Inersia kognitif: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Spuspita (bicara | kontrib)
Spuspita (bicara | kontrib)
Mengembangkan artikel
Baris 1:
'''Inersia kognitif''' (''cognitive inertia'') adalah kecenderungan untuk orientasi tertentu dalam cara individu berpikir tentang suatu isu, keyakinan ataupun strategi untuk menolak perubahan. Dalam literatur klinis dan ilmu saraf dapat didefinisikan sebagai kurangnya motivasi untuk menghasilkan proses kognitif yang berbeda yang diperlukan untuk mengatasi masalah atau isu. Inertia ditandai dengan karakteristik yang menyebabkan suatu kebiasaaan.<ref>{{Cite book|last=Inter-American Development Bank|date=2016|url=https://books.google.co.id/books?id=djilDAAAQBAJ&pg=PA226&lpg=PA226&dq=cognitive+inertia+in+latin&source=bl&ots=AZDlJOCNpZ&sig=ACfU3U0bhW6nJkEyHhMGsBriu4ho1DaNkQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiKmdXe2OL0AhX-yzgGHfbEBYQQ6AF6BAgTEAM#v=onepage&q=cognitive%20inertia%20in%20latin&f=false|title=Saving for Development: How Latin America and the Caribbean Can Save More and Better|location=US|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=9781349949281|pages=226|url-status=live}}</ref> dan pola masalah bersifat fundamental.<ref>{{Cite book|last=M. Sachs|last2=A.R. Roy|date=2003|url=https://cloudflare-ipfs.com/ipfs/bafykbzaceb7ojvhumej2f7ljf3og46egiad27hsb2eafygvoc45wrdbun2pue?filename=M.%20Sachs%2C%20A.R.%20Roy%20-%20Mach%27s%20Principle_%20And%20the%20Origin%20of%20Inertia-Apeiron%20%282003%29.pdf|title=Mach's Principle: And the Origin of Inertia|publisher=Apeiron|isbn=9780973291100|pages=ii|url-status=live}}</ref> Secara istilah fisika [[inersia]] adalah untuk menekankan kekakuan dan resistensi terhadap perubahan dalam metode pemrosesan kognitif yang telah digunakan untuk waktu yang cukup lama. Biasanya karena bingung dengan keyakinan ketekunan, sehingga dapat diartikan dimana inersia kognitif sebagai ketekunan bagaimana seseorang menafsirkan informasi selain dari ketekunan dari keyakinan itu sendiri. Misalnya, dalam ilmu manajemen dan organisasi, ungkapan "Inersia kognitif" menggambarkan fenomena bahwa manajer mungkin gagal untuk mengevaluasi kembali situasi bahkan dalam menghadapi maupun mengubah situasi tersebut.<ref>{{Cite journal|last=Alós-Ferrer|first=Carlos|last2=Hügelschäfer|first2=Sabine|last3=Li|first3=Jiahui|date=2016|title=Inertia and Decision Making|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4754398/pdf/fpsyg-07-00169.pdf|journal=Journal Frontiers in Psychology|volume=7|pages=1|doi=10.3389/fpsyg.2016.00169|pmc=PMC4754398|pmid=26909061}}</ref>
 
Inersia kognitif telah secara kausal terlibat dalam mengabaikan ancaman yang akan datang terhadap kesehatan atau lingkungan seseorang, nilai-nilai politik yang bertahan lama dan defisit dalam pengalihan tugas. Ketertarikan pada fenomena tersebut sebagian besar diambil oleh [[Psikologi industri|psikolog]] [[Ekonomi perilaku|ekonomi]] dan industri untuk menjelaskan resistensi terhadap perubahan loyalitas merek, brainstorming kelompok dan strategi bisnis.<ref>{{Cite book|last=Jost|first=John T.|last2=Sidanius|first2=Jim|url=http://lib.stikes-mw.id/wp-content/uploads/2020/06/Political-Psychology_-Key-Readings-Key-Readings-in-Social-Psychology-PDFDrive.com-.pdf|title=Key Readings in Social Psychology: Political Psychology|location=[[New York]]|publisher=Psychology Press|isbn=1-84169-069-4|pages=1|url-status=live}}</ref> Dalam pengaturan klinis, inersia kognitif telah digunakan sebagai alat diagnostik untuk penyakit neurodegeneratif, depresi, dan kecemasan. Kritikus telah menyatakan bahwa istilah tersebut terlalu menyederhanakan proses pemikiran yang resisten dan menyarankan pendekatan yang lebih integratif yang melibatkan faktor motivasi, emosi dan perkembangan.
Baris 7:
=== Awal mula ===
Inersia kognitif berawal pada [[epistemologi]] filosofis dimana berasal dalam pengurangan kelembaman kognitif yang ditemukan dalam dialog [[Sokrates|Socrates]] yang ditulis oleh [[Plato]]. Socrates membangun argumennya dengan menggunakan keyakinan pencela sebagai premis kesimpulan argumennya. Dengan melakukan hal itu, Socrates mengemukakan bahwa kekeliruan pemikiran posesif yang mendorong untuk berubah pikiran atau menghadapi kenyataan bahwa proses pemikiran mereka bertentangan.<ref>{{Cite book|last=Jones, Jean G.|last2=Simmons, Herbert W.|year=2017|url=https://cloudflare-ipfs.com/ipfs/bafykbzacec6cq7f4eiatf5gw2vbx3g3rgfo7nrflszhgdlwulu5vme4yrslp4?filename=Jean%20Jones_%20Herbert%20W.%20Simons%20-%20Persuasion%20in%20Society-Routledge%20%282017%29.pdf|title=Persuasion in society|location=New York, NY|publisher=Routledge|isbn=9781138825659|oclc=975176277|url-status=live}}</ref> Cara untuk memerangi kegigihan gaya kognitif juga terlihat dalam metode silogistik [[Aristoteles]] yang menggunakan konsistensi logis dari premis untuk meyakinkan individu tentang validitas kesimpulan.<ref name=":2">{{Cite book|last=Rapp|first=Christof|date=August 2012|url=https://cloudflare-ipfs.com/ipfs/bafykbzacecjdkwsvssv627xxngjv4qv7emjosrosl4rlfoommfetcqbegkb2e?filename=%28Oxford%20Handbooks%20in%20Philosophy%29%20Christopher%20Shields%20-%20Oxford%20Handbook%20of%20Aristotle-Oxford%20University%20Press%2C%20USA%20%282012%29.pdf|title=The Oxford Handbook of Aristotle|publisher=Oxford University Press|isbn=9780195187489|editor-last=Sheilds|editor-first=Christopher|pages=589–610|chapter=Chapter 22: Aristotle on the Moral Psychology of Persuasion|url-status=live}}</ref>
 
