Iklan tertarget: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PutraHP (bicara | kontrib)
PutraHP (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 16:
Iklan tertarget daring dimulai tidak lama setelah iklan [[Firma]] [[Hukum]] Heller Ehrman White & McAuliffe yang dapat diklik dan iklan berbentuk spanduk pertama milik [[AT&T]] ada di internet pada tahun 1994. Sejak saat itu, industri periklanan secara daring berkembang sangat pesat. Agensi WebConnect adalah jaringan periklanan pertama yang memulai iklan tertarget agar iklan klien mereka hanya dilihat oleh pembeli potensial pada tahun 1995. Pada tahun 2007, pendiri dan [[Direktur utama|CEO]] [[Meta Platforms|Facebook]], [[Mark Zuckerberg]] mengenalkan iklan tertarget di platform buatannya.<ref name=":19" /><ref>{{Cite web|date=9 Agustus 2021|title=Addressable advertising & its importance explained|url=https://www.adbutler.com/blog/article/addressable-advertising-importance-explained|website=www.adbutler.com|access-date=2 Desember 2021}}</ref>
 
Setelah era penggunaan data dari pihak ketiga yang terbentur pada regulasi undang-undang perlindungan privasi, saat ini keterlibatan kecerdasan buatan dan analisis data memungkinkan iklan tertarget tanpa menggunakan data kuki pihak ketiga. [[Google Chrome|Chrome]] sebagai peramban global terbesar, mengumumkan bahwa pada Januari 2023 mereka tidak lagi menggunakan kuki dari pihak ketiga. Di luar jaringan internet, iklan tertarget juga dapat ditemukan di [[televisi kabel]] atau [[televisi satelit]]. Saat menyaksikan satu acara yang sama pada jam yang sama, iklan yang disaksikan oleh seseorang akan berbeda dengan iklan [[tetangga]] sebelah rumahnya.<ref name=":14" /><ref>{{Cite web|last=Dillon|first=Grace|date=21 Juli 2021|title=Contextual Advertising: AI's Answer to a Cookieless World - ExchangeWire.com|url=https://www.exchangewire.com/deep-dive/contextual-advertising-ais-answer-to-a-cookieless-world/|website=www.exchangewire.com|language=|access-date=2 Desember 2021}}</ref>
 
== Jenis ==
Baris 43:
Bentuk iklan tertarget ini menggunakan [[media sosial]] sebagai tempat untuk menawarkan satu produk. Media sosial memiliki banyak sekali data pengguna. Mulai dari [[demografi]], minat, dan perilaku [[konsumen]] mengingat saat ini sebagian besar orang menggunakan berbagai platform media sosial untuk mengunggah semua hal yang mereka lakukan sehari-hari. Di media sosial seseorang hanya akan disuguhi iklan yang berhubungan dengan minat dan aktivitas berselancar mereka di dunia maya. Sehingga para pengiklan mengeluarkan biaya hanya untuk audiensi yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk membeli produk mereka dan bukan untuk orang-orang yang tidak memiliki minat sama sekali. Hal ini membuat iklan di media sosial lebih efektif dan efisien.<ref name=":11">{{Cite web|date=6 Agustus 2020|title=Your Guide to Social Media Targeting|url=https://digivizer.com/blog/social-media-ad-targeting-guide/|website=Digivizer|language=|access-date=1 Desember 2021}}</ref><ref name=":12">{{Cite web|last=Patterson|first=Mandy|date=26 Oktober 2020|title=Your guide to social media targeting via Sprout Social|url=https://sproutsocial.com/insights/your-guide-to-social-media-targeting-via-sprout/|website=Sprout Social|language=|access-date=1 Desember 2021}}</ref><ref name=":13">{{Cite web|last=Loresco|first=Shadz|date=14 September 2021|title=How To Find and Target the Right Audience on Social Media|url=https://thriveagency.com/news/how-to-find-and-target-the-right-audience-on-social-media/|website=Thrive Internet Marketing Agency|language=|access-date=1 Desember 2021}}</ref>
 
