}}
'''Kota Jayapura''' adalah [[kotamadya]] dan juga [[ibu kota]] dari [[provinsi]] [[Papua]], [[Indonesia]]. Kota ini merupakan ibu kota provinsi yang terletak paling Timur di [[Indonesia]], dan berbatasan langsung dengan negara tetangga [[Papua Nugini]], yang terletak di [[teluk Jayapura]]. Kota Jayapura didirikan oleh Kapten Infanteri '''F.J.P Sachse''' dari kerajaan [[Belanda]] pada [[7 Maret]] [[1910]]. Dari tahun 1910 ke [[1962]], kota ini dikenal sebagai ''Hollandia'' dan merupakan ibu kota distrik dengan nama yang sama di timur laut pulau Papua bagian barat. Kota ini sempat disebut ''Kota Baru'' dan ''Sukarnopura'' (''Sukarnapura'', 1964) sebelum menyandang nama yang sekarang pada tahun [[1968]].<ref name="SEJARAH"/> Arti literal dari Jayapura, sebagaimana kota [[Jaipur]] di [[Rajasthan]], adalah 'Kota Kemenangan' ([[bahasa Sanskerta]]: jaya yang berarti "kemenangan"; pura: "kota"). Pada pertengahan tahun [[2021]], jumlah penduduk kota Jayapura sebanyak 362.998 [[jiwa]].<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=27 Desember 2021|format=Visual}}</ref>
== Sejarah ==
<!-- Tidak Jelas Informasinya
Kota Jayapura telah sejak lama bersentuhan dengan dunia luar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya orang-orang yang pernah singgah di Tanah Papua seperti seseorang berbangsa [[Spanyol]] bernama '''Ynico Ortis de Fretes'''. Dengan kapalnya yang bernama "San Juan", Ynico berlayar pada tanggal [[16 Mei]] [[1545]] dari [[Tidore]] ke [[Meksiko]]. Dalam perjalanan tersebut, rombongan Ynico tiba di sekitar muara sungai [[Mamberamo]] pada tanggal [[16 Juni]] [[1545]] memberikan nama "'''Nova Guinea'''" kepada tanah [[Papua]].
Sesudah Ortis de Fretes, muncul lagi pengarung-pengarung lain antara lain Alvaro Memdana Ne Neyra ([[1567]]) dan Antonio Ma ([[1591]]-[[1593]])
Selanjutnya Besleit (Surat Keputusan) Gubernemen Hindia Belanda Nomor 4 tanggal 28 Agustus 1909 kepada Asisten residen, di Manokwari diperbantukan 1 detasemen (4 Perwira + 80 tentara). Dalam surat keputusan tersebut antara lain tertera (dalam bahasa Belanda) diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia.
Sebagai lanjutan dari pelaksanaan surat keputusan ini, maka pada tanggal 28 September 1909 kapal "EDI" mendaratkan satu detasemen tentara di bawah komando Kapten Infanteri F.J.P SACHSE, segera dimulai menebang pohon-pohon, tetapi segera pula pembayaran ganti rugi harus dilakukan kepada pemiliknya seharga 40 ringgit atau 40 * f 2,50 = f 100,- (seratus gulden / rupiah). Suatu jumlah yang sangat besar waktu itu - 1910 seorang ahli lain bernama KIELICH menulis "Hollandia kostte vierting (40) rijk dealders" Jayapura harganya 40 ringgit f 100,- (seratus golden/rupiah). Bedilh kmpamen pertama yang terdiri dari tenda-tenda, tetapi segera diusahakan untuk mendirikan perumahan-perumahan dari bahan sekitar tempat itu.
Penghuni-penghuni pertama terdiri dari 4 Perwira, 80 anggota tentara, 60 pemikul, beberapa pembantu dan istri-istri para angkatan bersenjata ini, total keseluruhan berjumlah 290 orang.
Ada 2 sungai masing-masing Numbai dan Anafri yang menyatu dan bermuara di teluk Numbai atau Yos Sudarso, dengan sebutan populer muara sungai Numbai. Sungai Numbai-Anafri mengalir satu ngarai yang berawa-rawa penuh dengan pohon-pohon sagu dan bermata air di pegunungan Cyclop.