Pada awal abad kedua puluh, dua pakar paling awal dalam psikolog eksperimental yakni [[Georg Elias Muller|Müller]] dan [[Pilzecker]], mengemukakan bahwa ketekunan pemikiran sebagai "kecenderungan gagasan, setelah sekali memasuki kesadaran, untuk bangkit kembali secara bebas dalam kesadaran". Müller menggambarkan ketekunan dengan menggambarkan ketidakmampuannya sendiri untuk menghambat strategi kognitif lama dengan tugas pergantian suku kata, sementara istrinya dengan mudah beralih dari satu strategi ke strategi berikutnya. Salah satu [[Psikologi kepribadian|peneliti kepribadian]] paling awal, W. Lankes, mendefinisikan ketekunan secara lebih luas sebagai "terbatas pada sisi kognitif" dan mungkin "dilawan oleh kemauan yang kuat". <ref>{{Cite journal|last=Bernstein|first=E.|date=1924|title=Quickness and intelligence: An enquiry concerning the existence of a general speed factor.|journal=British Journal of Psychology, Monograph Supplement|volume=3|issue=7|pages=1–55|oclc=3945730}}</ref> Ide awal ketekunan ini adalah pendahulu bagaimana istilah inersia kognitif akan digunakan untuk mempelajari gejala tertentu pada pasien dengan [[gangguan neurodegeneratif]], [[Ruminasi (psikologi)|perenungan]] dan [[Depresi (psikologi)|depresi]] . <ref name=":9">{{Cite journal|last=Santangelo|first=Gabriella|last2=D'Iorio|first2=Alfonsina|last3=Maggi|first3=Gianpaolo|last4=Cuoco|first4=Sofia|last5=Pellecchia|first5=Maria Teresa|last6=Amboni|first6=Marianna|last7=Barone|first7=Paolo|last8=Vitale|first8=Carmine|date=2018|title=Cognitive correlates of "pure apathy" in Parkinson's disease|journal=Parkinsonism & Related Disorders|volume=53|pages=101–104|doi=10.1016/j.parkreldis.2018.04.023|issn=1353-8020|pmid=29706433}}</ref> <ref name=":16">{{Cite journal|last=Koval|first=Peter|last2=Kuppens|first2=Peter|last3=Allen|first3=Nicholas B.|last4=Sheeber|first4=Lisa|date=2012|title=Getting stuck in depression: The roles of rumination and emotional inertia|journal=Cognition & Emotion|volume=26|issue=8|pages=1412–1427|doi=10.1080/02699931.2012.667392|issn=0269-9931|pmid=22671768}}</ref>
 
 
Pada awal abad kedua puluh, dua yang paling awal ahli psikologi eksperimen, Müller dan Pilzecker, ditakrifkan ketabahan pemikiran adalah "kecenderungan idea, setelah sekali memasuki kesadaran, untuk bangkit kembali dalam kesadaran". Müller menggambarkan ketekunan dengan menggambarkan ketidakmampuannya sendiri untuk menghalang strategi kognitif lama dengan tugas menukar suku kata, sementara isterinya dengan mudah beralih dari satu strategi ke strategi yang lain. Salah satu yang terawal penyelidik personaliti, W. Lankes, yang lebih luas mendefinisikan kegigihan sebagai "terbatas pada sisi kognitif" dan mungkin "dilawan oleh kemahuan kuat".[4] Idea awal ketekunan ini adalah pendahulu bagaimana istilah inersia kognitif akan digunakan untuk mengkaji gejala tertentu pada pesakit dengan gangguan neurodegeneratif, ruminasi dan kemurungan.
 
== Referensi ==