Secara spesifik data yang digunakan oleh media sosial dalam iklan tertarget adalah lokasi domisili konsumen, [[jenis kelamin]], usia, tingkat [[pendidikan]], status pernikahan ([[Pernikahan|menikah]] atau tidak, [[Duda dan janda|janda]], [[Duda dan janda|duda]]), pendapatan, [[profesi]], [[suku]], [[bahasa]], minat pemilik akun, [[kata kunci]], penggunaan [[tagar]] atau ''hashtag'', percakapan-percakapan di dalam media sosial, [[Operator jaringan seluler|operator]] sistem dan [[Jaringan Teknologi Komunikasi|jaringan]] yang dipakai pemilik akun, [[gawai]] yang digunakan untuk mengakses media sosial, hingga peristiwa hidup seperti perayaan [[ulang tahun]] atau, ulang tahun [[pernikahan]], dan [[Kelahiran|kelahiran.]]<ref name=":11" /><ref name=":12" /><ref>{{Cite web|last=Mccarthy|first=Aisling|date=12 Juli 2018|title=Targeting on Social Media: The Why and How|url=https://www.mediaupdate.co.za/marketing/144209/targeting-on-social-media-the-why-and-how|website=Media Update|language=|access-date=1 Desember 2021}}</ref>
 
Empat platform media sosial yang umum digunakan untuk beriklan adalah Facebook, [[Instagram]], [[Twitter]], dan [[YouTube]]. Masing-masing platform memiliki kelebihan serta spesifikasi penggunanya. Saat ini, sebagian besar orang memiliki lebih dari satu akun media sosial sehingga para pengiklan dapat mengoptimalkan iklan tertargetnya dengan strategi multi-platform.<ref name=":13" />
Baris 60:
Penargetan geografis adalah bentuk iklan tertarget yang memasarkan satu produk dengan menggunakan skala geografis seperti kode pos, kota, negara, hingga benua tempat konsumen berdomisili.<ref>{{Cite web|title=Geo Targeting Examples and Definition|url=https://www.dynamicyield.com/glossary/geo-targeting/|website=Dynamic Yield|language=|access-date=5 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite web|date=11 Oktober 2017|title=Are Geo-Targeting Facebook Ads Right for Your Business?|url=https://adespresso.com/blog/geo-targeting-facebook-ads/|website=AdEspresso|language=|access-date=5 Desember 2021}}</ref>
 
Penargetan geografis yang disebut juga ''geotargeting'' dimungkinkan oleh jaringan [[alamat IP]], teknologi [[triangulasi]] [[Wi-Fi|wi-fi]], informasi lokasi pengguna, kuki dari hasil berselancar yang dilakukan oleh konsumen, dan optimalisasi [[Sistem Pemosisi Global|GPS]]. Meskipun ada kemungkinan kecil sistem ini tidak bekerja jika konsumen atau pengguna internet menggunakan [[peladen]] proksi, [[Jaringan pribadi virtual|VPN]], atau perangkat lain untuk menyembunyikan alamat IP mereka.<ref>{{Cite web|title=How does Geo targeting Work?|url=https://www.geoedge.com/university/how-does-geo-targeting-work/|website=GeoEdge|access-date=5 Desember 2021}}</ref><ref name=":16">{{Cite web|last=Fiorelli|first=Gianluca|date=1 Juli 2021|title=How Many Benefits Do You Get From Geotargeting?|url=https://www.wearemarketing.com/blog/how-many-benefits-do-you-get-from-geotargeting.html|website=www.wearemarketing.com|language=|access-date=5 Desember 2021}}</ref>
 
[[Perangkat lunak]] yang digunakan untuk penargetan geografis sebagian besar berasal dari media sosial seperti [[Meta Platforms|Facebook]], [[Twitter]], [[Instagram]], [[LinkedIn|Linkedln]], atau [[Snapchat]] dan perangkat [[Google Adsense|Google Adsense.]]<ref>{{Cite web|last=|date=4 Desember 2021|title=What is geo-targeting?|url=https://www.bigcommerce.com/ecommerce-answers/what-is-geo-targeting/|website=BigCommerce|language=|access-date=5 Desember 2021}}</ref>
Baris 82:
 
