Sembahyang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual pranala ke halaman disambiguasi
Baris 1:
[[Berkas:Pura Batubolong Lombok 1.JPG|jmpl|ka|400px|Umat [[Hindu Dharma]] sedang melakukan sembahyang.]]
'''Sembahyang''' atau '''ibadah''' adalah suatu bentuk kegiatan [[agama|keagamaan]] yang menghendaki terjalinnya hubungan dengan [[Tuhan]], [[dewa]], [[roh]] atau kekuatan gaib yang dipuja, dengan melakukan kegiatan yang disengaja. Sembahyang dapat dilakukan secara bersama-sama atau perseorangan. Dalam beberapa tradisi agama, sembahyang dapat melibatkan nyanyian berupa [[himne]], [[tarian]], pembacaan naskah agama dengan dinyanyikan atau disenandungkan, pernyataan formal [[kredo]], atau ucapan [[spontan]] dari orang yang berdoa.
 
Seringkali sembahyang dibedakan dengan '''[[doa]]''', doa lebih bersifat spontan dan [[pribadi]], serta umumnya tidak bersifat [[ritual]]istik. Meskipun demikian pada hakikatnya aktivitas ini sama, yakni sebuah bentuk [[komunikasi]] antara [[manusia]] dengan Tuhannya.
 
Kebanyakan agama menggunakan salah satu cara dalam melaksanakan ritual persembahyangannya. Beberapa agama meritualkan kegiatan ini dengan menerapkan berbagai [[aturan]] seperti waktu, tata cara, dan urutan sembahyang. Ada juga yang menerapkan aturan ketat mengenai apa saja yang harus disediakan, misalnya benda [[persembahan]] atau [[sesajen]], serta kapan ritual itu harus dilakukan. Sementara beberapa pandangan lainnya memandang berdoa atau bersembahyang dapat dilakukan kapan saja, oleh siapa saja.
 
== Etimologi ==
Istilah sembahyang berasal dari kata ''sembah'' dan ''yang'' (berkerabat dengan kata ''[[hyang]]'' dalam bahasa Sunda, Jawa, dan Bali), yang artinya menyembah atau memuja yang. Meskipun kini digunakan sebagai ibadah beberapa agama di Indonesia, istilah ini memiliki akar pada pemujaan arwah leluhur dan roh-roh penjaga alam yang disebut [[hyang]] yang kemudian dikaitkan dengan dewa-dewa dalam kepercayaan Hindu.
 
== Hindu ==
Dalam [[Hindu]] terdapat berbagai macam persembahyangan, doa ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: prārthanā) atau puja. Dilakukan berdasarkan beberapa hari suci dalam agama Hindu atau pemujaan pada dewa atau arwah yang dihormati. Persembahyangan dapat dilakukan dalam kuil keluarga maupun [[pura]] di lingkungannya. Ritual terkadang melibatkan api atau air sebagai lambang kesucian. Pembacaan suatu bait mantra terus menerus dengan notasi dan waktu tertentu, atau juga [[meditasi]] dalam yang diarahkan pada dewa yang dituju. Pemujaan dalam Hindu dapat ditujukan kepada arwah seseorang suci yang dimuliakan, [[dewata]], salah satu atau seluruh [[Trimurti]]; dewa tertinggi dalam Hinduisme perwujudan Tuhan, atau meditasi untuk mencapai kebijaksanaan sejati, mencari ketiadaan tak berbentuk seperti yang dilakukan para resi dan orang suci pada dahulu kala. Beberapa tarian sakral juga dianggap sebagai salah satu prasyarat kelengkapan suatu upacara keagamaan.
 
Kesemuanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan spiritual pribadi atau mencapai pencerahan spiritual. Hindu dapat bersembahyang kepada kebenaran dan keberadaan absolut tertinggi yang disebut Brahman, atau secara umum ditujukan kepada salah satu manifestasinya dalam Trimurti, yakni Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, Shiwa sebagai dewa penghancur. Atau diarahkan pada [[Awatara]], penitisan Wishnu di atas bumi yaitu [[Rama]] dan [[Krishna]]. Pemujaan juga dapat ditujukan pada [[shakti]] dewa, yakni dewi-dewi pasangan sang dewa. Umat Hindu biasanya bersembahyang dengan mengatupkan kedua telapak tangan dengan khidmat yang disebut 'pranam' dalam bahasa Sanskerta.
 
== Islam ==
Baris 56 ⟶ 57:
 
== Lihat pula ==
* [[Kemujaraban doa]]
* [https://hijrahdulu.com/kekuatan-doa/ Kekuatan Doa]
*[[Kemujaraban doa]]
 
== Referensi ==