Bias konfirmasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Imamsyahid (bicara | kontrib) |
Imamsyahid (bicara | kontrib) |
||
Baris 73:
== Efek Dunia Nyata ==
=== Media sosial ===
Pada media sosial, bias konfirmasi lebih terasa dengan adanya filter gelembung, atau disebut juga sebagai "pengeditan algoritma", yang membuat seorang individu hanya mendapat informasi yang cenderung akan disetujui oleh mereka sekaligus mengeksklusi padangan lainnya.<ref>{{Cite web|last=Times|first=I. D. N.|last2=Namira|first2=Izza|date=26 Agustus 2020|title=7 Fakta 'Ngeri' Filter Bubble, Gelembung Virtual Penyaring Informasi|url=https://www.idntimes.com/tech/trend/izza-namira-1/fakta-filter-bubble|website=IDN Times|language=id|access-date=2021-12-18}}</ref> Beberapa orang berargumen bahwa bias konfirmasi adalah alasan kenapa masyarakat tidak akan pernah bisa kabur dari filter gelembung, dengan alasan bahwa individu sudah secara psikologis diprogram untuk mendapatkan informasi yang dapat mengkonfirmasi kepercayaan dan nilai yang mereka yakini sebelumnya.<ref>{{Cite web|last=Self|first=Will|date=28 November 2016|title=Forget fake news on Facebook – the real filter bubble is you|url=https://www.newstatesman.com/science-tech/2016/11/forget-fake-news-facebook-real-filter-bubble-you|website=New Statesman|language=en-US|access-date=18 Desember 2021}}</ref> Orang lain lebih lanjut berpendapat bahwa campuran keduanya akan mengurangi kualitas demokrasi karena "pengeditan algoritmik" ini menghilangkan beragam sudut pandang dan informasi.<ref>{{Cite news|last=El-Bermawy|first=Mostafa M.|date=18 November 2016|title=Your Filter Bubble is Destroying Democracy|url=https://www.wired.com/2016/11/filter-bubble-destroying-democracy/|newspaper=Wired|language=en-US|issn=1059-1028|access-date=2021-12-18}}</ref> Kecuali algoritma gelembung filter dihapus, pemilih tidak akan dapat membuat keputusan politik yang sepenuhnya terinformasi.
Berkembangnya penggunaan media sosial berkontribusi besar terhadap cepatnya penyebaran berita palsu, yaitu informasi palsu dan menyesatkan yang disajikan sebagai berita yang kredibel dari sumber yang tampaknya dapat dipercaya. Bias konfirmasi adalah salah satu alasan mengapa berita palsu menyebar begitu luas, terutama yang disebabkan oleh pemrosesan informasi heuristik dan motivasi intrinsik.<ref>{{Cite web|last=D’Ardenne|first=Kimberlee|date=29 Oktober 2020|title=Anti-science thinking: Why it happens and what to do about it|url=https://news.asu.edu/20201029-anti-science-thinking-why-it-happens-and-what-do-about-it|website=ASU News|language=en|access-date=18 Desember 2021}}</ref>
Dalam memerangi penyebaran berita palsu, situs media sosial telah mempertimbangkan untuk beralih ke "dorongan digital".<ref>{{Cite journal|last=Thornhill|first=Calum|last2=Meeus|first2=Quentin|last3=Peperkamp|first3=Jeroen|last4=Berendt|first4=Bettina|date=2019|title=A Digital Nudge to Counter Confirmation Bias|url=https://www.frontiersin.org/article/10.3389/fdata.2019.00011|journal=Frontiers in Big Data|volume=2|pages=11|doi=10.3389/fdata.2019.00011|issn=2624-909X}}</ref> Hal ini dapat dilakukan dalam dua bentuk dorongan yang berbeda, yaitu dorongan informasi dan dorongan presentasi. Mendorong informasi membuat situs media sosial perlu memberikan label yang mempertanyakan atau memperingatkan pengguna tentang validitas sumber.<ref>{{Cite journal|last=Mirbabaie|first=Milad|last2=Ehnis|first2=Christian|last3=Stieglitz|first3=Stefan|last4=Bunker|first4=Deborah|last5=Rose|first5=Tanja|date=2021-09-01|title=Digital Nudging in Social Media Disaster Communication|url=https://doi.org/10.1007/s10796-020-10062-z|journal=Information Systems Frontiers|language=en|volume=23|issue=5|pages=1107|doi=10.1007/s10796-020-10062-z|issn=1572-9419}}</ref> Mendorong presentasi adalah memaparkan pengguna pada informasi baru yang mungkin tidak mereka cari tetapi dapat memperkenalkan mereka pada sudut pandang yang mungkin bertentangan dengan pandangan mereka sendiri.<ref>{{Cite web|last=Mackenzie|first=Richard|last2=Scott|first2=Gray|date=2021-03-08|title=A Short-Term Option for Addressing Misinformation during Public Health Emergencies: Online Nudging and the Human Right to Freedom of Thought|url=http://opiniojuris.org/2021/03/08/a-short-term-option-for-addressing-misinformation-during-public-health-emergencies-online-nudging-and-the-human-right-to-freedom-of-thought/|website=Opinio Juris|language=en-US|access-date=2021-12-18}}</ref>
== Referensi ==
|