Karena Patroli perbatasan Jerman memberi nama 'Germanihoek' (pojok Germania/Jerman) kepada kompamennya, maka Kapten Sachse memberi nama "HOLLANDIA" untuk tempat mereka/Belanda. Hari itu, 7 Maret 1910, cuaca buruk tetapi suasana di antara penghuni eksplorasi detasemen sangat baik. Keempat brigade berkumpul dalam sikap upacara sekeliling tiap bendera dengan pakaian yang rapi dan bersih serta dengan kancing-kancing yang berkilat. Kapten/Sachse berpidato mula-mula dalam Bahasa Belanda, kemudian dalam bahasa Melayu dengan penuh semangat. Sesudah itu dia memberi Komando: " Dengan nama Ratu naikkan bendera! semoga dengan perlindunngan Tuhan tidak akan diturunkan sepanjang masa".
Segera setelah bendera berkibar semua kelewang atau sangkur disentakkan dari sarungnya dan terdengar teriakan "Hura-hura-hura". Pagi itu lahirlah Hollandia, yang waktu itu tanpa rumah bersalin, dokter, dan bidan suster. Dengan demikian hari jadi Kota Jayapura sejak tanggal 7 Maret 1910. Nama asli lokasi BAU O BWAI (bahasa Kayupulo), secara populer NUMBAI diganti HOLLANDIA oleh seorang Belanda-Kapten Sachse, tanpa persetujuan pemilik tanah lokasi itu.
Kata "Hollandia" berasal dari "Hol" = lengkung; teluk, "land" = tanah; tempat. Jadi Hollandia artinya tanah yang melengkung atau tanah / tempat yang berteluk. Negeri Belanda atau Holland atau Nederland - geografinya Kota Jayapura hampir sama dengan garis pantai utara negeri Belanda itu. Kondisi alam yang lekuk-lekuk inilah yang mengilhami Kapten Sachse untuk mencetuskan nama Hollandia - Kotabaru - Sukarnopura - Jayapura. Yang sekarang dipakai adalah "JAYAPURA"
=== Perang Dunia II ===
Bagian utara dari [[Belanda Nugini]] diduduki oleh pasukan [[Jepang]] pada tahun [[1942]]. [[Pasukan Sekutu]] mengusir Jepang setelah pendaratan [[amfibi]] dekat Hollandia sejak [[21 April]] [[1944]]. Daerah ini menjadi markas Jenderal [[Douglas MacArthur]] sampai penaklukan [[Filipina]] pada bulan [[Maret]] [[1945]]. Lebih dari dua puluh pangkalan [[ASAmerika Serikat]] didirikan dan setengah juta personel AS bergerak melalui daerah ini.<ref name="SEJARAH">{{cite web |url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/301932/Jayapura |title=Jayapura |publisher=Encyclopædia Britannica Online |accessdate=2010-05-27}}</ref>
=== Irian Jaya ===
Irian Jaya difinitif kembali ke Indonesia 1 Maret 1963. Sejak 1 Mei 1963 sampai sekarang, banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi di Irian Jaya. Terjadi perubahan dalam bidang pemerintahan, Ibu kota kabupaten Jayapura dimekarkan menjadi kota Administratif (kotif) Jayapura. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 26/1979 tanggal 28 Agustus 1979 tentang pembentukan Kota Administratif Jayapura. Maka dengan ketentuan pelaksanaan Permendagri No. 5 tahun 1979 dan instruksi Mendagri No. 30 tahun 1979, Kota Jayapura pada hari Jumat, 14 September 1979, diresmikan sebagai Kota Administratif oleh Amir Machmud, Menteri dalam Negeri Republik Indonesia.
