Inersia kognitif: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Menambah isi |
||
Baris 79:
Manajer dengan fleksibilitas kognitif tinggi yang dapat mengubah jenis pemrosesan kognitif berdasarkan situasi yang dihadapi seringkali paling berhasil dalam memecahkan masalah baru dan mengikuti perubahan keadaan.<ref>{{Cite journal|last1=Laureiro‐Martínez|first1=Daniella|last2=Brusoni|first2=Stefano|date=2018-03-15|title=Cognitive flexibility and adaptive decision‐making: Evidence from a laboratory study of expert decision makers|journal=Strategic Management Journal|volume=39|issue=4|pages=1031–1058|doi=10.1002/smj.2774|issn=0143-2095}}</ref> Menariknya, pergeseran model mental (mengganggu inersia kognitif) selama krisis perusahaan sering terjadi di tingkat kelompok yang lebih rendah dengan para pemimpin mencapai konsensus dengan seluruh tenaga kerja tentang bagaimana memproses dan menangani krisis, bukan sebaliknya. Diusulkan bahwa para pemimpin dapat dibutakan oleh otoritas mereka dan terlalu mudah mengabaikan mereka yang berada di garis depan masalah yang menyebabkan mereka menolak ide-ide yang menguntungkan.<ref>{{Cite journal|last1=Carrington|first1=David J.|last2=Combe|first2=Ian A.|last3=Mumford|first3=Michael D.|date=2019|title=Cognitive shifts within leader and follower teams: Where consensus develops in mental models during an organizational crisis|journal=The Leadership Quarterly|volume=30|issue=3|pages=335–350|doi=10.1016/j.leaqua.2018.12.002|issn=1048-9843|doi-access=free}}</ref>
== Penerapan ==
=== Terapi ===
Ketidakmampuan untuk mengubah cara berpikir tentang suatu situasi telah dikaitkan sebagai salah satu penyebab [[Depresi (psikologi)|depresi]]. [[Ruminasi (psikologi)|Perenungan]], atau ketekunan pikiran negatif, sering berkorelasi dengan tingkat keparahan depresi dan kecemasan. Individu dengan tingkat perenungan yang tinggi menguji skala fleksibilitas kognitif yang rendah dan mengalami kesulitan mengubah cara mereka berpikir tentang suatu masalah atau masalah bahkan ketika dihadapkan dengan fakta yang bertentangan dengan proses berpikir mereka.<ref name=":16" />
Dalam makalah ulasan yang menguraikan strategi yang efektif untuk memerangi depresi, metode Socrates disarankan untuk mengatasi inersia kognitif. Dengan menghadirkan keyakinan pasien yang tidak koheren secara berdekatan dan mengevaluasi dengan pasien proses pemikiran mereka di balik keyakinan tersebut, terapis dapat membantu mereka memahami berbagai hal dari perspektif yang berbeda.<ref name=":17">{{Cite journal|last=Overholser|first=James C.|date=2011|title=Collaborative Empiricism, Guided Discovery, and the Socratic Method: Core Processes for Effective Cognitive Therapy|journal=Clinical Psychology: Science and Practice|volume=18|issue=1|pages=62–66|doi=10.1111/j.1468-2850.2011.01235.x|issn=0969-5893}}</ref>
=== Diagnostik klinis ===
Dalam literatur nosologis yang berkaitan dengan gejala atau gangguan apatis, dokter telah menggunakan inersia kognitif sebagai salah satu dari tiga kriteria utama untuk diagnosis. Deskripsi kelembaman kognitif berbeda dari penggunaannya dalam psikologi kognitif dan industri karena kurangnya motivasi memainkan peran kunci. Sebagai kriteria diagnostik klinis, Thant dan Yager menggambarkannya sebagai "gangguan kemampuan untuk menguraikan dan mempertahankan tujuan dan rencana tindakan, untuk mengubah set mental, dan menggunakan memori kerja".