Kitab Kidung Agung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 49:
 
== Eksegesis Yahudi dan Kristen ==
Selain Kitab Ester, kitab ini merupakan satu-satunya kitab yang tidak menyebutkan nama [[Allah (Kristen)|Allah]] sekali pun. Namun, para rohaniwan [[Yahudi]] dan [[Kristen]] dahulu (dan terkadang hingga saat ini) sering melakukan [[eksegesis]] terhadap [[kitab]] ini dengan mencoba menghubungkannya dengan unsur-unsur keagamaan dan ketuhanan, atau dengan kata lain "merohanikan" kitab ini.<ref name="Fokkelman">{{id}} Jan Fokkelman. 2009. Menemukan Makna Puisi Alkitab: Penuntun Membaca Puisi Alkitab sebagai Karya Sastra. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 218-238.</ref> [[Ahli Taurat|Ahli-ahli Taurat]] dan [[Kohen|imam-imam Yahudi]] (termasuk pada zaman Yesus pada abad pertama Masehi) menafsirkan kitab ini perumpamaan alegoris yang menggambarkan hubungan kasih [[Yahweh]] kepada [[Bani Israil|orang-orang Israel]] dan sebaliknya, dengan mengibaratkan Yahweh sebagai "mempelai laki-laki" dan orang-orang Israel sebagai "mempelai perempuan". Sedangkan orang-orang Kristen mula-mula menafsirkan kitab ini sebagai hubungan mistis dan rohani antara [[Tuhan dalam Kristen|Tuhan]] [[Yesus]] [[Kristus]] atau [[Allah Bapa]] (sebagai mempelai laki-laki) dengan [[Gereja]] atau umat [[Kekristenan|Kristen]] (sebagai mempelai perempuan).<ref name="TNStudy" /> Sejak dua abad yang lampau, cara penafsiran seperti ini mulai ditinggalkan.<ref name="Fokkelman" />
Ahli kitab suci Yahudi, termasuk pada zaman [[Yesus]] [[Kristus]] (abad pertama Masehi), menafsirkan kitab ini secara alegoris menggambarkan kasih Allah kepada orang Israel. Orang Kristen menafsirkan kitab ini mengandung hubungan mistis antara Tuhan Yesus Kristus dengan mempelai perempuanNya, yaitu [[Gereja]].<ref name="TNStudy" />
 
Sering ditafsirkan sebagai sebuah representasi kiasan dari hubungan [[Tetragrammaton|YHVH]] dengan [[Israel]] atau dengan orang [[Kristen]] atau dengan [[Gereja]], atau [[Kristus]] dengan [[jiwa]] manusia, yang sangat intim sehingga diibaratkan seperti hubungan [[perkawinan]].
 
Misalnya orang-orang [[Yahudi]] dan orang-orang [[Kristen]] melakukan [[eksegesis]] terhadap [[kitab]] ini, dengan mencoba mengrohanikannya.<ref name="Fokkelman">{{id}} Jan Fokkelman. 2009. Menemukan Makna Puisi Alkitab: Penuntun Membaca Puisi Alkitab sebagai Karya Sastra. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 218-238.</ref> Misalnya orang Yahudi menafsirkan "kekasih laki-laki" dengan merujuk kepada gambaran [[Allah]] sedangkan "kekasih perempuannya" ialah [[Israel]]. Namun cara menafsir seperti ini telah ditinggalkan selama dua abad yang lampau.<ref name="Fokkelman" />
 
== Referensi ==