Aristoteles: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Saiful Arvandy (bicara | kontrib)
Merapikan tulisan
Saiful Arvandy (bicara | kontrib)
menambahkan isi artikel
Baris 17:
 
[[Berkas:Aristotle by Raphael.jpg|250px|jmpl|ka|Aristoteles menurut [[Raphael]], dalam lukisan [[Sekolah Athena]] (Akademia Athena) ''School of Athens''.]]{{Sedang ditulis}}
'''Aristoteles''' ([[bahasa Yunani]]: ‘Aριστοτέλης ''Aristotélēs''), ([[384 SM]] – [[322 SM]]) adalah seorang [[filsafat|filsuf]] [[Yunani Kuno|Yunani]] yang menjadi [[guru]] dari [[Aleksander Agung]].<ref>{{Cite book|last=Kristiawan|first=Muhammad|url=https://www.researchgate.net/profile/Muhammad-Kristiawan/publication/316100284_Filsafat_Pendidikan_The_Choice_is_Yours/links/58f04849458515ff23a89e8d/Filsafat-Pendidikan-The-Choice-is-Yours.pdf|title=Filsafat Pendidikan: The Choice Is Yours|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Valia Pustaka Jogjakarta|isbn=978-602-71540-8-7|editor-last=Hendri, L., dan Juharmen|pages=95|url-status=live}}</ref> Sementara itu, ia adalah murid dari [[Plato]]. Semasa hidupnya, ia menulis tentang [[filsafat]] dan [[ilmu]] lainnya yaitu [[logika]], [[politik]], etika, [[biologi]] dan [[psikologi]].<ref>{{Cite book|last=Amka|date=2019|url=http://eprints.ulm.ac.id/6122/1/B2.%20Publikasi%20Buku%20Filsafat%20Pendidikan.pdf|title=Filsafat Pendidikan|location=Sidoarjo|publisher=Nizamia Learning Center|isbn=978-623-7169-27-7|pages=20|url-status=live}}</ref> Aristoteles membagi filsafat menjadi empat persoalan yaitu logika, [[matematikafisika]], [[fisikametafisika]] dan [[metafisika]]pengetahuan praktis.<ref>{{Cite book|last=Lubis|first=Nur A. Fadhil|date=2015|url=http://repository.uinsu.ac.id/2454/1/ISI%20PENGANTAR%20FILSAFAT%20UMUM%20FADHIL.pdf|title=Pengantar Filsafat Umum|location=Medan|publisher=Perdana Publishing|isbn=978-602-6970-02-2|pages=7|url-status=live}}</ref> Analisis mengenai filsafat dilakukannya menggunakan [[silogisme]].<ref>{{Cite book|last=Sanjayanti, N. P. A. H., Darmayanti, N. W. S., dan Mahayasa, K. E.|date=2021|url=https://books.google.co.id/books?id=4kY6EAAAQBAJ&pg=PA12&lpg=PA12&dq=Di+bidang+politik,+Aristoteles+percaya+bahwa+bentuk+politik+yang+ideal+adalah+gabungan+dari+bentuk+demokrasi+dan+monarki&source=bl&ots=RLzLSKX4Hv&sig=ACfU3U1Q1ffy_fXTkX80yM2lz8jHF0QBDA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwijz830gv_0AhUQ6XMBHVJiByEQ6AF6BAgQEAM#v=onepage&q=Di%20bidang%20politik%2C%20Aristoteles%20percaya%20bahwa%20bentuk%20politik%20yang%20ideal%20adalah%20gabungan%20dari%20bentuk%20demokrasi%20dan%20monarki&f=false|title=Ilmu Alamiah Dasar|location=Badung|publisher=Nilacakra|isbn=978-623-6176-73-3|pages=12-13|url-status=live}}</ref> Pemikiran Aristoteles mengenai logika yang memanfaatkan metode deduktif dijadikan sebagai dasar dalam logika formal.<ref>{{Cite book|last=Armawi|first=Armaidy|date=2021|url=https://books.google.co.id/books?id=TnlREAAAQBAJ&pg=PA62&lpg=PA62&dq=Di+bidang+politik,+Aristoteles+percaya+bahwa+bentuk+politik+yang+ideal+adalah+gabungan+dari+bentuk+demokrasi+dan+monarki&source=bl&ots=wjTvQCNazW&sig=ACfU3U3WLrS3kIG__-hf1TLo3SEFUBy7nA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwijz830gv_0AhUQ6XMBHVJiByEQ6AF6BAgOEAM#v=onepage&q=Di%20bidang%20politik%2C%20Aristoteles%20percaya%20bahwa%20bentuk%20politik%20yang%20ideal%20adalah%20gabungan%20dari%20bentuk%20demokrasi%20dan%20monarki&f=false|title=Filsafat Barat Pra-Modern|location=Sleman|publisher=Gadjah Mada University Press|isbn=978-602-386-984-8|pages=62|url-status=live}}</ref>
 