=== Penargetan langsung ===
Penargetan langsung (''real-time targeting'') disebut juga sebagai penargetan produk kognitif atau ''cognitive product targeting'' adalah metode beriklan yang dibantu oleh kecerdasan buatan atau ''artificial intellegence'' (AI) sehingga memungkinkan pengiklan memprediksi keinginan konsumen.<ref name=":1">{{Cite web|date=Mei 2020|title=Realtime Customer Marketing: Definition, Targeting, Examples|url=https://www.optimove.com/resources/learning-center/realtime-customer-marketing|website=Optimove|language=|access-date=1 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite web|last=Ismi|first=Trias|date=14 Desember 2020|title=Real Time Marketing, Strategi Efektif untuk Tingkatkan Brand Awareness|url=https://glints.com/id/lowongan/real-time-marketing/|website=Glints Blog|language=|access-date=1 Desember 2021}}</ref>
 
Cara kerjanya adalah dengan menggunakan [[algoritme]] dan jaringan yang menyerupai kerja [[otak]] memproses informasi dan mengekstraksi model yang berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan oleh pengiklan yang didapatkan dari data abstrak yang tersebar. Mekanisme ini menggunakan banyak lapisan jaringan untuk memperoleh informasinya. Dalam sistem ini, data yang dianalisis mencapai [[Miliar|miliaran]] dan melintasi berbagai kanal seperti [[aplikasi]], [[surat elektronik]], dan situs milik [[konsumen]].<ref name=":3">{{Cite web|date=22 Agustus 2019|title=How Real-Time Customer Intent Targeting Can Boost Your Conversions |Appier|url=https://www.appier.com/blog/how-real-time-customer-intent-targeting-can-boost-your-conversions/|website=Appier|language=|access-date=1 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite web|title=What is Realtime Targeted Marketing?|url=https://www.marketflare.com/how-to/what-is-real-time-targeted-marketing/?__cf_chl_tk=kQ_eguasb84zNWIWyLOVWkm14iOlxl52I8y2w6DllqY-1638299624-0-gaNycGzNCNE|website=www.marketflare.com|access-date=1 Desember 2021}}</ref>
 
Data yang diolah oleh sistem ini dapat berupa aktivitas pembelian terkini dari konsumen baik itu pembelian tiket [[Pesawat terbang|pesawat]], barang elektronik, rumah, atau perabotan rumah tangga. Selain itu penargetan langsung juga mencari tahu toko apa saja yang sudah konsumen kunjungi melalui akses [[Sistem Pemosisi Global|GPS]], [[jaringan nirkabel]], dan [[data]] [[seluler]]. Pembelian berulang yang dilakukan oleh satu konsumen juga merupakan dasar dari penargetan langsung dengan asumsi bahwa hal tersebut menunjukkan ketertarikan dan kebutuhan yang besar akan satu produk.<ref name=":3" />
 
Dengan penargetan langsung, perusahaan atau pengiklan dapat menyesuaikan tawaran produk berdasarkan perilaku konsumen. Misalnya dengan mengirimkan kode kupon untuk potongan harga kepada konsumen yang mencari barang tertentu melalui telepon selulernya beberapa hari sebelumnya. Pengiklan juga dapat menawarkan rekomendasi produk yang berhubungan dengan riwayat pencarian atau pembelian konsumen. Misalnya saat konsumen mencari atau membeli tas untuk mendaki [[gunung]], pengiklan dapat memberikan rekomendasi sepatu gunung atau [[Tenda besar|tenda]]. Pengiklan juga dapat mendorong konsumen untuk datang ke tempat usaha mereka. Sebagai contohnya, toko atau [[Rumah makan|restoran]] dapat mengetahui apabila konsumen berada di dekat mereka lalu mengirimkan pesan melalui telepon seluler atau surat elektronik yang berisi ajakan untuk berkunjung.<ref name=":1" /><ref name=":2">{{Cite web|date=12 Juni 2019|title=How Real-Time Targeting Can Revolutionize Your Marketing Strategy|url=https://www.bdex.com/how-real-time-targeting-can-revolutionize-your-marketing-strategy/|website=BDEX|language=|access-date=1 Desember 2021}}</ref>
 
