Soetedja Poerwodibroto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 45:
 
== Kehidupan awal ==
Soetedja lahir di [[Banyumas]] pada tanggal 15 Oktober 1909 serta merupakan anak keempat dari delapan bersaudara. Ayahnya, Poerwodibroto, adalah seorang pegawai di Kantor Keresidenan. Ia kemudian diangkat sebagai anak oleh Soemandar, juragan tebu dan pabrik batik [[Banjarnegara]]. Bakat bermusiknya mulai bergejolak saat ia suka memukul-mukul peralatan dalam proses produksi batik sehingga ayah angkatnya merasa terganggu. Ia mendapat hadiah biola [[Stradivarius]] buatan tahun 1834 akibat dari perilakunya itu.<ref>{{Cite web|date=2018-04-13|title=Mengintip Dalem Kemandaran, Tempat R Soetedja Dibesarkan {{!}} Purwokerto Kita|url=https://purwokertokita.com/foto/mengintip-dalem-kemandaran-tempat-r-soetedja-dibesarkan.php,%20https://purwokertokita.com/foto/mengintip-dalem-kemandaran-tempat-r-soetedja-dibesarkan.php|language=id-ID|access-date=2021-11-22}}</ref><ref name="kompas.id" />
 
== Karier ==
Saat ia bersekolah di [[Algemeene Middelbare School|AMS Bandung]], Soetedja berguru piano kepada seorang Belanda.<ref name=":0" /> Ia bertekad untuk menjadi seorang musikus daripada menjadi seorang dokter atau ahli hukum sesuai keinginan ayah angkatnya. Begitu ayah angkatnya mengancam mengusirnya, Soetedja memilih meninggalkan Banyumas dan menemui [[Syarif Hamid II dari Pontianak|Sultan Pontianak Hamid II]] lalu melatih anak-anaknya bermusik. Akibat kepergiannya itu, Soemandar jatuh sakit, lalu membujuknya pulang, dengan jaminan ia dapat melanjutkan studi musik ke Eropa.<ref name="kompas.id">{{Cite web|date=2018-11-15|title=Mengenal Soetedja, Pencipta Lagu ”Di Tepinya Sungai Serayu”|url=https://www.kompas.id/baca/utama/2018/11/15/mengenal-soetedja-pencipta-lagu-di-tepinya-sungaiserayu|website=kompas.id|access-date=2021-11-22}}</ref><ref name="kompas.id" />
 
Saat ia pulang ke Jawa, Soemandar mengajak Soetedja naik perahu mengarungi [[Kali Serayu]]. Dari situlah ia menciptakan lagu "[[Di Tepinya Sungai Serayu]]". Selain itu, ayah angkatnya menunjukkan hamparan tebu yang menjadi modal untuk melanjutkan pendidikan musik di Konservatori Musik, Italia.<ref name="kompas.id"/>