Rasionalitas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dimas H (WMID) (bicara | kontrib)
-tag
Pengubahan struktur artikel
Baris 18:
=== ''Present-aim rationality'' ===
Rasionalitas tujuan saat ini (''present-aim rationality'') merupakan kecenderungan seseorang yang aksiomatis tidak berasumsi bahwa orang harus selalu bersikap mementingkan dirinya sendiri, melainkan orang melakukan penyesuaian preferensi selang waktu dengan prinsip tertentu.<ref>{{cite book|last=Izza|first=Muh.|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/EKONOMI_MIKRO/1ksoEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Rasionalitas+kepentingan+pribadi&pg=PA39&printsec=frontcover|title=EKONOMI MIKRO: Pendekatan Ideologis Islam|place=[[Jawa Tengah]]|publisher=Penerbit NEM|isbn=978-623-6906-75-0|pages=39|language=id|coauthors=}}</ref>
 
== Prinsip dasar ==
Rasionalitas ekonomi dalam Islam didasarkan 5 prinsip, antara lain: Konsep sukses (''The concepts of success''), Skala waktu perilaku konsumen (''Time scale of consumer behavior''), Konsep kekayaan (Concept of wealth), Konsep barang (''Concepts of goods''), dan Etika konsumsi (Ethics of comsumption).<ref>{{cite journal|last=Afrina|first=Dita|last2=Achiria|first2=Siti|date=2018|title=Perdebatan Teori Rasionalitas dalam Menjelaskan Terbentuknya Biaya Transaksi pada Seleksi Pegawai Negeri|url=https://media.neliti.com/media/publications/288186-rasionalitas-muslim-terhadap-perilaku-is-d308bcc6.pdf|journal=Jurnal Ekonomi dan Bisnis|volume=2|issue=1|pages=23-38|doi=10.14421/EkBis.2018.2.1.1088|issn=2549-4988|id=}}</ref>
 
== Ekonomi konvensional dan ekonomi Islam ==
Rasionalitas ekonomi konvensional pada dasarnya berbeda dengan ekonomi Islam. Perbedaan mendasarnya adalah, sebagai sumber dasar pengembalian filosofis dan rentang waktu yang melingkupinya, Islam lebih menekankan konsep kebutuhan daripada realisasi kebutuhan maslahah yang lebih terukur dari yang diinginkan. Menurut Islam, manusia harus mengendalikan dan membimbing keinginan dan kebutuhannya agar dapat mendatangkan kemaslahatan untuk kehidupan dunia dan akhirat, bukan madarat.<ref>{{cite journal|last=Ngasifudin|first=Muhammad|date=2017|title=Rasionalitas dalam Ekonomi Islam|url=https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JESI/article/download/390/446|journal=Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam|volume=7|issue=2|pages=111-119|doi=10.21927/jesi.2017.7(2).111-119|id=}}</ref>
 
== Tindakan ekonomi rasional dan irasional ==
Tindakan ekonomi rasional didefinisikan sebagai sikap oleh seorang individu atau kelompok dalam bersikap dan memilih agar tujuan mendatangkan keuntungan dan realitanya sejalan. Sedangkan, Tindakan ekonomi irasional didefinisikan sebagai sikap oleh seorang individu atau kelompok dalam bersikap agar mendatangkan keuntungan, tetapi hasilnya merugi. <ref>{{Cite web|last=Raharja|first=Algonz D.B.|date=2021|title=Tindakan ekonomi: Definisi, tujuan, jenis, dan 4 contohnya|url=https://www.ekrut.com/media/tindakan-ekonomi|website=ekrut.com|access-date=2021-12-25}}</ref>
 
== Contoh tindakan ==
Baris 44 ⟶ 35:
Perilaku ekonomi rasional adalah perilaku ekonomi yang didasarkan pada pilihan-pilihan yang lebih menguntungkan. Dengan kata lain, dibutuhkan tindakan ekonomi yang rasional untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Contoh penerapan perilaku ekonomi rasional dalam bidang komersial, misalnya dengan menentukan jenis produksi yang tepat, sehingga semua produk dapat terjual secara maksimal, dan biaya produksi dapat ditekan secara wajar tanpa mengurangi kualitas produk.<ref>{{Cite news|date=2021-10-08|title=Pengertian Tindakan Ekonomi Rasional dan Irasional|url=https://kumparan.com/berita-bisnis/pengertian-tindakan-ekonomi-rasional-dan-irasional-1wfolzhCxom/full|work=kumparan.com|publisher=Kumparan|access-date=2021-12-25}}</ref>
 
