Vagueness: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Subjudul arti penting: dalam hukum dan sains Tag: kemungkinan perlu dirapikan kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor |
Subjudul: pendekatan |
||
Baris 1:
'''Vagueness''' atau kekaburan makna dalam [[linguistik]] dan [[filsafat]] , berkaitan dengan '''predikat samar (vague)''' yang terjadi pada saat menetapkan batas-batas suatu definisi. Misalnya, kata sifat "tinggi" definisinya kabur ketika diterapkan pada seseorang yang memiliki postur "tinggi sedang". Sebaliknya, bilangan "prima" tidak kabur karena setiap bilangan pasti [[Bilangan prima|prima]] atau bukan. Kekaburan makna biasanya didiagnosis dengan kemampuan predikat untuk memunculkan kondisi [[
Kekaburan makna adalah topik utama penelitian dalam [[logika filsafat]] yang telah menjadi tantangan potensial bagi [[logika klasik]]. Kajian [[semantik formal]] dilakukan untuk menyajikan semantik tersusun bagi ekspresi kabur dalam bahasa. Kajian dalam [[filsafat bahasa]] telah membahas implikasi kekaburan dalam teori makna, sementara ahli [[metafisika]] mempertimbangkan bahwa realitas itu sendiri bersifat kabur.
Baris 11:
=== Dalam sains ===
Banyak konsep ilmiah yang samar, misalnya spesies dalam biologi tidak dapat didefinisikan secara tepat dalam kasus [[spesies cincin]]. Meskipun demikian, konsep spesies dapat diterapkan dengan jelas dalam sebagian besar kasus. Seperti yang diilustrasikan dalam contoh berikut, untuk mengatakan bahwa suatu definisi "samar" tidak mesti memerlukan penilaian kritis. Perhatikan hewan-hewan di Alaska yang merupakan hasil persilangan anjing [[Husky Siberia|husky]] dan serigala : apakah mereka anjing ? Tidak jelas: mereka merupakan kasus batas dalam spesies anjing. Ini berarti konsep anjing yang biasa tidak cukup jelas untuk diambil sebagai sebuah kesimpulan.
== Pendekatan ==
Pertanyaan filosofis tentang apa perlakuan teoretis terbaik untuk kekaburan makna terkait dengan masalah paradoks tumpukan atau paradoks Sorites —telah menjadi bahan perdebatan filosofis.
=== Fuzzy logic ===
Artikel utama: [[Fuzzy logic]]
Pendekatan teoretis fuzzy logic atau logika kabur, dikembangkan matematikawan Amerika, Lotfi Zadeh.Teori ini mengusulkan transisi bertahap antara "kesalahan sempurna", misalnya, pernyataan " Bill Clinton botak", hingga "kebenaran sempurna", untuk, katakanlah, " Patrick Stewart botak". Dalam logika biasa, hanya ada dua nilai kebenaran : "benar" dan "salah". Perspektif kabur berbeda dengan memperkenalkan konsep jumlah nilai kebenaran yang tak terbatas di sepanjang sebuah spektrum antara kebenaran sempurna hingga kepalsuan sempurna. Jika kebenaran sempurna dapat diwakili oleh "1", dan kepalsuan sempurna dengan "0", kasus batas dianggap memiliki "nilai kebenaran" antara 0 dan 1 (misalnya, 0,6). Pendukung pendekatan logika kabur termasuk KF Machina (1976) dan Dorothy Edgington (1993).
[[Berkas:Fuzzy logic temperature en.svg|al=logika kabur|jmpl|Dalam konsep fuzzy logic, misalnya predikat dingin, hangat, dan panas berlaku secara bertahap (sumbu vertikal, 0 dan 1 yang berarti tidak dan ya) menuju suhu tertentu (sumbu horizontal).]]
=== Supervaluasionisme ===
Pendekatan teoretis lain dikenal sebagai " supervaluasionisme ". Pendekatan ini dipertahankan oleh Kit Fine dan Rosanna Keefe. Fine berpendapat bahwa penetapan batas dari suatu predikat samar bukanlah benar atau salah, melainkan merupakan kondisi yang berada dalam "kesenjangan-kesenjangan nilai kebenaran ". Dia membela sistem semantik samar yang menarik dan rumit, berdasarkan gagasan bahwa predikat samar mungkin "dibuat tepat" dalam banyak cara. Sistem ini memiliki konsekuensi bahwa kasus batas istilah yang samar akan menghasilkan pernyataan yang bukan benar atau salah.
=== Subvaluasionisme ===
Dalam semantik supervaluasionis, seseorang dapat mendefinisikan predikat "supertrue" sebagai arti "benar pada semua presifikasi". Predikat ini tidak akan mengubah pernyataan semantik atomis (mis "Frank botak", di mana Frank adalah kasus batas kebotakan), tetapi memiliki konsekuensi bagi pernyataan-pernyataan yang kompleks secara logis. Secara khusus, tautologi logika kalimat, seperti "Frank botak atau Frank tidak botak", akan menjadi supertrue, karena pada setiap kondisi kebotakan, "Frank botak" atau "Frank tidak botak" akan menjadi benar. Karena masalah penetapan batas makna tampaknya mengancam prinsip-prinsip seperti ini (tidak termasuk tengah), fakta bahwa supervaluasionisme dapat "menyelamatkan" mereka dipandang sebagai sebuah kebajikan.
|