Teknologi pangan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PutraHP (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PutraHP (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
 
Bahan pangan yang dihasilkan dalam jumlah besar dapat dimanfaatkan dengan maksimal sehingga tidak mengalami kerusakan hingga harus dibuang. Dengan demikian makin banyak individu yang diberi makan.<ref>{{Cite web|title=Advantages & Disadvantages|url=http://foodbiotech.weebly.com/advantages--disadvantages.html|website=FOOD BIOTECHNOLOGY|access-date=1 Januari 2022}}</ref>
 
== Kekurangan ==
 
=== Garam tambahan ===
Garam berfungsi untuk mencegah kerusakan bahan makanan, menambahkan rasa, dan memperbaiki tekstur dari bahan makanan tersebut. Konsumsi produk teknologi makanan dalam jumlah besar akan meningkatkan asupan garam yang melebihi kebutuhan harian. Sehingga akan menyebabkan peningkatan risiko terkena [[Tekanan darah tinggi|hipertensi]] dan [[penyakit jantung]].<ref name=":3">{{Cite web|last=Bruso|first=Jessica|date=27 Desember 2018|title=The Disadvantages of Food Processing|url=https://healthyeating.sfgate.com/disadvantages-food-processing-10900.html|website=Healthy Eating {{!}} SF Gate|language=|access-date=1 Januari 2022}}</ref><ref>{{Cite web|last=McDonell|first=Kayla|date=9 Oktober 2019|title=Canned Food: Good or Bad?|url=https://www.healthline.com/nutrition/canned-food-good-or-bad|website=Healthline|language=|access-date=7 Januari 2022}}</ref>
 
=== Gula tambahan ===
Seperti halnya [[Garam dapur|garam]], [[gula]] banyak digunakan untuk pengawetan makanan. Konsumsi gula yang berlebih akan menyebabkan penyakit [[diabetes melitus tipe 2]], [[Kegemukan|obesitas]], kerusakan pada [[gigi]], dan penyakit jantung.<ref name=":3" /> Hasil penelitian pada hewan coba menunjukkan bahwa [[sakarin]] dan [[siklamat]] (dua jenis pemanis buatan) dapat menyebabkan kanker meskipun pengujian lebih lanjut terhadap manusia tidak menunjukkan kepastian sifat [[Karsinogen|karsinogenik]] keduanya.<ref>{{Cite book|last=Wijaya|first=C. Hanny|date=2010|url=https://books.google.co.id/books/about/Bahan_Tambahan_Pangan_Pemanis.html?id=Tmj5DwAAQBAJ&redir_esc=y|title=Bahan Tambahan Pangan: Pemanis Spesifikasi, Regulasi, dan Aplikasi Praktis|location=Bogor|publisher=IPB Press|isbn=9789794932384|pages=45|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite web|last=Dray|first=Tammy|date=14 Juli 2011|title=The Disadvantages of Using Food Additives|url=https://healthfully.com/491667-the-disadvantages-of-using-food-additives.html|website=Healthfully|language=|access-date=7 Januari 2022}}</ref>
 
=== Lemak trans ===
Sebagian besar [[lemak]] yang terkandung dalam produk hasil teknologi makanan adalah [[lemak trans]] yang berhubungan erat dengan tingginya angka [[kolesterol]] darah, penyakit jantung, serta [[strok]].<ref name=":3" /><ref>{{Cite web|last=Richter|first=Amy|date=15 Mei 2020|title=Processed foods: Health risks and what to avoid|url=https://www.medicalnewstoday.com/articles/318630|website=www.medicalnewstoday.com|language=|access-date=7 Januari 2022}}</ref>
 
=== Hilangnya zat gizi ===
Meskipun teknologi makanan mampu mempertahankan nilai gizi satu bahan makanan, tetapi tidak semuanya bisa tetap terjaga. Pemanasan tinggi dapat merusak kandungan [[vitamin C]]. [[Padi-padian]] yang butirannya lebih halus juga kehilangan sebagian [[serat]], vitamin serta [[Mineral (nutrisi)|mineral]]<nowiki/>nya jika dibandingkan dengan yang butirannya utuh.<ref name=":1" />
 