Dalam menyasar konsumen, secara umum terdapat tiga kriteria. Konsumen dengan intensi tinggi, sedang, dan rendah. Konsumen dengan intensi tinggi adalah mereka yang memasukkan satu barang ke dalam keranjang belanja atau melihat barang tersebut beberapa kali dalam satu atau dua hari terakhir. Perlakuan untuk konsumen ini adalah dengan mengirimkan pesan yang secara tidak langsung mendesak mereka untuk menyelesaikan transaksinya. Contohnya dengan memberikan informasi bahwa barang tersebut adalah stok terakhir atau memberikan potongan harga yang cukup besar dan hanya berlaku hari itu saja. Konsumen dengan intensi sedang adalah mereka yang melihat satu barang beberapa kali dalam satu minggu terakhir. Untuk konsumen ini, dibutuhkan informasi yang lebih banyak agar mereka merasakan keharusan untuk berbelanja. Informasi seperti ini membutuhkan bantuan [[kecerdasan buatan]] untuk mengetahui minat konsumen yang bersangkutan selain dari barang yang mereka lihat tersebut. Tujuannya agar dapat mengirimkan informasi produk terkait kepada mereka. Sedangkan untuk konsumen dengan intensi rendah, bantuan kecerdasan buatan akan membantu produsen atau pengiklan untuk melihat apakah ada ketertarikan terhadap produk tertentu atau hanya sekadar menjelajahi internet.<ref name=":4" /><ref name=":1" /><ref name=":3" />
 
Data dari kecerdasan buatan membantu pengiklan mengatur strategi pemasaran mereka melalui 5 cara yaitu dengan memetakan ketertarikan konsumen dengan perilakunya, mengoptimalisasi strategi penargetan, menguji secara langsung dan melihat perubahan konsumen, analisaanalisis dan optimalisasi yang lengkap, dan meningkatkan kemampuan personal.<ref>{{Cite web|date=6 Agustus 2021|title=5 Ways to Create Real Time Targeting Strategy Using Real-Time Data|url=https://sharethis.com/data-topics/2021/08/5-ways-real-time-data-can-hone-your-targeting-strategy/|website=sharethis.com|language=|access-date=1 Desember 2021}}</ref>
 
=== Penargetan demografis ===
Baris 125:
Konsep iklan tertarget di televisi telah cukup lama. Tanpa memerlukan data konsumen, televisi menerapkan iklan tertarget secara tradisional. Contoh konsep tradisional iklan tertarget di televisi adalah saat penayangan acara [[kontes kecantikan]], iklan yang ditampilkan sebagian besar berhubungan dengan perawatan kulit wajah, perawatan badan, peralatan kecantikan, dan produk yang mendukung konsep penampilan.<ref name=":18" />
 
Meskipun keuntungan dari iklan tertarget di televisi (sekitar $2 [[miliar]] per tahun) tidak sebesar iklan tradisional (sekitar $70 miliar per tahun) yang tayang secara acak, [[diskusi panel]] yang diadakan oleh RTS (Royal Television Society) pada tahun 2017 menyatakan bahwa iklan tertarget di televisi memiliki masa depan yang menjanjikan.<ref name=":23" /><ref>{{Cite web|date=12 Juni 2017|title=Event report: Is targeted advertising the future of TV?|url=https://rts.org.uk/article/event-report-targeted-advertising-future-tv|website=Royal Television Society|language=|access-date=6 Desember 2021}}</ref>
 
== Proses ==
Cara kerja iklan tertarget memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain tergantung pada jenis iklannya. Meskipun demikian semua iklan tertarget, kecuali penargetan kontekstual, memanfaatkan kuki yang pengguna tinggalkan saat berselancar di situs web. Kuki yang didapatkan dari membuka situs web atau pembelian lewat internet akan dikirimkan ke CRM (''customer relationship management'') atau [[Manajemen hubungan pelanggan|managemen hubungan pelanggan]] atau perusahaan pihak ketiga. Selain kuki, iklan tertarget juga memanfaatkan mesin pencari dengan menganalisa pencarian [[kueri]] dan kebiasaan pengguna internet. Data yang ada di media sosial juga merupakan sumber informasi bagi iklan tertarget.<ref name=":38" />
 