<ref>{{Cite journal|last1=Thant|first1=Thida|last2=Yager|first2=Joel|date=2019|title=Updating Apathy: Using Research Domain Criteria to Inform Clinical Assessment and Diagnosis of Disorders of Motivation|journal=The Journal of Nervous and Mental Disease|language=en-US|volume=207|issue=9|pages=707–714|doi=10.1097/NMD.0000000000000860|issn=0022-3018|pmid=30256334|s2cid=52822581}}</ref> Definisi apatis ini sering diterapkan pada timbulnya sikap apatis karena gangguan neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson, tetapi juga diterapkan pada individu yang telah melalui trauma atau pelecehan ekstrem.<ref name=":11">{{Cite journal|last1=Agüera-Ortiz|first1=Luis|last2=Hernandez-Tamames|first2=Juan A.|last3=Martinez-Martin|first3=Pablo|last4=Cruz-Orduña|first4=Isabel|last5=Pajares|first5=Gonzalo|last6=López-Alvarez|first6=Jorge|last7=Osorio|first7=Ricardo S.|last8=Sanz|first8=Marta|last9=Olazarán|first9=Javier|date=2016-07-18|title=Structural correlates of apathy in Alzheimer's disease: a multimodal MRI study|journal=International Journal of Geriatric Psychiatry|volume=32|issue=8|pages=922–930|doi=10.1002/gps.4548|issn=0885-6230|pmid=27428560|s2cid=34539433}}</ref><ref name=":15">{{Cite journal|last=Leach|first=John|date=2018|title='Give-up-itis' revisited: Neuropathology of extremis|url=https://researchportal.port.ac.uk/portal/en/publications/giveupitis-revisited-neuropathology-of-extremis(1ba3ff20-86a2-4701-b6fd-776061f3191e).html|journal=Medical Hypotheses|volume=120|pages=14–21|doi=10.1016/j.mehy.2018.08.009|issn=0306-9877|pmid=30220334}}</ref><ref name=":10">{{Cite journal|last1=Pagonabarraga|first1=Javier|last2=Kulisevsky|first2=Jaime|last3=Strafella|first3=Antonio P|last4=Krack|first4=Paul|date=2015|title=Apathy in Parkinson's disease: clinical features, neural substrates, diagnosis, and treatment|journal=The Lancet Neurology|volume=14|issue=5|pages=518–531|doi=10.1016/s1474-4422(15)00019-8|issn=1474-4422|pmid=25895932|hdl=10609/92806|s2cid=43614772|hdl-access=free}}</ref>
== Anatomi saraf dan korelasinya ==
=== Kortikal ===
Inersia kognitif telah dikaitkan dengan penurunan penggunaan fungsi eksekutif, terutama di [[Korteks (botani)|korteks]] prefrontal, yang membantu dalam fleksibilitas proses kognitif saat beralih tugas. Respons yang tertunda pada tugas asosiasi implisit (''Implicit Associations Task'' disingkat IAT) dan tugas stroop (''Stroop task'') telah dikaitkan dengan ketidakmampuan untuk memerangi inersia kognitif, karena peserta berjuang untuk beralih dari satu aturan kognitif ke aturan kognitif berikutnya untuk mendapatkan pertanyaan yang benar.<ref>{{Cite journal|last1=Messner|first1=Claude|last2=Vosgerau|first2=Joachim|date=2010|title=Cognitive Inertia and the Implicit Association Test|journal=Journal of Marketing Research|volume=47|issue=2|pages=374–386|doi=10.1509/jmkr.47.2.374|issn=0022-2437|s2cid=144453510}}</ref>
Sebelum mengambil bagian dalam sesi brainstorming elektronik, para peserta disuguhi dengan gambar-gambar yang memotivasi pencapaian untuk memerangi inersia kognitif. Dalam kondisi prima pencapaian, subjek mampu menghasilkan lebih banyak ide baru yang berkualitas tinggi dan lebih banyak menggunakan area korteks frontal kanan yang terkait dengan pengambilan keputusan dan kreativitas.<ref>{{Cite journal|last1=Minas|first1=Randall K.|last2=Dennis|first2=Alan R.|last3=Potter|first3=Robert F.|last4=Kamhawi|first4=Rasha|date=2017-11-06|title=Triggering Insight: Using Neuroscience to Understand How Priming Changes Individual Cognition during Electronic Brainstorming|journal=Decision Sciences|volume=49|issue=5|pages=788–826|doi=10.1111/deci.12295|issn=0011-7315}}</ref>
== Referensi ==
|