Sampah makanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fareleadsm (bicara | kontrib)
Fareleadsm (bicara | kontrib)
Penambahan subjudul "Definisi" dan penambahan subsubjudul "ekoenzim"
Baris 7:
Sebagian makanan dapat terbuang pada tahap tertentu dalam proses pengolahannya hingga selesai dikonsumsi oleh manusia. Berdasarkan [[Institution of Mechanical Engineers]], setidaknya pada tahun 2013 setengah dari total makanan yang diproduksi manusia terbuang menjadi sampah.<ref>{{cite web|url=http://www.huffingtonpost.co.uk/2013/01/10/food-waste-half-of-all-fo_n_2445022.html|title=Food Waste: Half Of All Food Ends Up Thrown Away|work=Huffington Post|date=10 January 2013|accessdate=5 February 2013}}</ref> Di negara miskin dan berkembang, sebagian besar makanan terbuang dalam proses produksi dan pengolahannya karena proses yang belum efisien. Sedangkan di negara maju, makanan terbuang lebih banyak dari sisi konsumsinya dan setiap individu dapat membuang sekitar 100&nbsp;kg makanan per tahun.<ref name="Gustavson et al., p. v">{{cite book|last1=Gustavson|first1=Jenny|last2= Cederberg|first2=Christel|last3=Sonesson|first3=Ulf|last4= van Otterdijk|first4=Robert|last5=Meybeck|first5=Alexandre|title=Global Food Losses and Food Waste|year=2011|publisher=[[FAO]]
|url=http://www.fao.org/fileadmin/user_upload/ags/publications/GFL_web.pdf}}</ref>
 
== Definisi ==
Kehilangan pangan atau makanan ('''''food loss''''') merupakan penurunan kuantitas dan kualitas makanan yang disebabkan oleh keputusan dan tindakan dari pemasok makanan. Pengecer (penjual retail), penyedia layanan makanan, dan konsumen dalam arti ini bukan termasuk ke dalam pemasok makanan. '''''Food loss''''' dalam arti lain mengacu kepada limbah makanan yang dibuang ketika dalam masa panen, pascapanen, dan/atau penyembelihan, tetapi tidak digunakan kembali untuk dimanfaatkan ke dalam bentuk lain seperti digunakan untuk pakan atau benih<ref name=":0">{{Cite web|title=Food Loss and Food Waste|url=http://www.fao.org/food-loss-and-food-waste/en/|website=Food and Agriculture Organization of the United Nations|language=en|access-date=2022-01-06}}</ref><ref name=":1">{{Cite book|date=2011|url=https://www.worldcat.org/oclc/800037286|title=Global food losses and food waste : extent, causes and prevention : study conducted for the International Congress "Save Food!" at Interpack 2011 Düsseldorf, Germany|location=Rome|isbn=978-92-5-107205-9|others=Jenny Gustavsson, Food and Agriculture Organization of the United Nations, NEMS, and Electronic Systems ASME/Pacific Rim Technical Conference and Exhibition on Integration and Packaging of MEMS|oclc=800037286}}</ref>.
 
Limbah makanan ('''''food waste''''') merupakan penurunan kuantitas atau kualitas makanan yang disebabkan oleh keputusan dan tindakan dari pengecer (penjual retail), penyedia layanan makanan, dan konsumen. Makanan dapat terbuang dengan berbagai cara<ref name=":0" /><ref name=":1" />:
 
* Produk makanan yang dianggap tidak memenuhi spesifikasi dalam hal bentuk, warna, dan ukuran akan dieliminasi.
* Makanan telah masuk tanggal kedaluwarsa atau berada lewat dari tanggal “baik digunakan sebelum” akan dieliminasi oleh pengecer dan konsumen.
* Tidak mengonsumsi bagian tertentu dari makanan.
 
== Penyebab ==
Baris 48 ⟶ 57:
 
=== Ekoenzim ===
''EcoenzymeGarbage enzyme'' atau ''ecoenzyme'' atau dalam bahasa Indonesia disebut ekoenzim merupakan hasil dari proses fermentasi limbah organik. Hasil fermentasi dari ekoenzim memiliki ciri khas yaitu berwarna coklat gelap dan memiliki aroma yang asam/segar yang kuat. Ekoenzim dibuat dengan cara memfermentasikan limbah organik dengan gula merah dan air<ref>{{Cite journal|last=Rifki|first=Maulana|last2=Mia|first2=Siti Khumaeroh|date=2021|title=Pelatihan Pembuatan Ekoenzim di tengah Masa Pandemi Covid-19|url=|journal=Proceedings UIN Sunan Gunung Djati Bandung|volume=I|issue=XXXVI}}</ref>.
 
Manfaat ekoenzim dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu untuk agrikultur (pupuk organik cair, pestisida sayur), kesehatan (desinfektan, cairan pembersih), dan kebutuhan rumah tangga (pengganti sabun mandi, pembersih lantai, dan obat kumur)<ref name=":2">{{Cite journal|last=Hasanah|first=Yaya|date=2021-01-09|title=Eco enzyme and its benefits for organic rice production and disinfectant|url=https://talenta.usu.ac.id/jst/article/view/4519|journal=Journal of Saintech Transfer|volume=3|issue=2|pages=119–128|doi=10.32734/jst.v3i2.4519|issn=2621-4830}}</ref>.
 
Ekoenzim dipercaya dapat membunuh virus yang ada di udara. Kelebihan dari ekoenzim adalah ramah lingkungan karena tidak berbahaya untuk tubuh, merujuk pada peringatan dari WHO di mana desinfektan kimia yang disemprotkan ke permukaan tubuh tidak dapat membunuh virus yang telah memasuki tubuh. Penggunaan desinfektan kimia yang tidak tepat dapat berbahaya karena kandungan klorin dan hidrogen peroksida dapat berbahaya jika terjadi kontak dengan tubuh sehingga cairan ekoenzim dapat menjadi alternatif untuk desinfektan kimia tersebut. Salah satu kandungan dalam ekoenzim adalah asam asam asetat yang dapat membunuh mikroba, virus, dan bakteri. Ekoenzim juga mengandung enzim protease, lipase, dan amilase yang dapat membunuh patogen<ref name=":2" />.
 
Selain itu, ekoenzim juga dapat berfungsi sebagai pupuk organik cair. Campuran ekoenzim dengan air dapat digunakan untuk mengairi tanaman agar diperoleh hasil tanaman yang lebih baik dan dapat membantu mengusir hama. Sementara, limbah organik hasil fermentasi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik<ref name=":2" />.
 
== Lihat pula ==