Pornografi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 77:
== Pornografi dan hukum di
=== Pornografi di Indonesia ===
Resminya pornografi di Indonesia ilegal, namun penegakan hukum sangat lemah dan interpretasinya pun tidak sama dari zaman ke zaman. Pada [[1929]] diputar di Jakarta film [[Resia Boroboedoer]] yang menampilkan untuk pertama kalinya adegan ciuman dan kostum renang. Film ini dikecam oleh pengamat budaya [[Kwee Tek Hoay]] yang menganggapnya tidak pantas ditonton.
====1950-an====
Pada [[1954]] [[Nurnaningsih]] menimbulkan kehebohan di masyarakat umum karena berani tampil berani dalam beberapa filmnya yang antara lain disutradarai oleh [[Usmar Ismail]] ([[Krisis]]) dan [[Djadug Djayakusuma]] ([[Harimau Tjampa]]). Di beberapa majalah dimuat fotonya yang seronok. Bahkan kemudian foto bugilnya tersebar luas di masyarakat. Belakangan baru diketahui bahwa foto-foto itu adalah hasil teknik ''montage'', sementara Nurnaningsih sendiri tidak pernah tahu-menahu tentang pembuatannya.[http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=125031&kat_id=84&kat_id1=&kat_id2=] Aktris tenar lainnya yang pernah menjadi korban serupa adalah [[Titien Sumarni]] dan [[Netty Herawati]].
Pada [[1955]], adegan ciuman antara [[Frieda]] dan [[S. Bono]] dalam film [[Antara Bumi dengan Langit]] disensor karena reaksi berat dari masyarakat.
====1960-an====
Sesuai dengan semangat zamannya, film Indonesia pada periode ini banyak didominasi oleh film-film revolusi, seperti [[Pejuang]] ([[1960]]), [[Toha Pahlawan Bandung Selatan]] ([[1961]]), [[Anak-anak Revolusi]] ([[1964]]), dll. Semangat anti [[nekolim]] pada tahun 1963-1965 diterjemahkan ke dalam gerakan anti film-film asing yang kebanyakan diimpor dari [[Amerika Serikat]].
====1970-1980-an====
Pada awal [[1970-an]], perfilman Indonesia berhasil untuk pertama kalinya menggunakan teknik film berwarna. Dunia film Indonesia bangkit dari kelesuan yang panjang. Pada [[1974]], [[Rahayu Effendy]] menjadi simbol seks ketika tampil bugil dengan [[Dicky Soeprapto]] dalam [[Tante Girang]]. [[Suzanna Martha Frederika van Osch|Suzanna]] tampil sebagai bintang film berani dalam adegan ranjang seperti misalnya dalam film [[Bernapas Dalam Lumpur]] ([[1970]]) yang diarahkan oleh [[Turino Djunaedy]] dan [[Bumi Makin Panas]] karya [[Ali Shahab]]. Meskipun demikian penampilan adegan bugil dalam sebagian dari film-film yang bertema panas itu bukan sekadar eksploitasi murahan. Suzanna, misalnya, meraih penghargaan sebagai Aktris Terbaik se-Asia pada [[Festival Film Asia Pasifik]] di [[Seoul]] [[1972]].
Di pihak lain, pada tahun [[1980-an]] ini juga muncul film-film yang menampilkan aktris-aktris cantik dan seksi, dengan pakaian minim, seperti yang terdapat dalam film-film [[Warkop]], namun semuanya lolos sensor, meskipun muncul berbagai protes dari masyarakat.
Sejumlah film muncul dengan judul-judul yang menjurus ke pornografi, juga merajalela pada masa, seperti [[Bernafas di Atas Ranjang]], [[Satu Ranjang Dua Cinta]], [[Wanita Simpanan]], [[Nafsu Birahi]], [[Nafsu Liar]], dll. Sejumlah pemain yang muncul dalam film seperti itu, antara lain [[Inneke Koesherawaty]], [[Ibra Azhari]], [[Lisa Chaniago]], [[Febby Lawrence]], [[Teguh Yulianto]], [[Reynaldi]], [[Kiki Fatmala]], dll.[http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0804/21/0809.htm]
Pada periode yang sama, masyarakat dihebohkan dengan beredarnya kalender bugil dengan model Indonesia. Para model dan juru fotonya diajukan ke pengadilan dan dikenai tuntutan hukum.