Pada hari yang sama dilantik Drs. Florens Imbiri sebagai Wali kota Jayapura oleh Soetran, Gubernur KDH. Tingkat I Irian Jaya. Lokasi peresmian Kotif Jayapura adalah halaman kantor Dharma Wanita Provinsi Irian Jaya, Jl. Sam Ratulangi Dok 5 Atas. Jadilah Kota administratif yang pertama di Irian Jaya, dan yang ke 12 di Indonesia. Wali kota Administratif pertama ialah Drs. Florens Imbiri, tahun 1979 hingga 1989, dan Wali kota Administratif kedua ialah Drs. Michael Manufandu, tahun 1989 hingga 1993.
Tahun 1999, presiden [[Gusdur]] memenuhi keinginan masyarakat Papua, untuk mengubah nama Irian Jaya menjadi Papua. Nama Papua disebutkan dalam Manifest yang dicetuskan Komite Nasional Papua yang menyatakan, "Nama tanah kami menjadi Papoea Barat dan nama bangsa kami menjadi Papoea." Manifest tersebut ditulis dalam sebuah harian "Pengantara" pada 21 Oktober 1961.<ref>{{cite web|url=https://nasional.kompas.com/read/2009/12/31/10090952/Gus.Dur.yang.Kembalikan.Nama.Papua.untuk.Irian.Jaya.|title=Gus Dur yang Kembalikan Nama Papua untuk Irian Jaya|website=nasional.kompas.com|date=31 Desember 2009|accessdate=30 Desember 2021}}</ref> Sehingga, kini Kota Jayapura menjadi sebuah kota dan [[ibu kota]] dari provinsi Papua.
Dan berdasarkan UU No. 6 Tahun 1993, Kota Administratif Jayapura diresmikan menjadi Kotamadya Dati II Jayapura oleh Bapak Mendagri Yogie S.M bertempat di lapangan Mandala Jayapura. Pada hari yang sama dilantik Drs. R. Roemantyo sebagai Wali kota KDH Tingkat II Jayapura. Wali kota KDH. Tingkat II Jayapura menyusun dan melengkap aparat, dinas otonom, dan dinas vertikal serta membentuk DPRD Kota.
Sesuai UU No. 5 tahun 1974 Wali kota KDH Tingkat II Jayapura dipilih oleh DPRD Kota dan terpilih Drs. R. Roemantyo sebagai Wali kota definitif periode 1994-1995 dan 1998-1999. Sekretariat kota untuk pertama kali berkantor di Yoka menempati eks kompleks APDN di pinggir Danau Sentani. Setelah kantor baru berlokasi di Entrop selesai dibangun, pada bulan Juli 1998 kantor pindah ke Entrop di Jalan Balai Kota No. 1 Entrop Disrik Jayapura Selatan. Kemudian dilanjutkan oleh M.R. Kambu sebagai Wali kota Jayapura dan J.I. Renyaan sebagai Wakil Wali kota Jayapura periode 1999/2000 - 2004/2005. -->PAPUA>
Tidak Jelas Informasinya Kota Jayapura telah sejak lama bersentuhan dengan dunia luar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya orang-orang yang pernah singgah di Tanah Papua seperti seseorang berbangsa [[Spanyol]] bernama '''Ynico Ortis de Fretes'''. Dengan kapalnya yang bernama "San Juan", Ynico berlayar pada tanggal [[16 Mei]] [[1545]] dari [[Tidore]] ke [[Meksiko]]. Dalam perjalanan tersebut, rombongan Ynico tiba di sekitar muara sungai [[Mamberamo]] pada tanggal [[16 Juni]] [[1545]] memberikan nama "'''Nova Guinea'''" kepada tanah [[Papua]].
Sesudah Ortis de Fretes, muncul lagi pengarung-pengarung lain antara lain Alvaro Memdana Ne Neyra ([[1567]]) dan Antonio Ma ([[1591]]-[[1593]])
Selanjutnya Besleit (Surat Keputusan) Gubernemen Hindia Belanda Nomor 4 tanggal 28 Agustus 1909 kepada Asisten residen, di Manokwari diperbantukan 1 detasemen (4 Perwira + 80 tentara). Dalam surat keputusan tersebut antara lain tertera (dalam bahasa Belanda) diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia.
