Tionghoa Padang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
GuerraSucia (bicara | kontrib) |
||
Baris 36:
Pada 2019, untuk kali pertama diadakan [[Festival Bakcang Ayam dan Lamang Baluo]]. Dalam kegiatan ini, sebanyak 10.000 [[bakcang ayam]] dan [[lamang baluo]] dibagikan kepada masyarakat secara gratis. Kedua kuliner tersebut memiliki kesamaan dalam bahan yang digunakan dan pembuatannya, yakni ketan dengan isian dan dibungkus dengan daun.{{sfnp|Antara|6 Juni 2019}} Selain pembagian makanan, Festival Bakcang Ayam dan Lamang Balio dimeriahkan pulo dengan berbagai pertunjukan budaya Tionghoa Padang dan Minang.{{sfnp|Kompas.id|8 Juni 2019}}
==
[[Berkas:Makam_Korban_Gempa_2009_Warga_Tionghoa_Padang.jpg|pra=https://min.wiki-indonesia.club/wiki/Berkas:Makam_Korban_Gempa_2009_Warga_Tionghoa_Padang.jpg|al=|jmpl|270x270px|Makam korban gempa 2009 dari orang Tionghoa Padang di [[Bungus Teluk Kabung, Padang|Bungus]]]]
Sesudah terjadinya gempa bumi yang mengguncang Sumatra Barat pada 30 September 2009, banyak orang Tionghoa Padang yang mengungsi keluar kota. Hal tersebut berakibat pada menurunnya populasi orang Tionghoa Padang. Hingga kini, belum semua orang Tionghoa yang meninggalkan Padang kembali, walaupun kondisi kota telah pulih. Mengingat Padang merupakan daerah rawan tsunami, orang Tionghoa banyak yang memutuskan pindah keluar kota, seperti Pekanbaru, Medan, dan Jambi.{{sfnp|Rahmi Surya Dewi|2018|pp=28}}{{sfnp|Kompas.id|8 Juni 2019}} Ketika dilakukan Sensus Penduduk pada tahun 2010, persentase orang Tionghoa Padang hanya tinggal 1,1% dari populasi kota atau berjumlah 9.498 jiwa.{{sfnp|Riniwaty Makmur|2018|pp=16}}
|