[[TVRI]] yang merupakan satu-satunya saluran televisi hingga akhir 1980-an, menampilkan sensor yang sangat ketat terhadap film-film yang disiarkannya. Misalnya, adegan ciuman sama sekali diharamkan sehingga seringkali muncul adegan yang menggelikan, ketika -- karena gunting sensor -- sebuah pasangan ditampilkan seolah-olah menghindari tabrakan bibir. Sementara itu, kehadiran teknologi video telah semakin mempermudah akses terhadap film-film asing yang tidak disensor. Acapkali diberitakan di surat kabar tentang masyarakat pedesaan yang menayangkan film-film biru pada acara-acara perhelatannya dengan menyewa video. Begitu pula bus-bus malam dan hotel-hotel seringkali menyiarkan video-video panas, sementara [[Badan Sensor Film]] tampak tidak berdaya.
====1990-2000-an====
Pada periode ini pengaruh kemajuan teknologi informasi semakin terasa dan sukar dihindari. Kehadiran [[parabola]] televisi, [[VCD]], [[laser discs]], [[DVD]] dan [[internet]], semuanya membuat film dan gambar panas semakin mudah ditemukan, baik di kota besar maupun kecil, bahkan sampai ke pedesaan sekalipun.
Pada [[1996]] [[Ayu Azhari]] muncul dalam adegan panas dalam sebuah film [[Amerika]], [[The Outraged Fugitive]].
Tersedianya kamera video dan ''videophone'' dengan harga relatif murah telah memungkinkan orang merekam adegan-adegan panas, yang pada mulanya dimaksudkan hanya untuk koleksi pribadinya. Pada periode inilah muncul sejumlah kasus seperti sepasang mahasiswa dari kota [[Bandung]], atau peredaran klip video yang dibuat dengan videophone oleh seorang pejabat di Kalimantan.
Awal April [[2006]] majalah [[Playboy]] edisi Indonesia beredar pertama kali dalam versi yang jauh berbeda dengan aslinya, meskipun rencana peredarannya jauh-jauh hari telah banyak ditentang oleh berbagai unsur masyarakat dan pemerintah.
Sebagian kalangan di masyarakat berusaha menangkal perubahan-perubahan dahsyat ini melalui [[Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi]]. Sebagian lagi merasa bahwa RUU APP ini hanya akan memasung kreativitas seni dan mengabaikan kemajemukan di dalam masyarakat.
=== Pornografi di sejumlah negara lain ===
* [[Amerika Serikat]]: Bahan-bahan porno berat legal pada tingkat Federal kecuali bila memenuhi [[uji Miller]] tentang [[ketidakpantasan]], yang sangat jarang. [[Pornografi anak]] yang menyajikan gambaran tentang anak-anak yang benar-benar terlibat dalam tindakan-tindakan seks atau yang berpose dalam penampilan yang porno adalah kejahatan. Tuntutan terhadap pornografi maupun toleransinya sangat berbeda-beda dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya dan dari kota ke kota. Materi-materi/tindakan-tindakan tertentu dikeluarkan sendiri dari bahan porno biasa. Bahan-bahan porno tidak boleh diberikan kepada orang yang berusia kurang dari 18 tahun atau di beberapa daerah, 21 tahun. Beberapa upaya untuk membatasi pornografi di [[internet]] telah dibatalkan oleh pengadilan; lihat: [[Pornografi internet]].
Baris 110 ⟶ 145:
* [[Vietnam]]: Ilegal. Penegakan hukum ketat. Menurut undang-undang, pornografi merusakkan nilai-nilai standar Vietnam. [http://www.catwinternational.org/factbook/Vietnam.php]
* [[Yunani]]: Majalah-majalah ringan, kalender, dan kartu permainan dijual secara terbuka di kios-kios tepi jalan dan di toko-toko wisata. Pornografi yang ekstrem atau sangat jelas umumnya dibatasi hanya dijual di toko-toko dewasa. Kini kebanyakan kios di Athena memampangkan majalah-majalah dan DVD porno berat.
==Lihat pula==
|