Fatwa Oran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariefgutawa (bicara | kontrib)
Ariefgutawa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 32:
[[Berkas:The Moorish Proselytes of Archbishop Ximenes, Granada, 1500.jpg|jmpl|Fatwa Oran ini diberikan dalam konteks pemaksaan agama Katolik terhadap umat Islam di Spanyol. Lukisan menunjukkan [[pembaptisan]] massal umat Islam di [[Granada]] oleh [[Francisco Jiménez de Cisneros|Kardinal Cisneros]].]]
 
SebelumPada selesainyatahun-tahun sebelum sempurnanya ''reconquista'', umat Muslim yang dikalahkan umumnya diberi [[kebebasan beragama]] sebagai syarat menyerahnya mereka. SebagaiSalah satu contoh, [[Traktat Granada]], yang mengatur menyerahnya Granada[[emirat]] tersebut, memberikan serangkaian hak kepada umat Muslim yang ditaklukkan, termasuk toleransi beragama dan perlakuan adil, sebagai balasanganti atasdari menyerahnyatunduknya mereka. Namun, meningkatnya peristiwa pemurtadanpemaksaan paksa (yang bertentangan dengan Traktat Granada)agama menimbulkan [[Pemberontakan Alpujarras (1499–1501)|serangkaian pemberontakan Muslim]] di Granada (1499–1501).{{sfn|Coleman|2003|p=6<!--quote=Outraged by Cisneros's efforts and his reported use of torture, Granada's Muslims in December 1499 rose up in an open rebellion that quickly spread to the nearby Alpujarras Mountains.-->}}{{sfn|Carr|2009|p=59}} Pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan, dan setelah itu, hak-hak yang diberikan kepada umat Muslim oleh Traktat Granada dicabut oleh pihak kerajaan.{{sfn|Lea|1901|p=35}} Umat Muslim GranadaMereka diberi pilihan untuk menetapdapat tetap tinggal di sana dan menerima [[pembaptisan]], menolak pembaptisan dan diperbudak atau dibunuh, atau diasingkan.{{sfn|Harvey|2005|p=48}} Pilihan pengasingan sering kali mustahil dalam praktiknyaprakteknya karena kesulitan dalam mengatur perjalanan tiap-tiap keluarga menuju wilayah Muslim di Afrika Utara, ketidakmampuan membayar biaya yang dikenakan pihak kerajaanotoritas, dan tekanan-tekanankecenderungan umum dari pihak penguasaotoritas yangtidak inginmerekomendasikan menghindariopsi pengosongan penduduktersebut.{{sfn|Harvey|2005|p=48}}
 
Sebagian umat Muslim, khususnya orang-orang yang tinggal di dekat [[Andalusia|pesisir selatan]], memilih pengasingan,{{sfn|Harvey|2005|pp=48–49}} tetapi sebagian besar memilih untuk berpura-pura memeluk agama Kristen (satu-satunya cara untuk bertahan hidup) meskipun diam-diam masih meyakini dan menerapkan Islam.{{sfn|Harvey|2005|p=49}} Umat Muslim memeluk agama Kristen secara massal, dan pada tahun 1501, seluruh penduduk Muslim di Granada di atas kertas sudah menjadi Kristen.{{sfn|Carr|2009|p=74}}{{sfn|Harvey|2005|p=57}} Kesan sukses dari kebijakan di Granada mendorong serangkaian titah dan proklamasi pada 1501 dan 1502 yang secara efektif menempatkan umat Muslim di kawasan lain di Kastilia dalam nasib yang sama.{{sfn|Harvey|2005|p=57}} Umat Kristen baru yang tadinya beragama Islam, bersama dengan keturunan mereka, disebut oleh sumber-sumber Spanyol dengan sebutan [[Morisco]].{{sfn|Harvey|2005|p=6}} Selain terpaksa menerima agama Kristen dan meninggalkan iman dan ritual Islam, mereka juga mengalami tekanan untuk menjalani gaya hidup Kristen, termasuk masuk gereja, mengirim anak-anak mereka untuk diajarkan doktrin Kristen, dan menyantap makanan dan minuman yang [[Hukum makanan dalam Islam|diharamkan]] dalam hukum Islam.{{sfn|Harvey|2005|pp=49–52}}