Sumeria: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kotak info |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2 |
||
Baris 35:
Secara harfiah, berarti "tanah dari petuanan (lokal, bangsawan) asli". Stiebing (1994) mengartikannya sebagai "Tanah dari Petuanan Cahaya".<ref>(William Stiebing, Ancient Near Eastern History and Culture).</ref> Postgate (1994) menganggao ''en'' sebagai pengganti "bahasa" ''eme'', yang menjadi "tanah di jantung Sumeria".({{cite book|title=Early Mesopotamia: Society and Economy at the Dawn of History|url=https://archive.org/details/earlymesopotamia00post|author=John Nicholas Postgate|publisher=Routledge (UK)|year=1994}}.
Meskipun begitu, beberapa peneliti menyangsikan ide mengenai sebuah bahasa Proto-Efrat atau satu subtrata bahasa. Mereka berpendapat, bahwa bahasa Sumeria awalnya merupakan bahasa para pemburu dan nelayan, yang hidup di rawa-rawa dan [[Arabia Timur|kawasan pantai Arabia Timur]], yang merupakan bagian dari kebudayaan [[Periode Ubaid|bifasial Arabia]].<ref>Margarethe Uepermann (2007), "Structuring the Late Stone Age of Southeastern Arabia" (Arabian Archaeology and Epigraphy Arabian Archaeology and Epigraphy Volume 3, Issue 2, pages 65–109)</ref> Bukti-bukti sejarah yang lebih bisa diandalkan muncul jauh setelah masa ini; tidak ada satupun penanggalan di daerah Sumer sebelum masa [[Enmebaragesi]] (c. Abad ke-26 SM). Profesor [[Juris Zarins]] meyakini bahwa bangsa Sumeria menetap di sekitar pantai [[Arabia Timur]], yang merupakan Teluk Persia pada masa kini, sebelum tergenang pada akhir Zaman Es.<ref>{{cite journal |last=Hamblin |first=Dora Jane |date=May 1987 |title=Has the Garden of Eden been located at last? |url=http://www.theeffect.org/resources/articles/pdfsetc/Eden.pdf |format=PDF |journal=Smithsonian Magazine |publisher= |volume=18 |issue=2 |pages= |doi= |accessdate=8 January 2014 |archive-date=2014-01-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140109135715/http://www.theeffect.org/resources/articles/pdfsetc/Eden.pdf |dead-url=yes }}</ref>
Mereka telah mengenal bercocok tanam dan sudah memiliki sistem pengairan. Bangunan-bangunan mereka dibuat dari lumpur. Mereka menganut [[agama]] [[politheisme]].
|