== Riwayat hidup ==
Aristoteles [[lahir]] di sebuah kota kecil bernama [[Stagira]] pada tahun 384 SM. Kota ini merupakan bagian dari [[Kalkidiki|semenanjung Kalkidiki]]. Pengasuhan Aristoteles dilakukan oleh keluarganya di Atarneus, [[Anatolia]]. Kondisi ini disebabkan ayahnya wafat pada usia muda selama pengadilan di Pella, [[Makedonia Tengah]]. Pekerjaan ayahnya adalah sebagai fisikawan.<ref>{{Cite journal|last=Roswantoro|first=Alim|date=2015|title=Filsafat Sosial-Politik Plato dan Aristoteles|url=https://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/ref/article/view/1084/990|journal=Refleksi|volume=15|issue=2|pages=125}}</ref> Ayahnya adalah [[tabib]] pribadi [[Amyntas III of Makedonia|Raja Amyntas dari Makedonia]].{{fact}} Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid [[Plato]].<ref name="Mudji">Mudji Sutrisno dan Christ Verhaak, Estetika Filsafat Keindahan (Yogyakarta: Kanisius, 1993.</ref> Belakangan ia meningkat menjadi guru di [[Sekolah Athena|Akademi Plato]] di [[Athena]] selama 20 tahun.{{fact}} Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi [[Alexander dari Makedonia]].{{fact}}
 
Pada awalnya, Aristoteles merupakan murid dari [[Plato]]. Namun ia kemudian menolak beberapa pemikiran Plato dan memulai pemikiran filsafatnya sendiri. Aristoteles mendirikan sebuah pusat pendidikan dan penelitian bernama Lyceum. Melalui tempat ini, ia menyampaikan pemikiran-pemikirannya yang kemudian mempengaruhi pemikiran dari para filsuf, teolog atau ilmuwan lain.<ref>{{Cite book|last=Ibrahim|first=Duski|date=2017|url=http://repository.radenfatah.ac.id/4301/1/lengkap.pdf|title=Filsafat Ilmu: Dari Penumpang Asing untuk Para Tamu|location=Palembang|publisher=NoerFikri|isbn=978-602-6318-97-8|pages=113|url-status=live}}</ref>
 
Saat Alexander berkuasa pada tahun [[336 SM]], ia kembali ke Athena.{{fact}} Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama [[Lyceum]], yang dipimpinnya sampai tahun [[323 SM]].{{fact}} Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates.{{fact}} Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut.{{fact}}Aristoteles sangat menekankan [[empirisme]] untuk menekankan pengetahuan.{{fact}}
Baris 33 ⟶ 35:
 
