1413 dan memerintahkan untuk mendokumentasikan klan atau nama keluarga, tempat kelahiran atau kematian, tanggal lahir dan kematian terhadap semua pria Joseon. Semua pria diatas usia 16 tahun, dari kelas manapun di dalam masyarakat, diharuskan oleh hukum membuat tablet kayu yang merekam nama, tanggal lahir, dan informasi lainnya. Banyak sejarawanahli moderensejarah modern menganggap kebijakan ini berguna sebagai sistem identifikasi sosial warga Joseon dan juga dapat mencegah pria lari dari tugas dan kewajiban militer.
 
Pada tahun 1392 (tahun ke-2 Raja [[Jeonjong dari Joseon|Jeonjong]]), Taejong memainkan peran penting dalam menghentikan Sidang Dopyeong, dewan dari adminstrasi pemerintahan lama yang melakukan monopoli dalam istana selama tahun-tahun akhir Dinasti Goryeo dan membentuk Departemen Euijeong, cabang baru dari adminstrasi pusat yang dikendalikan raja. Setelah melakukan dokumentasi subjek dan kebijakan perpajakan, Raja Taejong membuat kebijakan baru dimana semua keputusan yang dikeluarkan oleh Departemen Euijeong-lah yang sah dengan pengesahan dari raja. Kebijakan ini mengakhiri cara lama dimana para pejabat kerajaan membuat keputusan melalui debat dan negosiasi sementara raja hanya sebagai pemerhati saja. Cara ini labih jauh melibatkan sang raja dalam administrasi dan meningkatkan pengaruh kekuasaannya. Setelah itu Taejong kembali membentuk satu lagi kantor pemerintah, yaitu Kantor Sinmun, untuk menerima kasus-kasus dimana rakyat menerima perlakuan tidak adil atau dieksploitasi oleh para pejabat dan bangsawan.
Baris 126:
Pada dasar piramid, adalah kelas cheonmin atau kelas budak. Perbudakan di Joseon adalah warisan keturunan, namun dapat pula diberlakukan sebagai hukuman legal. Ada kelas budak yang dimiliki oleh pemerintah atau pribadi, dan pemerintah dapat menjual budak kepada rakyat kelas atas. Budak milik pribadi mewariskan keturunan yang juga budak. Selama masa panen yang buruk, banyak dari kelas sangmin yang sukarela menjadi budak demi bertahan hidup. Budak pribadi juga dapat bebas jika mereka mampu membayar. Dalam era Joseon 30% - 40% populasinya adalah kelas budak. Mereka dianggap mengerjakan pekerjaan kasar seperti tukang daging, dan pembuat sepatu.
 
Sistem hirarki sosial Joseon diwariskan dari zaman Goryeo. Pada abad 14 – 17, sistem ini mencapai masa puncaknya. Pada abad 18 – 19, kelas atas bertambah dengan pesat dan sistem ini mulai longgar dan alkhinya dihapuskan secara resmi tahun 1894. Dalam masyarakat moderenmodern sekarang, beberapa keluarga masih mengenali dan menghormati garis yangban mereka.
 
== Iptek dan budaya ==
Baris 144:
Selama sejarah Korea, [[wokou|bajak laut Jepang]] mengacau wilayah pantai dan darat di Korea, oleh karena itu angkatan laut diperlukan untuk melindungi perdagangan maritim. Tentara Joseon mengembangkan persenjataan dengan teknologi baru yang diimpor dari Ming seperti [[meriam]] dan [[panah api]].
 
Dalam masa [[Invasi Jepang ke Korea (1592-1598)]], penglima perang Jepang [[Toyotomi Hideyoshi]] yang berambisi menguasai Tiongkok, menginvasi Joseon dari tahun 1592-1597. Dengan persenjataan moderenmodern dari [[Portugis]], dalam hitungan bulan mereka menduduki semenanjung, [[Seoul|Hanseong]] dan [[Pyeongyang]] pun berhasil diduduki. Akibat perpecahan dalam kabinet kerajaan, kurangnya informasi mengenai kemampuan militer musuh dan gagalnya usaha diplomasi menyebabkan buruknya persiapan Joseon. Berdasarkan [[Babad Dinasti Joseon]], serbuan tentara Jepang dibantu oleh budak-budak yang berontak. Mereka membakar dan meruntuhkan [[Gyeongbokgung|istana Gyeongbok]] dan perpustakaan catatan budak.
 
Perlawanan sengit dari rakyat melemahkan kekuatan musuh dengan kemenangan-kemenangan besar perang naval dalam pimpinan Admiral [[Yi Sun-shin]]. Admiral Yi mengambil alih kendali di perairan dengan menghabisi kapal-kapal suplai Jepang. Adanya bantuan Ming yang mengirimkan bantuan pasukan dalam jumlah besar tahun 1593 berhasil memukul mundur pasukan Hideyoshi. Joseon mengembangkan armada perang dengan perlengkapan canggih dan kemampuan tinggi seperti armada Geobukseon ([[Kapal Kura-kura]]) yang berlapis besi. Namun, kemenangan Joseon dibayar dengan harga yang sangat mahal. Lahan pertanian, saluran irigasi, fasilitas desa dan perkotaan rusak berat. Ratusan ribu penduduk tewas, jutaan lain menderita kerugian materi. Puluhan ribu seniman, pengrajin dan pekerja terbunuh dan diculik ke Jepang guna mengembangkan teknik kerajinan mereka. Para samurai itu juga merampok banyak harta sejarah bernilai Korea, banyak diantaranya disimpan di museum-museum. Pada tahun 1598, para samurai memotong lebih dari 38.000 telinga dan hidung orang Korea sebagai trofi dan membangun [[monumen Mimizuka]] di [[Kyoto]]. Setelah perang berakhir, terputuslahi hubungan Jepang dengan daratan Asia. Jepang tidak dapat lagi menikmati teknologi yang dimiliki daratan Asia. Setelah kematian Toyotomi Hideyoshi, negosiasi antara Joseon dan [[keshogunan Tokugawa]] dilakukan oleh Jepang di [[Tsushima]]. Pada tahun 1604, [[Tokugawa Ieyasu]] menginginkan dibukanya kembali relasi dengan Joseon agar mereka bisa berhubungan kembali dengan daratan Asia. Sesuai perjanjian Tokugawa membebaskan 3000 orang tahanan Joseon. Hasilnya pada tahun 1607, utusan dari Joseon mengunjungi Edo, dan hubungan kedua negara dipulihkan namun terbatas.