Menurut artikel tahun 2004 yang berjudul "Current Opinion in Allergy and Clinical Immunology" menambahan bahan pemanis, pewarna dan perisa, [[Natrium nitrat|sodium nitrat]], [[Mononatrium glutamat|monosodium glutamat]] pada bahan makanan terbukti lebih bersifat alergenik dibandingkan makanan yang masih segar.<ref name=":1" />
 
=== Sampah pengemasan ===
Bahan makanan yang memiliki ketahanan terhadap kontaminasi dari luar memerlukan proses pengemasan yang lebih kompleks. Mulai dari penggunaan [[plastik]], [[kaca]] hingga [[kaleng]]. Meskipun dengan penggunaan kemasan kaca kemungkinan untuk dipakai kembali lebih besar, produsen lebih memilih mengemas bahan makanannya dengan plastik atau kaleng karena faktor biaya, distribusinya lebih mudah, dan tidak mudah rusak akibat pecah. Meningkatnya penggunaan plastik akan meningkatkan jumlah sampah. Terlebih dari penelitian yang dilakukan oleh Griffiths di tahun 2015, konsumen lebih menyukai kemasan makanan yang tidak terlalu berat dan besar. Kecenderungan ini menyebabkan berkurangnya penggunaan kemasan yang berukuran besar.<ref name=":2">{{Cite journal|last=Hussien|first=Muhammad|last2=Miskon|first2=Muhammad|last3=Kamaruddin|first3=Amirah|last4=Ishak|first4=Nursyazwani|date=20 Maret 2016|title=The Impacts of Modern Technology on Food|url=https://www.researchgate.net/publication/304002203_The_Impacts_of_Modern_Technology_on_Food|journal=Nova Journal of Medical and Biological Sciences|volume=05|doi=10.20286/nova-jmbs-050186}}</ref> Sampah plastik dari pengemasan makanan merupakan sampah yang paling banyak ditemukan di laut melampaui puntung rokok yang sebelumnya berada di urutan pertama.<ref>{{Cite web|date=2020-09-08|title=Plastic food packaging now outpaces cigarette butts as most abundant beach trash|url=https://www.nationalgeographic.com/science/article/plastic-food-packaging-outpaces-cigarette-butts-most-abundant-beach-trash|website=Science|language=en|access-date=2022-01-07}}</ref>
 
=== Toksin botulinum ===
Tujuan utama penyimpanan makanan adalah meminimalisir kadar [[oksigen]] di dalam kemasan. Hal ini dilakukan agar kualitas makanan tetap terjaga, tidak terkontaminasi oleh [[serangga]], masa kedaluwarsa yang lebih lama, mampu mencegah perkembangan mikroba patogen, dan menghilangkan penggunaan bahan pengawet seperti BHA (''butylated hydroxyanisole)'' atau [[butil hidroksi anisol]], BHT (''butylated hydroxytoluene)'' atau[[butil hidroksi toluena]], [[sulfur dioksida]], [[Asam sorbat|sorbat]], [[Benzoat aldehida|benzoat]], dan bahan kimia yang lainnya. Namun, kondisi kemasan rendah oksigen dapat menyebabkan infeksi ''[[Clostridium botulinum]]'' yang berkembang biak dalam kondisi rendah [[oksigen]] ([[Organisme anaerobik fakultatif|anaerob]]).<ref name=":2" /><ref>{{Cite book|last=Pulungan|first=Ainil Fithri|date=2019|url=https://books.google.co.id/books/about/Dampak_Pengawet_Nitrit_Pada_Daging_Olaha.html?id=W6esDwAAQBAJ&redir_esc=y|title=Dampak Pengawet Nitrit pada Daging Olahan Sosis terhadap Kesehatan Manusia|location=Yogyakarta|publisher=Deepublish|isbn=9786232098916|pages=19|url-status=live}}</ref>
 
