Jerman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jepang
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru VisualEditor
Baris 52:
Akibat [[Depresi Besar]] tahun 1929 ditambah kondisi sulit akibat didikte oleh [[Perjanjian Versailles]] mengakibatkan pemerintahan menjadi tidak stabil dii awal 1930-an. Hal ini ditambah lagi dengan adanya tuduhan pada pemerintah Weimar bahwa mereka dianggap mengkhianati negara karena menandatangani Perjanjian Versailles.
 
Tahun 1932, [[Partai Komunis Jerman]] dan [[Partai Nazi]] mengontrol mayoritas [[Reichstag (Republik Weimar)|Parlemen]], yang terus menerus menentang kebijakan pemerintah Weimar. Setelah kabinet yang terus-menerus gagal, Presiden [[Paul von Hindenburg]] mengangkat [[Adolf Hitler]] sebagai [[Kanselir Jerman|Kanselir]] tanggal 30 Januari 1933.<ref>Fulbrook 1991, pp. 155–158, 172–177.</ref> Sesaat kemudian situasi negara berubah menjadi otoriter. Terjadinya kebakaran di gedung parlemen Jerman memaksa Presiden Hidenburg mengeluarkan The Reichstag Fire Decree yang membuat situasi bertambah kacau dan Hitler mendapatkan kekuatan tak terbatas.<ref>{{cite web |url=http://www.dhm.de/lemo/html/nazi/innenpolitik/ermaechtigungsgesetz/index.html |title=Das Ermächtigungsgesetz 1933 |accessdate=25 March 2011 |publisher=[[Deutsches Historisches Museum]]|language=German}}</ref><ref>{{cite book|last= Stackelberg|first =Roderick|year =1999|title= Hitler's Germany: Origins, interpretations, legacies|url= https://archive.org/details/hitlersgermany00stac|publisher=Routledge|isbn=978-0-415-20115-5|page =[https://archive.org/details/hitlersgermany00stac/page/103 103]}}</ref> Menggunakan kekuatannya untuk menghindari ancaman terhadap negara, Hitler kemudian mendirikan [[negara totaliter]] terpusat dalam beberapa bulan. Industri kemudian direvitalisasi untuk kebutuhan militer.<ref>{{cite web |url= http://www.dhm.de/lemo/html/nazi/wirtschaft/index.html |title=Industrie und Wirtschaft |accessdate=25 March 2011 |publisher=Deutsches Historisches Museum |language=German}}</ref>
 
Tahun 1935, Jerman kembali mengontrol [[Saar (Liga Bangsa Bangsa)|Saar]] dan 1936 juga mendapatkan [[Rhineland]], kedua wilayah yang hilang akibat Perjanjian Versailles.<ref>Fulbrook 1991, pp. 188–189.</ref> Tahun 1938, [[Austria]] [[Anschluss|dianeksasi]], dan tahun 1939, [[Okupasi Jerman atas Cekoslowakia|Cekoslowakia]] juga dibawah kontrol Jerman. [[Invasi Polandia]] dipersiapkan melalui [[Pakta Molotov–Ribbentrop]] dan [[Operasi Himmler]]. Tanggal 1 September 1939 [[Wehrmacht]] Jerman meluncurkan [[blitzkrieg|serangan kilat]] ke [[Republik Polandia Kedua|Polandia]], lalu kemudian dianeksasi oleh Jerman dan [[Tentara Merah]] Soviet. Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman, dan [[Perang Dunia II]] pun pecah.<ref name="Fulbrook 190">Fulbrook 1991, pp. 190–195.</ref> Perang pun berlanjut, Jerman dan [[Blok Poros|sekutunya]] dengan cepat menguasai hampir seluruh [[Penguasaan Jerman di Eropa|benua Eropa]] dan [[Afrika Utara]]. Meski begitu, rencana Jerman untuk [[Pertempuran Britania|menguasai Inggris]] mengalami kegagalan. Tanggal 22 Juni 1941, Jerman melanggar Pakta Molotov–Ribbentrop dan [[Operasi Barbarossa|menginvasi Uni Soviet]]. [[Pengeboman Pearl Harbour|Serangan]] [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] ke Amerika Serikat menimbulkan deklarasi perang Jerman terhadap Amerika Serikat. [[Pertempuran Stalingrad]] memaksa tentara Jerman untuk bergerak ke [[Front Timur (Perang Dunia II)|front timur]].<ref name="Fulbrook 190"/>