Mohammad Hatta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k tataletak suntingan terakhir |
|||
Baris 7:
==Latar belakang dan pendidikan==
{{sub-rapikan}}
Bung Hatta lahir dari keluarga ulama Minangkabau, Sumatra Barat.
Baris 14 ⟶ 15:
Pada tangal [[27 November]] [[1956]], Bung Hatta memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu [[Doctor Honoris Causa]] dalam Ilmu Hukum dari [[Universitas Gadjah Mada]] di [[Yoyakarta]]. Pidato pengukuhannya berjudul “Lampau dan Datang”.
Saat berusia 15 tahun, Hatta merintis karir sebagai aktivis organisasi, sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond Cabang Padang. Kesadaran politik Hatta makin berkembang karena kebiasaannya menghadiri ceramah-ceramah atau pertemuan-pertemuan politik. Salah seorang tokoh politik yang menjadi idola Hatta ketika itu ialah Abdul Moeis.▼
Pada usia 17 tahun, Hatta lulus dari sekolah tingkat menengah (MULO). Lantas berangkat ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School. Di Batavia, ia juga aktif di Jong Sumatranen Bond Pusat, juga sebagai Bendahara.▼
Hatta mulai menetap di Belanda semenjak September 1921. Ia segera bergabung dalam Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu, telah tersedia iklim pergerakan di Indische Vereeniging. Sebelumnya, Indische Vereeniging yang berdiri pada 1908 tak lebih dari ajang pertemuan pelajar asal tanah air. Atmosfer pergerakan mulai mewarnai Indische Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) di Belanda pada 1913 sebagai eksterniran akibat kritik mereka lewat tulisan di koran De Expres. ▼
Di Indische Vereeniging, pergerakan putra Minangkabau ini tak lagi tersekat oleh ikatan kedaerahan. Sebab Indische Vereeniging berisi aktivis dari beragam latar belakang asal daerah. ▼
Hatta mengawali karir pergerakannya di Indische Vereeniging pada 1922, sebagai Bendahara. Penunjukkan itu berlangsung pada 19 Februari 1922, ketika terjadi pergantian pengurus Indische Vereeniging. Ketua lama dr. Soetomo diganti oleh Hermen Kartawisastra. Dalam momentum suksesi itu mereka memutuskan untuk mengganti nama Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia) dan kelanjutannya mengganti nama Nederland Indie menjadi Indonesia.▼
==Perjuangan==
Baris 24 ⟶ 35:
Pada tahun [[1956]], Hatta mengundurkan diri dari posisi wakil presiden RI.
==Bacaan rujukan==
▲Saat berusia 15 tahun, Hatta merintis karir sebagai aktivis organisasi, sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond Cabang Padang. Kesadaran politik Hatta makin berkembang karena kebiasaannya menghadiri ceramah-ceramah atau pertemuan-pertemuan politik. Salah seorang tokoh politik yang menjadi idola Hatta ketika itu ialah Abdul Moeis.
* Greta O. Wilson (ed.). Regents, reformers, and revolutionaries: Indonesian Voices of Colonial Days. Asian Studies at Hawaii, no 21. The University Press of Hawaii, 1978.
▲Pada usia 17 tahun, Hatta lulus dari sekolah tingkat menengah (MULO). Lantas berangkat ke Batavia untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School. Di Batavia, ia juga aktif di Jong Sumatranen Bond Pusat, juga sebagai Bendahara.
* [[George McTurnan Kahin]]. Nationalism and Revolution in Indonesia, Cornell University Press, 1952.
▲Hatta mulai menetap di Belanda semenjak September 1921. Ia segera bergabung dalam Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Saat itu, telah tersedia iklim pergerakan di Indische Vereeniging. Sebelumnya, Indische Vereeniging yang berdiri pada 1908 tak lebih dari ajang pertemuan pelajar asal tanah air. Atmosfer pergerakan mulai mewarnai Indische Vereeniging semenjak tibanya tiga tokoh Indische Partij (Suwardi Suryaningrat, Douwes Dekker, dan Tjipto Mangunkusumo) di Belanda pada 1913 sebagai eksterniran akibat kritik mereka lewat tulisan di koran De Expres.
▲Di Indische Vereeniging, pergerakan putra Minangkabau ini tak lagi tersekat oleh ikatan kedaerahan. Sebab Indische Vereeniging berisi aktivis dari beragam latar belakang asal daerah.
==Lihat pula==
* [[Daftar Wakil Presiden Indonesia]]
▲Hatta mengawali karir pergerakannya di Indische Vereeniging pada 1922, sebagai Bendahara. Penunjukkan itu berlangsung pada 19 Februari 1922, ketika terjadi pergantian pengurus Indische Vereeniging. Ketua lama dr. Soetomo diganti oleh Hermen Kartawisastra. Dalam momentum suksesi itu mereka memutuskan untuk mengganti nama Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia) dan kelanjutannya mengganti nama Nederland Indie menjadi Indonesia.
==Pranala luar==
|