Pembicaraan:Lyodra (album): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dodo Shamal (bicara | kontrib) →Singel atau bukan: Tanda baca Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Dodo Shamal (bicara | kontrib) →Singel atau bukan: Kalimat penjelas Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 22:
:@[[Pengguna:Fetus Yiyi|Fetus Yiyi]]: Sebelumnya, apakah "Kalau Bosan" pernah dirilis sebagai singel? Saya baca dari beberapa artikel, lagu tersebut ditentukan sebagai singel utama. Namun, pada hari yang sama dengan perilisan album, bahkan sampai saat ini tidak dirilis independen sebagai singel di layanan digital. Saya rasa "Walau Bosan" dan "Pesan Terakhir" lebih pantas disebut singel promosional, sedangkan "Oee..Oee..Oee.." dan "Dibanding Dia" sebagai trek album atau lagu biasa. Sepertinya salah kaprah soal harfiah singel ini bahkan terjadi di ''internal'' industri musik Indonesia. • '''[[Pengguna:Fadly kurniadi|<font face="Times New Roman">Fadly kurniadi</font>]]''' ❯ [[Pembicaraan Pengguna:Fadly kurniadi|Bicara]] 19 Desember 2021 02.05 (UTC)
::{{re|Fadly kurniadi}} Mayoritas situs berita daring memang menulis "Kalau Bosan" sebagai singel. Ada yang menulis singel utama, lagu utama, lagu andalan, dsb. Yang jadi masalah adalah tidak satupun ditulis oleh media musik yang otoritatif, paling hanya situs resmi Radio Prambors—tidak memenuhi syarat "''authoritative music-oriented media outlet''" karena bukan pembuat tangga lagu "resmi". Sayang sekali situs ''Billboard Indonesia'' mati suri, padahal itu salah satu penentu suatu lagu dapat disebut singel atau bukan. Benar sekali, "Kalau Bosan" memang tidak pernah dijual secara terpisah, baik fisik maupun digital. ''Cover art''-nya pun sama dengan albumnya, beda dengan "Bad Guy" yang memiliki ''cover art'' tersendiri sehingga lebih mudah diidentifikasi sebagai singel. Kalau disebut ''promotional single'', jujur saya ragu karena kurang lazim di Indonesia serta tidak ada produknya (selalu sepaket dengan album, baik fisik maupun digital). Yang ada hanyalah video musik sebagai media atau sarana promosi. Sama halnya dengan "Pesan Terakhir". Dari kacamata saya sebagai penggemar independen—tidak berafiliasi dengan klub penggemar maupun manajemen—lagu "Pesan Terakhir" tidak pernah dijadikan lagu utama untuk mengangkat penjualan ataupun jumlah ''streaming'' album (sumber sekunder yang saya gunakan dalam artikel juga tidak pernah mengutip hal ini). Namun karena respons publik bagus, akhirnya dibuatkan video musiknya. Seperti yang kemarin kita sepakati, video musik adalah sarana promosi, bukan singel itu
|