Bondan Kajawan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Inayubhagya (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Inayubhagya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 11:
}}
'''Bondan Kajawan''' atau '''Dyah Lembu Peteng''' adalah putra [[Prabu Brawijaya]] / [[Bhre Kertabhumi]] raja [[Kerajaan Majapahit]] terakhir dengan Wandan Kuning, seorang dayang yang biasa melayani permaisuri raja yaitu Putri Campa.
 
== Penyebaran Islam di Jawa melalui Perdagangan & Perkawinan Silang ==
 
[[Berkas:Islam Indonesia Percentage Sensus2010.svg|jmpl|ka|500px|Peta persebaran Islam di Indonesia]]
 
* Pada masa pemerintahan [[Khalifah]] [[Utsman bin Affan]], memerintahkan mengirimkan utusannya (Muawiyah bin Abu Sufyan) ke tanah [[Jawa]] yaitu ke [[Jepara]] (pada saat itu namanya [[Kalingga]]). Hasil kunjungan duta Islam ini adalah raja [[Jay Sima]], putra Ratu [[Sima]] dari Kalingga, masuk Islam.
* Pada tahun 718M raja Srivijaya [[Sri Indravarman]] setelah kerusuhan Kanton juga masuk Islam pada masa [[khalifah]] [[Umar bin Abdul Aziz]] ([[Dinasti Umayyah]]).
* '''Pada tahun 896 M''' keluarga besar '''[[Ahmad al-Muhajir|Imam Ahmad Al Muhajir]]''' keturunan ke 7 dari '''[[Husain bin Ali]] (Cucu Nabi Muhammad SAW)''' bersama 70 orang anggota keluarganya hijrah dari Iraq ke Madinah dan Mekah, karena alasan keamanan. Dari Mekah hijrah ke Hadral Maut, Yaman sekitar tahun 898 M. Kemudian dari Hadral Maut inilah mereka melakukan penyebaran Islam melalui jalur India Selatan, Kamboja atau Champa, Malaysia, dan Indonesia.
* Tahap awal penyebaran Islam ke wilayah Nusantara diperkirakan melalui jalur perdagangan perorangan sebagai upaya penyelidikan dan penyusunan strategi yang paling tepat, seperti yang dilakukan oleh '''Ali bin Muhammad ad-dibaj''' ayah dari '''[[Kerajaan Perlak|Abdul Aziz Syah, Sultan Perlak I (Aceh-840-864 M)]]''' yang Kawin Silang dengan adik Raja Perlak yang bernama '''Makhdum Tansyuri'''. Di Nusantara para pedagang dari Hadral Maut ini juga sampai di Pulau Jawa pada zaman Kerajaan Kediri (1042-1122), Kerajaan Singasari (1222-1292) sampai dengan pertengahan zaman Kerajaan Majapahit sekitar abad ke 13.
* Kehadiran Muslim asing di Nusantara bagaimanapun tidak menunjukkan tingkat konversi pribumi Nusantara ke Islam yang besar atau pembentukan negara Islam pribumi di Nusantara. Bukti yang paling dapat diandalkan tentang penyebaran awal Islam di Nusantara berasal dari tulisan di batu nisan dan sejumlah kesaksian peziarah. Nisan paling awal yang terbaca tertulis tahun 475 H (1082 M),
* Tahap berikutnya penyebaran Islam secara besar-besaran dilakukan secara bertahap dengan cara yang sistematis dan dilakukan sebagai "Misi" yang terorganisasi. Rombongan pertama bergerak dari Champa menuju Kelantan (Malaysia) pada tahun 1349, kemudian ke Samudra Pasai dan sampai di Jawa pada tahun 1404 dipimpin oleh '''[http://kanzunqalam.com/2010/08/31/maulana-husain-pelopor-dakwah-nusantara/ Syekh Jamaludin Husen Akbar]''' dan putranya '''[[Sunan Gresik|Syekh Maulana Maliq Ibrahim / Sunan Gresik]]'''. Masuk lewat Semarang kemudian bergerak ke Trowulan pusat kota Majapahit. Rombongan mereka juga masuk ke daerah Pekalongan bersama 25 orang Al-Maghrobi.
* Di Pulau Jawa Al-Maghroby-Al-Maghrobi tersebut melalui Dewan Perwalian Penyebaran Islam secara gradual dan terarah membentuk Wali-7 dan Wali-9 yang anggotanya berganti-ganti. Untuk mempercepat penyebaran Islam di Jawa Wali-7 maupun Wali-9 menggunakan strategi "Perkawinan Silang" dengan keturunan langsung maupun tidak langsung '''[[Kerajaan Majapahit]]''', '''[[Pakuan Pajajaran|Kerajaan Pajajaran]]''', '''[[Kesultanan Demak]]''', '''[[Kesultanan Pajang]]''', '''[[Kesultanan Mataram]]''', '''[[Kesultanan cirebon|Kesultanan Cirebon]]''', '''[[Kerajaan Sumedang Larang]]''' dan '''[[Kesultanan Banten]]'''. Perkawinan Silang pertama yang "kontroversial" adalah adik Sunan Ampel yang bernama '''Syarifah Siti Jaenab''' yang menikah dengan Raja Majapahit terakhir (Brawijaya V) yaitu '''[[Brawijaya|Prabu Kertabhumi]]''', dari perkawinan tersebut lahirlah '''[[Raden Patah|Raden Patah / Jin Bun]]''' yang pada akhirnya membentuk Kesultanan Demak yang bernapaskan Islam.
* Kemudian Perkawinan Silang berikutnya antara Syekh Maulana Maliq Ibrahim / Sunan Gresik dengan Dewi Rasawulan adik Sunan Kalijaga yang melahirkan '''Abdurrahim Al-Maghribi''' atau Raden Jaka Tarub. Kemudian Perkawinan Silang antara '''Wan Abdullah atau Syarif Abdullah Umdatuddin''' dengan '''Nyai Rara Santang atau Hajjah Syarifah Muda'im''' putri '''[[Sri Baduga Maharaja|Prabu Siliwangi Sri Baduga Maharaja]]''' raja Pajajaran (1482-1521) yang menurunkan putra '''[[Sunan Gunung Jati|Sunan Gunung Jati/Syarif Hidayatullah]]''' pendiri '''[[Kesultanan Cirebon]]''', yang kelak mendirikan '''[[Kesultanan Banten]]''' melalui putranya '''[[Maulana Hasanuddin dari Banten|Sultan Hasanuddin]]'''.
* Keturunan Brawijaya V yang melakukan perkawinan silang adalah [[Raden Bondan Kejawan]] dengan '''Retno Dewi Nawangsih''' (putri Jaka Tarub, putra '''[[Sunan Gresik|Syekh Maulana Maliq Ibrahim / Sunan Gresik]]''') yang kemudian melahirkan beberapa tokoh kunci penerus Kerajaan Majapahit dan [[Perintis Kesultanan Mataram]] yang selanjutnya membentuk '''[[Kesultanan Mataram|Kesultanan Mataram Islam]]''' kelanjutan kerajaan Pajang yang mulai runtuh.
 
== Sanggahan Teori Islam Masuk Indonesia abad 13 melalui Pedagang Gujarat ==