Inersia kognitif: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mengembangkan artikel |
|||
Baris 8:
Inersia kognitif berawal pada [[epistemologi]] filosofis dimana berasal dalam pengurangan kelembaman kognitif yang ditemukan dalam dialog [[Sokrates|Socrates]] yang ditulis oleh [[Plato]]. Socrates membangun argumennya dengan menggunakan keyakinan pencela sebagai premis kesimpulan argumennya. Dengan melakukan hal itu, Socrates mengemukakan bahwa kekeliruan pemikiran posesif yang mendorong untuk berubah pikiran atau menghadapi kenyataan bahwa proses pemikiran mereka bertentangan.<ref>{{Cite book|last=Jones, Jean G.|last2=Simmons, Herbert W.|year=2017|url=https://cloudflare-ipfs.com/ipfs/bafykbzacec6cq7f4eiatf5gw2vbx3g3rgfo7nrflszhgdlwulu5vme4yrslp4?filename=Jean%20Jones_%20Herbert%20W.%20Simons%20-%20Persuasion%20in%20Society-Routledge%20%282017%29.pdf|title=Persuasion in society|location=New York, NY|publisher=Routledge|isbn=9781138825659|oclc=975176277|url-status=live}}</ref> Cara untuk memerangi kegigihan gaya kognitif juga terlihat dalam metode silogistik [[Aristoteles]] yang menggunakan konsistensi logis dari premis untuk meyakinkan individu tentang validitas kesimpulan.<ref name=":2">{{Cite book|last=Rapp|first=Christof|date=August 2012|url=https://cloudflare-ipfs.com/ipfs/bafykbzacecjdkwsvssv627xxngjv4qv7emjosrosl4rlfoommfetcqbegkb2e?filename=%28Oxford%20Handbooks%20in%20Philosophy%29%20Christopher%20Shields%20-%20Oxford%20Handbook%20of%20Aristotle-Oxford%20University%20Press%2C%20USA%20%282012%29.pdf|title=The Oxford Handbook of Aristotle|publisher=Oxford University Press|isbn=9780195187489|editor-last=Sheilds|editor-first=Christopher|pages=589–610|chapter=Chapter 22: Aristotle on the Moral Psychology of Persuasion|url-status=live}}</ref>
Pada awal abad kedua puluh, dua pakar paling awal dalam psikolog eksperimental yakni [[Georg Elias Muller|Müller]] dan [[Pilzecker]], mengemukakan bahwa ketekunan pemikiran sebagai "kecenderungan gagasan, setelah sekali memasuki kesadaran, untuk bangkit kembali secara bebas dalam kesadaran". Müller menggambarkan ketekunan dengan menggambarkan ketidakmampuannya sendiri untuk menghambat strategi kognitif lama dengan tugas pergantian suku kata, sementara istrinya dengan mudah beralih dari satu strategi ke strategi berikutnya. Salah satu [[Psikologi kepribadian|peneliti kepribadian]] paling awal, W. Lankes, mendefinisikan ketekunan secara lebih luas sebagai "terbatas pada sisi kognitif" dan mungkin "dilawan oleh kemauan yang kuat".
=== Psikologi kognitif ===
Dalam studi awal McGuire yang melibatkan inersia kognitif, peserta memberikan pendapat mereka tentang seberapa besar kemungkinan mereka mempercayai berbagai topik. Seminggu kemudian mereka kembali untuk membaca pesan yang berhubungan dengan topik yang telah mereka berikan pendapat mereka. Pesan-pesan disajikan secara faktual dan ditargetkan untuk mengubah keyakinan peserta tentang seberapa besar kemungkinan topik tersebut. Segera setelah membaca pesan, dan satu minggu kemudian, para peserta dinilai kembali tentang seberapa besar kemungkinan mereka mempercayai topik tersebut. Merasa tidak nyaman dengan inkonsistensi informasi terkait dari pesan dan peringkat awal mereka pada topik, McGuire percaya para peserta akan termotivasi untuk mengubah peringkat probabilitas mereka agar lebih konsisten dengan pesan faktual.<ref>{{Cite book|last=McGuire|first=William J.|date=1966|url=https://cloudflare-ipfs.com/ipfs/bafykbzaced7oxyfpt3iypluxysuj5os555ycwarozhtwahvdwuroguhpcbc4y?filename=Shel%20Feldman%20%28Eds.%29%20-%20Cognitive%20Consistency.%20Motivational%20Antecedents%20and%20Behavioral%20Consequents%20%281966%29.pdf|title=Cognitive Consistency: Motivational Antecedents and Behavioral Consequents|publisher=Academic Press Inc.|isbn=0122526503|editor-last=Feldman|editor-first=Shel|pages=1–46|chapter=The Current Status of Cognitive Consistency Theories|url-status=live}}</ref> Namun, pendapat peserta tidak serta merta bergeser ke arah informasi yang disajikan dalam pesan. Sebaliknya, pergeseran ke arah konsistensi pemikiran informasi dari pesan dan topik semakin kuat seiring berjalannya waktu, sering disebut sebagai "rembesan" informasi.<ref>{{Cite journal|last=Cook|first=Thomas D.|last2=Burd|first2=John R.|last3=Talbert|first3=Terence L.|date=1970|title=Cognitive, Behavioral and Temporal Effects of Confronting a Belief with Its Costly Action Implications|url=|journal=Sociometry|volume=33|issue=3|pages=358–369|doi=10.2307/2786163|issn=0038-0431|jstor=2786163}}</ref> Kurangnya perubahan itu disebabkan karena kegigihan dalam proses berpikir individu yang ada yang menghambat kemampuan mereka untuk benar mengevaluasi kembali pendapat awal mereka, atau sebagai McGuire menyebutnya, inersia kognitif.<ref name=":0">{{Cite journal|last=McGuire|first=William J.|date=1960|title=Cognitive consistency and attitude change|journal=The Journal of Abnormal and Social Psychology|volume=60|issue=3|pages=345–353|doi=10.1037/h0048563}}</ref>
== Referensi ==
|