=== Ilmu alam ===
Aristoteles menjadi perintis dalam kegiatan pengumpulan dan klasifikasi [[spesies]] biologi. Kecenderungan terhadap ilmu alam oleh Aristoteles berkaitan dengan analisis kritis. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengetahui tentang hukum alam dan keseimbangan alam. Keberadaan materi menandakan bahwa materi ada dengan suatu bentuk tertentu. Selain itu, ia berpendapat bahwa terdapat satu tujuan dari pergerakan benda-benda. Pemikiran Aristoteles mengenai gerak menghasilkan hubungan sebab-akibat yang mengarahkan kepada pemikiran mengenai penggerak pertama yang tidak bergerak. Arah pemikirannya mengarah kepada pengertian mengenai Tuhan.<ref>{{Cite book|last=Siska|first=Yulia|date=2015|url=https://books.google.co.id/books?id=3LhCCwAAQBAJ&pg=PA237&lpg=PA237&dq=Di+bidang+politik,+Aristoteles+percaya+bahwa+bentuk+politik+yang+ideal+adalah+gabungan+dari+bentuk+demokrasi+dan+monarki&source=bl&ots=BVkPU-myoE&sig=ACfU3U2E8ViyYRXKDE5sF6HYsEsxfkD2UQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwijz830gv_0AhUQ6XMBHVJiByEQ6AF6BAgREAM#v=onepage&q=Di%20bidang%20politik%2C%20Aristoteles%20percaya%20bahwa%20bentuk%20politik%20yang%20ideal%20adalah%20gabungan%20dari%20bentuk%20demokrasi%20dan%20monarki&f=false|title=Manusia dan Sejarah: Sebuah Tinjauan Filosofis|publisher=Garudhawaca|pages=237|url-status=live}}</ref>
 
=== Retorika ===
Aristoteles menjadikan retorika sebagai suatu ilmu yang mandiri dengan kedudukan yang sama dengan ilmu lainnya. Menurut Aristoteles, retorika bukan sekadar perkataan omong kosong, melainkan tuturan yang efektif dan mengandung etika dalam menyampaikan kebenaran. Aristoteles mengemukakan bahwa retorika tidak dapat dijadikan sebagai bagian dari ilmu lain. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa ilmu lain memerlukan retorika untuk memberikan deskripsi mengenai penemuan-penemuannya. Ajaran retorika Aristotels dikenal sebagai retorika tradisional oleh para ahli retorika yang hidup pada masa awal abad ke-20. Ajaran retorika dari Aristoteles berpengaruh hingga keruntuhan Kerajaan Yunani dan Kerajaan Romawi.<ref>{{Cite book|last=Sulistyarini, D., dan Zainal, A. G.|date=2020|url=http://repository.lppm.unila.ac.id/20318/1/Buku%20Ajar%20Retorika.pdf|title=Buku Ajar Retorika|location=Serang|publisher=CV. AA. Rizky|isbn=978-623-7726-81-4|editor-last=Ikhwan|editor-first=Khaerul|pages=4|url-status=live}}</ref>
 
=== PolitikPsikologi ===
Aristoteles hidup pada masa manusia mulai menyelidiki persoalan kejiwaan. Setiap pernyataan hanya dibenarkan melalui argumentasi logis yang menggunakan akal. Bukti empiris belum banyak digunakan dalam membenarkan suatu pemikiran. Pada masa ini, psikologi menjadi bagian dari filsafat. Di Yunani Kuno, Aristoteles menjadi salah satu tokoh yang mengemukakan teori psikologi bersama dengan Plato.<ref>{{Cite book|last=Saleh|first=Adnan Achiruddin|date=2018|url=http://repository.iainpare.ac.id/1262/1/Buku%20Pengantar%20Psikologi.pdf|title=Pengantar Psikologi|location=Makassar|publisher=Penerbit Aksara Timur|isbn=978-602-5802-10-2|pages=10|url-status=live}}</ref>
Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah [[logika]], yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni.{{fact}}
 
Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis).{{fact}} Pemikiran lainnya adalah tentang gerak di mana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis.{{fact}} Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak di mana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan ''theos'', yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti [[Tuhan]].{{fact}}
Baris 44 ⟶ 49:
Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, di mana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.{{fact}}
 
Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku [[Poetike]].<ref name="Mudji">Mudji Sutrisno dan Christ Verhaak, Estetika Filsafat Keindahan (Yogyakarta: Kanisius, 1993.</ref> Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.<ref name="Mudji"/> Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan.<ref name="Mudji"/> Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material.<ref name="Mudji"/> Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil ''[[chatarsis]]'' disertai dengan estetika.<ref name="Mudji"/> Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar.<ref name="Fuad"/> Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif.<ref name="Fuad"/> Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut.<ref name="Fuad"/> Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan.<ref name="Fuad">Fuad Hasan, Pengantar Filsafat Barat, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996.</ref> Aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut dia juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkret.
 
== Pengaruh ==