Argumen dari ketidaktahuan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 6:
# tak diketahui antara benar atau salah
# tidak dapat diketahui.
Dalam perdebatan, argumen dari ketidaktahuan kadang-kadang digunakan untuk mengalihkan [[beban pembuktian]] (''burden of proof''). Dikatakan atau dianggap benarnya suatu kesalahan yang dimaksud apabila dalam waktu ada, kesalahan tersebut tidak dibuktikan salahnya dengan mengikuti kontraposisi yang ditetapkan.<ref>{{Cite book|last=Kosasih|first=Johannes Ibrahim|year=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Kausa_yang_Halal_dan_Kedudukan_Bahasa_In/Xec_EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1|title=Kausa yang Halal dan Kedudukan Bahasa Indonesia dalam Hukum Perjanjian|location=Jakarta|publisher=Sinar Grafika|isbn=978-979-007-851-2|edition=|pages=110}}</ref> Misalnya, saya belum melihat Sang Maha Kuasa, malaikat maupun iblis; jadi, sudah pasti mereka tidak ada.{{Sfn|Hidayat|p=142|2018}} Pernyataan di atas merupakan kesalahan dalam logika berpikir karena tidak mungkin jika seseorang tidak mengetahui bahwa sesuatu itu ada atau tidak ada, bukan berarti sesuatu itu tidak benar-benar ada.{{Sfn|Hidayat|p=143|2018}}
== Contoh ==
|