== Pengembangan di bidang teknologi pangan ==
Baris 50 ⟶ 28:
* [[Pembuatan susu bubuk]] telah menjadi dasar untuk pembuatan berbagai produk baru dari benda cair dan semi cair yang dapat di[[seduh]] (dapat di[[rehidrasi]] kembali) setelah dikeringkan menjadi padatan berbentuk serbuk. Hal ini juga yang menjadikan proses distribusi susu menjadi lebih efisien dan cikal bakal berkembangnya industri [[susu formula]]. Susu cair melalui proses pendinginan, pasteurisasi, pencampuran, sterilisasi, homogenisasi, evaporasi, dan pengeringan untuk menjadi susu bubuk.<ref>{{Cite web|date=16 Desember 2011|title=Proses Pengolahan Susu Bubuk|url=https://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/16/90/|website=tentangteknikkimia|language=|access-date=6 Januari 2022}}</ref><ref>{{Cite web|last=Parikesit|first=Anggit Gita|date=10 April 2016|title=Bagaimana Proses Pembuatan Susu Bubuk?|url=https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160406175804-265-122171/bagaimana-proses-pembuatan-susu-bubuk|website=gaya hidup|language=|access-date=6 Januari 2022}}</ref>
* [[Dekafeinasi]] untuk [[kopi]] dan [[teh]], tetapi lebih banyak digunakan pada [[biji kopi]] demi mengurangi kadar [[kafeina]] pada kopi. Biji kopi kering diproses menggunakan uap hingga [[kadar air]]nya menjadi sektar 20%. Panas diberikan untuk memisahkan kafeina dari biji kopi ke permukaan kulitnya. Lalu [[pelarut]] diberikan untuk memindahkan kafeina dari biji kopi. Hingga tahun 1980-an, pelarut yang digunakan adalah pelarut organik. [[Karbon dioksida]] merupakan salah satu pelarut non organik yang digunakan untuk memisahkan kafeina di bawah kondisi super kritis.<ref>{{Cite web|last=Dayana|first=Anggit Setiani|title=Dekafeinasi Kopi, Proses Metode Hingga Kandungan Gizi|url=https://tirto.id/dekafeinasi-kopi-proses-metode-hingga-kandungan-gizi-ejdn|website=tirto.id|language=|access-date=6 Januari 2022}}</ref>
*[[Berkas:Mesin pasteurisasi susu di KPBS Pangalengan.jpeg|jmpl|Mesin pasteurisasi susu di KPBS Pangalengan]]Pengolahan dengan suhu tinggi yang dapat membantu merusak atau menghilangkan komponen antigizi (misalnya inhibitor tripsin pada produk [[Leguminosae|leguminosa]]), menyebabkan inaktifnya enzim-enzim perusak, meningkatkan daya cerna protein dan karbohidrat, dan membunuh mikroorganisme. Tiga metode yang dipakai dalam pengolahan dengan suhu tinggi adalah metode ''[[Blanching (teknik memasak)|blanching]]'' (pemanasan pendahuluan), [[pasteurisasi]], dan [[sterilisasi]]. Proses ''blanching'' banyak digunakan untuk sayur dan buah sebelum diolah lebih lanjut dengan memakai air panas atau uap air panas yang dilakukan pada suhu 82°C-93°C selama 3-5 menit. Pasteurisasi dilakukan dengan menggunakan suhu yang tidak terlalu tinggi (di bawah 100°) sedangkan sterilisasi menggunakan suhu 121°C.<ref>{{Cite book|last=Murti|first=Tridjoko Wisnu|date=Juli 2018|url=https://onesearch.id/Record/IOS13428.INLIS000000000312136|title=Pangan, Gizi, dan Teknologi Susu|location=Yogyakarta|publisher=UGM Press|isbn=9789794209080|pages=39|url-status=live}}</ref>{{Sfn|Syah, Dahrul|2012|p=229-43243}}
*Pengawetan dengan suhu rendah dilakukan pada kisaran suhu -2°C hingga -16°C untuk proses pendinginan dan suhu -18°C hingga -40°C. Proses ini akan menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk. Pendinginan umumnya digunakan untuk mengawetkan produk segar seperti sayur dan buah sedangkan pembekuan digunakan untuk mengawetkan daging, ikan segar, dan produk olahannya.<ref>{{Cite web|title=Freezing of fruits and vegetables|url=https://www.fao.org/3/y5979e/y5979e03.htm|website=www.fao.org|access-date=7 Januari 2022}}</ref>{{Sfn|Syah, Dahrul|2012|p=77277}}