Jenis data yang dimanfaatkan akan menyesuaikan dengan jenis iklan tertarget yang dipilih. Penargetan kontekstual menggunakan situs yang sedang dikunjungi oleh pengguna. Penargetan perilaku menggunakan data perilaku konsumen berupa riwayat pembelian, pencarian situs web, dan situs yang sering dikunjungi. Penargetan media sosial menggunakan banyak sekali data pribadi pengguna berupa usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, profesi, [[suku]], domisili, [[bahasa]], [[kata kunci]] yang sering diketik, penggunaan tagar, percakapan di dalam media sosial, operator dan jaringan yang digunakan, serta kejadian-kejadian yang terjadi di dalam media sosial pemilik akun.<ref name=":5" /><ref name=":32" /><ref name=":11" />
 
Penargetan geografis menggunakan jaringan alamat IP, teknologi triangulasi wi-fi, GPS, dan informasi domisili. Penargetan psikografis menggunakan data yang mencakup aktivitas, minat serta pendapat, kepribadian, status sosial, gaya hidup, serta perilaku pengguna. Penargetan demografis menggunakan data jenis kelamin, etnis, struktur keluarga, profesi, pendidikan, dan penghasilan.<ref name=":16" /><ref name=":34" />
Baris 155:
Peningkatan pengenalan merek dan produk yang membawa kelompok konsumen baru akan menyebabkan peningkatan penjualan dan secara langsung akan meningkatkan [[ROI]] (''return of investment'') atau [[laba atas investasi]]. Sedangkan untuk konsumen lama akan meningkatkan kemungkinan pembelian ulang.<ref name=":10" /><ref name=":25" />
 
Dari segi pembiayaan, beberapa jenis iklan tertarget seperti penargetan ulang lebih murah bila dibandingkan dengan PPC ([[Bayar per klik|''pay per click'']]) atau ''bayar per klik'' dan SEO ([[Search engine optimization|''search engine optimization'']]) atau [[optimisasi mesin pencari]] terutama untuk usaha berskala kecil.<ref name=":10" /><ref name=":25" />
 
==== Kecerdasan buatan ====
Baris 178:
Iklan tertarget membuat konsumen hanya melihat apa yang paling dekat dengam preferensinya sehingga membuat pilihan mereka terbatas. Hal ini menutup kemungkinan untuk mengeksplorasi hal-hal yang baru. Terus menerus melihat iklan yang serupa juga akan membuat konsumen bosan bahkan jengkel sehingga melewatkan iklannya. Iklan jenis ini juga dapat menimbulkan trauma. Sebagai contohnya seorang wanita yang sebelumnya hamil lalu mengalami keguguran. Kuki pencariannya akan terus menampilkan iklan yang berhubungan dengan kehamilan tanpa melihat bahwa konsumen tersebut sedang menghadapi kesedihan akibat kehilangan janinnya.<ref name=":27" /><ref>{{Cite web|last=Nudson|first=Rae|date=9 April 2020|title=When targeted ads feel a little too targeted|url=https://www.vox.com/the-goods/2020/4/9/21204425/targeted-ads-fertility-eating-disorder-coronavirus|website=Vox|language=|access-date=13 Desember 2021}}</ref>
 
