Logika kabur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
Jadi, dapat disimpulkan bahwa logika kabur merupakan suatu cara untuk [[Hitung cepat|berhitung]] dengan menggunakan [[Variabel (matematika)|variabel]] [[Kata|kata-kata,]] untuk mengganti berhitung dalam [[bilangan]]. Variabel kata yang dihasilkan oleh logika kabur memang tidak memiliki ketepatan pasti seperti [[Digit|angka]], oleh karena itu kepastiannya hampir seperti intuisi [[manusia]]. Contoh variabel kata yang muncul dari logika kabur seperti, ''kira-kira, lebih kurang, merasakan,'' dan lain sebagainya. Antonim dari logika kabur yaitu logika tegas. Konsep logika tegas hanya mengenal dua konsep, yaitu "''Ya''" atau "''Tidak''" atau apabila diasosiasikan dalam bilangan hanya mengenail 1 atau 0. Sedangkan logika kabur sifatnya samar, sehingga dapat diartikan bahwa logika kabur merupakan logika tak hingga yang memiliki banyak nilai kebenaran yang dinyatakan dalam bilangan real [0,1].<ref>{{Cite web|last=Sam’an|first=Muhammad|date=2015-01-01|title=Implementasi Fuzzy Inference System sebagai Sistem Pengambilan Keputusan Pemilihan Program Studi di Perguruan Tinggi|url=https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm/article/view/7420/5137|website=Journal UNNES|page=68|access-date=2021-12-12}}</ref> Alasan para [[peneliti]] menggunakan logika kabur dalam memecahkan rumusan masalah dikarenakan konsep matematika dapat digunakan dengan [[Kesederhanaan|sederhana]], sehingga mudah dimengerti dalam proses pengerjaan. Logika kabur juga bersifat fleksibel, yang memungkinkan pengerjaan dapat dikolaborasikan antara pemodelan dengan model komputer atau dengan cara konvensional.<ref>{{Cite web|last=Setiawan|first=Agung|date=2018-01-01|title=Logika Fuzzy dengan Matlab|url=https://agung73.com/wp-content/uploads/2018/12/Buku-Logika-Fuzzy.pdf|website=Agung 73|publisher=IKAPI|page=1-2|access-date=2021-12-12}}</ref>
 
== SejarahPerkembangan ==
Logika kabur dikembangkan oleh Lotfi Asker Zadeh di tahun 1965.<ref>{{Cite web|last=Irawan|first=Muhammad Dedi|date=2018-12-02|title=IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY DALAM MENENTUKAN JURUSAN BAGI SISWA BARU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 AIR PUTIH|url=https://media.neliti.com/media/publications/281887-implementasi-logika-fuzzy-dalam-menentuk-c7f782bb.pdf|website=Media Neliti|page=130|access-date=2021-12-12}}</ref> Logika kabur merupakan pengembangan dari himpunan ''fuzzy.'' Teori ini dikembangkan di Amerika Serikat, namun banyak diaplikasikan oleh para ilmuwan Jepang. Di tahun 1970 para peneliti Jepang mampu mengaplikasikan teori logika kabur ke dalam permasalahan teknik. Beberapa produk teknologi yang tercipta dari pengaplikasian teori logika kabur di antaranya, AC dan mesin cuci.<ref>{{Cite web|last=Ritha|first=Nola|date=2020-11-01|title=Modul Pembelajaran Kecerdasan Buatan|url=https://informatika.ft.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2020/11/MODUL-PEMBELAJARAN-AI-PBL.pdf|website=Informatika Fakultas Teknik Umrah|page=69|access-date=2021-12-12}}</ref> Penggunaan mesin cuci dengan menggunakan teori logika kabur dapat memungkinkan untuk mengatur kecepatan perputaran mesin berdasarkan dengan jumlah pakaian yang akan dicuci dengan volume air. Penggunaan AC dengan menggunakan teori logika kabur mampu menghemat listrik dengan cara mengkondisikan pendingin berdasarkan suhu dalam ruangan. Di tahun 1980, teori logika kabur mulai diimplementasikan dalam penggunaan dasar logika untuk komputer modern. Kini teori logika kabur sudah digunakan oleh berbagai lintas bidang, seperti dalam pembuatan kecerdasan buatan.<ref>{{Cite web|last=Solichin|first=Achmad|title=Apa itu Logika Fuzzy? Pengenalan Konsep Dasar dan Aplikasinya – Achmatim.Net|url=https://achmatim.net/2021/05/12/apa-itu-logika-fuzzy-pengenalan-konsep-dasar-dan-aplikasinya/|language=en-US|access-date=2021-12-12}}</ref>
 
Teori ini berkembang pesat di Negara Jepang. Alasannya, karena budaya orang Barat, seperti Amerika Serikat memandang suatu rumusan permasalahan hanya bisa dijawab oleh “Ya” atau “Tidak” atau biasa disebut dengan logika biner Aristoteles. Sedangkan budaya orang Timur, termasuk di dalamnya masyarakat Jepang terbiasa dengan istilah ''dunia abu-abu'', yang memiliki kemungkinan 0 dan 1 dalam memecahkan rumusan masalah.<ref>{{Cite web|last=Syafrinidawaty|date=2020-04-06|title=LOGIKA FUZZY|url=https://raharja.ac.id/2020/04/06/logika-fuzzy/|website=UNIVERSITAS RAHARJA|language=en-US|access-date=2021-12-12}}</ref>
 
== Referensi ==