Sebagai lanjutan dari pelaksanaan surat keputusan ini, maka pada tanggal 28 September 1909 kapal "EDI" mendaratkan satu detasemen tentara di bawah komando Kapten Infanteri F.J.P SACHSE, segera dimulai menebang pohon-pohon, tetapi segera pula pembayaran ganti rugi harus dilakukan kepada pemiliknya seharga 40 ringgit atau 40 * f 2,50 = f 100,- (seratus gulden / rupiah). Suatu jumlah yang sangat besar waktu itu - 1910 seorang ahli lain bernama KIELICH menulis "Hollandia kostte vierting (40) rijk dealders" Jayapura harganya 40 ringgit f 100,- (seratus golden/rupiah). Bedilh kmpamen pertama yang terdiri dari tenda-tenda, tetapi segera diusahakan untuk mendirikan perumahan-perumahan dari bahan sekitar tempat itu.
Penghuni-penghuni pertama terdiri dari 4 Perwira, 80 anggota tentara, 60 pemikul, beberapa pembantu dan istri-istri para angkatan bersenjata ini, total keseluruhan berjumlah 290 orang.
Ada 2 sungai masing-masing Numbai dan Anafri yang menyatu dan bermuara di teluk Numbai atau Yos Sudarso, dengan sebutan populer muara sungai Numbai. Sungai Numbai-Anafri mengalir satu ngarai yang berawa-rawa penuh dengan pohon-pohon sagu dan bermata air di pegunungan Cyclop.
=== Hollandia ===
Karena Patroli perbatasan Jerman memberi nama 'Germanihoek' (pojok Germania/Jerman) kepada kompamennya, maka Kapten Sachse memberi nama "HOLLANDIA" untuk tempat mereka/Belanda. Hari itu, 7 Maret 1910, cuaca buruk tetapi suasana di antara penghuni eksplorasi detasemen sangat baik. Keempat brigade berkumpul dalam sikap upacara sekeliling tiap bendera dengan pakaian yang rapi dan bersih serta dengan kancing-kancing yang berkilat. Kapten/Sachse berpidato mula-mula dalam Bahasa Belanda, kemudian dalam bahasa Melayu dengan penuh semangat. Sesudah itu dia memberi Komando: " Dengan nama Ratu naikkan bendera! semoga dengan perlindunngan Tuhan tidak akan diturunkan sepanjang masa".
Segera setelah bendera berkibar semua kelewang atau sangkur disentakkan dari sarungnya dan terdengar teriakan "Hura-hura-hura". Pagi itu lahirlah Hollandia, yang waktu itu tanpa rumah bersalin, dokter, dan bidan suster. Dengan demikian hari jadi Kota Jayapura sejak tanggal 7 Maret 1910. Nama asli lokasi BAU O BWAI (bahasa Kayupulo), secara populer NUMBAI diganti HOLLANDIA oleh seorang Belanda-Kapten Sachse, tanpa persetujuan pemilik tanah lokasi itu.
Kata "Hollandia" berasal dari "Hol" = lengkung; teluk, "land" = tanah; tempat. Jadi Hollandia artinya tanah yang melengkung atau tanah / tempat yang berteluk. Negeri Belanda atau Holland atau Nederland - geografinya Kota Jayapura hampir sama dengan garis pantai utara negeri Belanda itu. Kondisi alam yang lekuk-lekuk inilah yang mengilhami Kapten Sachse untuk mencetuskan nama Hollandia - Kotabaru - Sukarnopura - Jayapura. Yang sekarang dipakai adalah "JAYAPURA"
=== Perang Dunia II ===
Bagian utara dari [[Belanda Nugini]] diduduki oleh pasukan [[Jepang]] pada tahun [[1942]]. [[Pasukan Sekutu]] mengusir Jepang setelah pendaratan [[amfibi]] dekat Hollandia sejak [[21 April]] [[1944]]. Daerah ini menjadi markas Jenderal [[Douglas MacArthur]] sampai penaklukan [[Filipina]] pada bulan [[Maret]] [[1945]]. Lebih dari dua puluh pangkalan [[AS]] didirikan dan setengah juta personel AS bergerak melalui daerah ini.<ref>{{cite web|title=Jayapura|url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/301932/Jayapura|publisher=Encyclopædia Britannica Online|accessdate=2010-05-27}}</ref>
=== Irian Jaya ===
Irian Jaya difinitif kembali ke Indonesia 1 Maret 1963. Sejak 1 Mei 1963 sampai sekarang, banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi di Irian Jaya. Terjadi perubahan dalam bidang pemerintahan, Ibu kota kabupaten Jayapura dimekarkan menjadi kota Administratif (kotif) Jayapura. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 26/1979 tanggal 28 Agustus 1979 tentang pembentukan Kota Administratif Jayapura. Maka dengan ketentuan pelaksanaan Permendagri No. 5 tahun 1979 dan instruksi Mendagri No. 30 tahun 1979, Kota Jayapura pada hari Jumat, 14 September 1979, diresmikan sebagai Kota Administratif oleh Amir Machmud, Menteri dalam Negeri Republik Indonesia.
