Geoturisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 50:
Dampak degradasi lahan yang dibiarkan begitu saja dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara seperti ''ecotourism, education'' dan ''economic.'' Menurut Harini ''et al.'' (2014)<ref>Harini MEKS, Rachmawati E, Meilani R, Mardiastuti A, Rushayati SB, Sunkar A, Kosmaryandi N. 2014. ''Rekreasi Alam Dan Ekowista''. Bogor : IPB Press.</ref> ekowisata atau ''ecotourism'' adalah kegiatan perjalanan wisata yang bertanggung jawab di daerah yang masih alami yang didalamnya melibatkan unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam. Pemanfaatan ''ecotourism'' dapat berupa pembukaan kawasan wisata mangrove di daerah yang terkena dampak abrasi dan lahan bekas tambang yang bisa dimanfaatkan untuk geotourism. ''Ecotourism'' sangat penting karena dalam pengembangannya memperhatikan keberlanjutan lingkungan selain itu ''ecotourism'' sangat bekaitan dengan aspek sosial dan aspek ekonomi sehingga menjadi suatu dimensi yang saling berhubungan (Almeyda ''et al''. 2010)<ref>Ameldya AM, Broadbent EN, Wyman MS, Durham WH. 2010. Ecotourism impact in the Nicoya Peninsula, Costa Rica. ''International Journal of Tourism Research''. 12 : 803 – 819.</ref>. Kegiatan ''ecotourism'' ini dapat dibarengi dengan edukasi bagi pengunjung dan pemberdayaan masyarakat sekitar sehingga perekonomian warga bisa meningkat. Hal tersebut merupakan salah satu upaya ekowisata yaitu mentransfer ilmu pengetahuan kepada pengunjung dan meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam perencanaan, pembangunan dan operasional kegiatan wisata (Sugiarto 2016)<ref>Sugiarto E. 2016. ''Pengantar Ekowisata''. Yogjakarta : Khitah Publishing.</ref>.
Contoh kegiatan edukasi yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian materi mengenai pemanfaatan kawasan yang dilakukan, pemberian informasi mengenai sumberdaya yang ada serta kegiatan-kegiatan pelatihan kerajinan. Kegiatan edukasi ini diharapakan menjadi kegiatan yang berkelanjutan dan bukan hanya kegiatan selingan saja. . Kegiatan ekonomi masyarakat sekitar juga dapat ditingkatkan melalui menjual souvenir dan jasa ''tour guide''. Sebelum itu masyrakat diberikan pelatihan dalam pembuatan buah tangan atau ''public speaking'' serta informasi-informasi yang dapat menginterpretasikan kawasan tersebut. Namun dalam penerapannya, diperlukan lembaga yang menaungi masyarakat sehingga semua kegiatan tertata dengan baik dalam kata lain tidak ada kegiatan yang bersifat liar sehingga rasa aman dan nyaman dapat dirasakan oleh masyarakat maupun pengunjung yang datang (Sutiarso ''et al''. 2018)<ref>Sutiarto MA, Arcana KTP, Juliantari NPE, Gunantara IMB. 2018. Strategi pengembangan pariwisata berbasis budaya di Desa Selumbung, Karangasem. ''J Pariwisata Budaya''. 3(2) : 15 - 23.</ref>. Ketiga cara pemanfaatan ini diharapakan dapat berjalan dan saling berhubungan satu sama lain. Maka dari itu perlu dilakukan kegiatan evaluasi yang rutin secara berkala. Hasil evaluasi ini nantinya dapat digunakan untuk pengembangan kawasan kembali sehingga pengembangan yang dilakukan akan lebih optimal (Munthe 2015)<ref>Munthe AP. 2015. Pentingnya evaluasi program di institusi pendidikan: sebuah pengantar, pengertian, tujuan dan manfaat. ''J Scholaria''. 5(2) : 1 - 14. </ref>.
== Referensi ==
<references />
<references />
|