Kasus iklan Protein World pada tahun 2015 yang dipasang di [[kereta bawah tanah]] [[London]] dengan papan reklame besar yang dapat dilihat semua orang menunjukkan bahwa iklan tertarget bisa menjadi sesuatu yang berbahaya bagi golongan tertentu.<ref>{{Cite web|last=Windratie|date=28 April 2015|title=Iklan 'Tubuh Pantai Berbikini' yang Dikecam Ribuan Orang|url=https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150428124425-277-49705/iklan-tubuh-pantai-berbikini-yang-dikecam-ribuan-orang|website=gaya hidup|language=|access-date=9 Desember 2021}}</ref> Iklan yang menampilkan perempuan berbikini dengan kalimat bertanya: Apakah anda yang memiliki "tubuh pantai", siap?, dianggap memberikan kesan [[Seksisme|seksisme.]]<ref>{{Cite web|last=Milano|first=Silvia|date=31 Juli 2021|title=Targeted ads aren’t just annoying, they can be harmful. Here’s how to fight back|url=https://www.fastcompany.com/90656170/targeted-ads-arent-just-annoying-they-can-be-harmful-heres-how-to-fight-back|website=Fast Company|language=|access-date=8 Desember 2021}}</ref>
 
Beberapa orang merasakan adanya pelanggaran privasi dan kurangnya privasi saat iklan tertarget muncul ketika mereka sedang berselancar di dunia maya.<ref name=":39">{{Cite web|last=Martins|first=Ajaero Tony|date=2 Juli 2021|title=Pros and Cons of Behavioral Targeting in Advertising in 2022|url=https://www.profitableventure.com/pros-cons-behavioral-targeting/|website=ProfitableVenture|language=|access-date=8 Desember 2021}}</ref>
Baris 185:
Sebuah studi dilakukan oleh Ayman Farahat dan Michael Bailey dari Departemen Ekonomi [[Universitas Stanford]] pada tahun 2012 untuk melihat efektivitas iklan tertarget. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa iklan tertarget memiliki efektivitas dua kali lebih besar bila dibandingkan dengan ''click-through rate'' (CTR) atau [[rasio klik tayang]] (rasio jumlah berapa kali iklan diklik dibagi dengan berapa kali iklan, unit iklan atau halaman yang berisi iklan dilihat oleh orang-orang). Mereka menyebutkan bahwa iklan tertarget diproyeksikan akan memiliki prospek yang besar di amsa depan seiring dengan perkembangan teknologi.<ref>{{Cite journal|last=Farahat|first=Ayman|last2=Bailey|first2=Michael|date=2012|title=Hoe Effective is Targeted Advertising?|url=https://www2012.universite-lyon.fr/proceedings/proceedings/p111.pdf|journal=SSRN Electronic Journal|doi=10.1145/2187836.2187852}}</ref><ref>{{Cite web|title=What is CTR? Why Click-through rates matter {{!}} Adjust|url=https://www.adjust.com/glossary/ctr/|website=www.adjust.com|language=en|access-date=2021-12-08}}</ref>
 
[[The New York Times|New York Times]] menyebutkan ketika iklan tertarget mereka di Eropa dihentikan, tidak ada penurunan pendapatan. Sejalan dengan itu, [[Procter & Gamble]] melakukan pemotongan anggaran iklan digital mereka hingga $200 juta karena tidak adanya keuntungan yang signifikan dari pengiklanan tersebut.<ref>{{Cite web|last=Davies|first=Jessica|date=16 Januari 2019|title=After GDPR, The New York Times cut off ad exchanges in Europe - and kept growing ad revenue|url=https://digiday.com/media/gumgumtest-new-york-times-gdpr-cut-off-ad-exchanges-europe-ad-revenue/|website=Digiday|language=|access-date=9 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite web|last=Mahdawi|first=Arwa|date=5 November 2019|title=Targeted ads are one of the world's most destructive trends. Here's why|url=http://www.theguardian.com/world/2019/nov/05/targeted-ads-fake-news-clickbait-surveillance-capitalism-data-mining-democracy|website=the Guardian|language=|access-date=8 Desember 2021}}</ref><ref>{{Cite news|last=Vranica|first=Suzanne|date=1 Maret 2018|title=P&G Contends Too Much Digital Ad Spending Is a Waste|url=https://www.wsj.com/articles/p-g-slashed-digital-ad-spending-by-another-100-million-1519915621|newspaper=Wall Street Journal|language=|issn=0099-9660|access-date=9 Desember 2021}}</ref>
 
== Kontroversi ==