Amangkurat I: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Inayubhagya (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual |
k Beberapa perapian |
||
Baris 28:
}}
'''Amangkurat I''' ({{lang-jv|ꦲꦩꦁꦏꦸꦫꦠ꧀꧇꧑꧇|amangkurat kapisan|amangkurat satu}}
== Kehidupan awal ==
Sunan Amangkurat I atau Sunan Tegalarum lahir pada 1618 atau 1619 dengan nama kecil Raden Mas Sayyidin.{{Sfn|Ooi|2004|p=139}}{{Sfn|Kiernan|2007|p=143}} Ia adalah putra dari [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]] dan [[cicit]] dari [[Senapati dari Mataram|Panembahan Senapati]].{{Sfn|Purwadi|2016}} Semasa menjadi [[putra mahkota]], ia tersandung skandal perselingkuhan dengan istri seorang [[abdi dalem]] senior, Tumenggung Wiraguna, pada tahun 1637. Adiknya, Pangeran Alit, mendukung Wiraguna dalam kasus
== Masa pemerintahan ==
Baris 48 ⟶ 46:
Pangeran Alit yang melihat rekannya dibunuh kemudian memberontak dengan menyerang keraton Plered. Serangan itu dapat ditumpas dan Pangeran Alit sendiri terbunuh dalam serangan itu. Takut akan ancaman lebih lanjut dari para ulama yang mendukung Pangeran Alit, Amangkurat I memerintahkan pembantaian terhadap para ulama beserta keluarganya.{{Sfn|Ooi|2004|p=140}} Menurut laporan [[Rijcklof van Goens]], sekitar 5.000 hingga 6.000 orang yang terdiri dari pria, wanita, dan anak-anak dibantai.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=87}} Banyak rekan-rekan lama [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]] yang pernah mengabdinya juga ikut dibunuh.{{Sfn|Ooi|2004|p=140}}
Keluarga dekatnya juga turut menjadi korban. Pada 1659, Amangkurat I memerintahkan [[Pangeran Pekik]], ayah mertuanya, beserta keluarganya dibunuh. Hal ini disebabkan karena Pangeran Pekik berani mengambil seorang gadis yang bernama Rara Oyi, yang hendak dijadikan sebagai selirnya, untuk dinikahkan pada Raden Mas Rahmat.{{Sfn|Hoëvell|1849|p=213}} Pangeran Purbaya, pamannya, hampir saja menjadi korban pembunuhan
=== Pemberontakan Trunajaya ===
|