Kelambanan kelompok (kognitif) kelompok, bagaimana sekelompok individu memandang dan memproses suatu masalah, dapat memiliki efek yang merugikan pada bagaimana masalah muncul dan masalah yang sudah ditangani.<ref>{{Citation|last1=Zárate|first1=Michael A.|title=Cultural inertia, identity, and intergroup dynamics in a changing context|date=2019|work=Advances in Experimental Social Psychology|pages=175–233|publisher=Elsevier|isbn=9780128171677|last2=Reyna|first2=Christine|last3=Alvarez|first3=Miriam J.|doi=10.1016/bs.aesp.2018.11.001|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=e70c220da55db2c8afcadffde31b1502&key=ML1L1BJ3BHCYNVYG&doi=10.1016/bs.aesp.2018.11.001}}</ref> Untuk mengilustrasikan sikap lesu kebanyakan orang [[Amerika]] terhadap pemberontakan [[flu Spanyol]] tahun 1918, sejarawan Tom Dicke percaya bahwa kemalasan menjelaskan mengapa banyak orang tidak menganggap flu secara serius. Pada saat itu, kebanyakan orang Amerika mengenal flu musiman, mengira itu adalah iritasi, sering diobati, infeksi ringan, cepat menghilang, komplikasi jarang terjadi, dan jarang menyebabkan kematian. Namun, cara berpikir tentang influenza ini tidak kondusif untuk persiapan, pencegahan dan pengobatan influenza Spanyol, karena menyebar dengan cepat dan mengambil bentuk ganas sampai terlambat untuk menjadi salah satu epidemi paling mematikan dalam sejarah. <ref>{{Cite journal|last=Dicke|first=T.|date=2014-06-22|title=Waiting for the Flu: Cognitive Inertia and the Spanish Influenza Pandemic of 1918-19|journal=Journal of the History of Medicine and Allied Sciences|volume=70|issue=2|pages=195–217|doi=10.1093/jhmas/jru019|issn=0022-5045|pmc=7313928|pmid=24957069}}</ref>