Pada hari yang sama dilantik Drs. Florens Imbiri sebagai Wali kota Jayapura oleh Soetran, Gubernur KDH. Tingkat I Irian Jaya. Lokasi peresmian Kotif Jayapura adalah halaman kantor Dharma Wanita Provinsi Irian Jaya, Jl. Sam Ratulangi Dok 5 Atas. Jadilah Kota administratif yang pertama di Irian Jaya, dan yang ke 12 di Indonesia. Wali kota Administratif pertama ialah Drs. Florens Imbiri, tahun 1979 hingga 1989, dan Wali kota Administratif kedua ialah Drs. Michael Manufandu, tahun 1989 hingga 1993.
Dan berdasarkan UU No. 6 Tahun 1993, Kota Administratif Jayapura diresmikan menjadi Kotamadya Dati II Jayapura oleh Bapak Mendagri Yogie S.M bertempat di lapangan Mandala Jayapura. Pada hari yang sama dilantik Drs. R. Roemantyo sebagai Wali kota KDH Tingkat II Jayapura. Wali kota KDH. Tingkat II Jayapura menyusun dan melengkap aparat, dinas otonom, dan dinas vertikal serta membentuk DPRD Kota.
Sesuai UU No. 5 tahun 1974 Wali kota KDH Tingkat II Jayapura dipilih oleh DPRD Kota dan terpilih Drs. R. Roemantyo sebagai Wali kota definitif periode 1994-1995 dan 1998-1999. Sekretariat kota untuk pertama kali berkantor di Yoka menempati eks kompleks APDN di pinggir Danau Sentani. Setelah kantor baru berlokasi di Entrop selesai dibangun, pada bulan Juli 1998 kantor pindah ke Entrop di Jalan Balai Kota No. 1 Entrop Disrik Jayapura Selatan. Kemudian dilanjutkan oleh M.R. Kambu sebagai Wali kota Jayapura dan J.I. Renyaan sebagai Wakil Wali kota Jayapura periode 1999/2000 - 2004/2005.
== Geografi ==
| [[Berkas:Map_Districts_(Kecamatan)_of_Jayapura.png|jmpl|upright=1.5|Distrik-distrik (''kecamatan'') di kota Jayapura]]
|}
Terdapat ± 30% tanah tidak layak huni, karena terdiri dari perbukitan yang terjal, rawa-rawa dan hutan lindung. Variasi curah hujan antara 45–255 mm/thn dengan jumlah hari hujan rata-rata bervariasi antara 148-175 hari hujan/thn. Suhu rata-rata 22 °C-31,8 °C. Musim hujan dan musim kemarau tidak mempunyai perbedaan yang jelas karena cuacanya yang cenderung basah sepanjang tahun. Kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 79%-81% di lingkungan perkotaan sampai daerah pinggiran kota.
{{Jayapura weatherbox}}
== Pranala luar ==
* [http://www.jayapurakota.go.id/ Situs Web Resmi Pemerintah Kota Jayapura]
{{Ibu kota Provinsi di Indonesia}}
{{Kota Jayapura}}
|