==== PsikologisPrinsip dasar ====
Rasionalitas ekonomi dalam Islam didasarkan 5 prinsip, antara lain: Konsep sukses (''The concepts of success''), Skala waktu perilaku konsumen (''Time scale of consumer behavior''), Konsep kekayaan (Concept of wealth), Konsep barang (''Concepts of goods''), dan Etika konsumsi (Ethics of comsumption).<ref>{{cite journal|last=Afrina|first=Dita|last2=Achiria|first2=Siti|date=2018|title=Perdebatan Teori Rasionalitas dalam Menjelaskan Terbentuknya Biaya Transaksi pada Seleksi Pegawai Negeri|url=https://media.neliti.com/media/publications/288186-rasionalitas-muslim-terhadap-perilaku-is-d308bcc6.pdf|journal=Jurnal Ekonomi dan Bisnis|volume=2|issue=1|pages=23-38|doi=10.14421/EkBis.2018.2.1.1088|issn=2549-4988|id=}}</ref>
 
==== Ekonomi konvensional dan ekonomi Islam ====
Rasionalitas ekonomi konvensional pada dasarnya berbeda dengan ekonomi Islam. Perbedaan mendasarnya adalah, sebagai sumber dasar pengembalian filosofis dan rentang waktu yang melingkupinya, Islam lebih menekankan konsep kebutuhan daripada realisasi kebutuhan maslahah yang lebih terukur dari yang diinginkan. Menurut Islam, manusia harus mengendalikan dan membimbing keinginan dan kebutuhannya agar dapat mendatangkan kemaslahatan untuk kehidupan dunia dan akhirat, bukan madarat.<ref>{{cite journal|last=Ngasifudin|first=Muhammad|date=2017|title=Rasionalitas dalam Ekonomi Islam|url=https://ejournal.almaata.ac.id/index.php/JESI/article/download/390/446|journal=Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam|volume=7|issue=2|pages=111-119|doi=10.21927/jesi.2017.7(2).111-119|id=}}</ref>
 
==== Tindakan ekonomi rasional dan irasional ====
Tindakan ekonomi rasional didefinisikan sebagai sikap oleh seorang individu atau kelompok dalam bersikap dan memilih agar tujuan mendatangkan keuntungan dan realitanya sejalan. Sedangkan, Tindakan ekonomi irasional didefinisikan sebagai sikap oleh seorang individu atau kelompok dalam bersikap agar mendatangkan keuntungan, tetapi hasilnya merugi. <ref>{{Cite web|last=Raharja|first=Algonz D.B.|date=2021|title=Tindakan ekonomi: Definisi, tujuan, jenis, dan 4 contohnya|url=https://www.ekrut.com/media/tindakan-ekonomi|website=ekrut.com|access-date=2021-12-25}}</ref>
 
=== Psikologi ===
Perilaku individu terkadang irasional, dan irasionalitas biasanya terkait dengan kepribadian individu agen. Orang-orang ini sering tersinggung karena dianggap menganggur dan dilecehkan karena bukan pegawai negeri sipil. Inilah salah satu alasan mengapa individu berusaha keras untuk menjadi pegawai negeri, salah satunya untuk membayar biaya transaksi. Jika difahami lebih jauh, individu sebenarnya memiliki informasi yang cukup, dan media massa telah mengungkap banyak agen seleksi pegawai negeri yang curang. Namun karena keinginan yang kuat untuk menjadi PNS, informasi tersebut tidak digubris. Inilah pentingnya kepribadian (psikologi) dalam mendorong rasionalitas pribadi.<ref>{{cite journal|last=Firmansyah|first=M.|last2=Suman|first2=Agus|last3=Manzilati|first3=Asfi|last4=Susilo|first4=Susilo|date=2012|title=Perdebatan Teori Rasionalitas dalam Menjelaskan Terbentuknya Biaya Transaksi pada Seleksi Pegawai Negeri|url=https://jurnal.kwikkiangie.ac.id/index.php/JKB/article/download/644/409|journal=Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia|volume=13|issue=1|pages=69-89|doi=10.21002/jepi.v13i1.26|issn=1411-5212|id=}}</ref>