*[[Berkas:Dried berries.jpg|jmpl|Beri yang dikeringkan 1. beri zante 2. Bebesaran atau [[Bebesaran|murbei]] hitam 3. murbei putih 4. [[ceplukan]] 5. aronia 6. ''sea''-''bucktorn'' 7''.'' [[rasberi]] 8. [[kumkuat]] 9. [[kismis]] 10. [[bluberi]] 11. [[gojiberi]] 12. [[ceri]] 13. [[kranberi]] 14. [[Kersen (Prunus)|kersen]] 15. barberry]][[Pengeringan (makanan)|Pengeringan makanan]] mengeluarkan sebagian besar air yang terkandung di dalam satu bahan makanan sehingga kadar air seimbang dengan kadar udara normal atau kondisi kadar air sesuai dengan nilai aktivitas air (''water activity'') yang aman dari kerusakan mikrobiologis, kimiawi, dan enzimatis. Teknologi ini merupakan metode pengawetan makanan yang paling tua. Bahan makanan yang sering dikeringkan adalah buah-buahan khususnya jenis [[Buah buni|beri]], [[Sayur|sayur-sayuran]], dan [[jamur]].<ref>{{Cite web|date=10 Mei 2016|title=Drying Food: the oldest method of preserving food|url=https://www.italian-feelings.com/introduction-to-drying-food-the-oldest-method-of-preserving-food/|website=Italian feelings|language=|access-date=07 Januari 2022}}</ref>{{Sfn|Syah, Dahrul|2012|p=318}}
*[[Pengemasan aseptik]] adalah proses untuk mencegah mikroorganisme memasuki kemasan makanan selama dan setelah dikemas.<ref>{{Cite Selamaweb|last=|first=|date=12 prosesJanuari aseptik,2019|title=Aseptic produkpackaging makanan- yangDairy sterilprocessing: disegelAseptic dalamprocessing lingkunganand higienispackaging systems|url=https://inspection.canada.ca/preventive-controls/dairy-products/aseptic-processing-and-packaging/eng/1538534768909/1538534836452?chap=19|website=inspection.canada.ca|access-date=12 MetodeJanuari pengemasan2022}}</ref> aseptikTeknologi padaini umumnyapertama menggunakankali [[hidrogendikembangkan peroksida]]di 30%Eropa yangsebagai dipanaskanproyek selamakerja beberapasama detikdengan WHO.<ref>{{Cite web|date=2217 FebruariJuli 20182019|title=CompleteWhat Overviewis Ofthe Aseptichistory Packagingof aseptic packaging?|url=https://discoverfoodtechask.comusda.gov/s/article/completeWhat-overviewis-tothe-history-of-aseptic-packaging/|website=Discover Food Tech|language=ask.usda.gov|access-date=712 Januari 2022}}</ref> Selama proses aseptik, produk makanan yang steril disegel dalam lingkungan higienis. Metode pengemasan aseptik pada umumnya menggunakan [[hidrogen peroksida]] 30% yang dipanaskan selama beberapa detik.<ref>{{Cite journal|last=Sanjana|first=M.C.|last2=R.|first2=Hemegowda|last3=E.|first3=Sushma|date=30 April 2019|title=Aseptic Packaging – A Novel Technology to the Food Industry|url=https://www.researchgate.net/publication/333695159_Aseptic_Packaging_-_A_Novel_Technology_to_the_Food_Industry|journal=International Journal of Trend in Scientific Research and Development|volume=Volume-3|pages=307–310|doi=10.31142/ijtsrd22779}}</ref> Dengan pengemasan aseptik, makanan atau minuman dapat bertahan lama di luar lemari pendingin sehingga dapat disimpan oleh siapa pun. Teknologi ini juga memperpanjang masa penyimpanan, bebas bahan pengawet, tidak membutuhkan proses yang lama, serta lebih ramah lingkungan.<ref>{{Cite web|last=Heneghan|first=Carolyn|date=25 Agustus 2016|title=Why demand for aseptic packaging is increasing|url=https://www.fooddive.com/news/why-demand-for-aseptic-packaging-is-increasing/424854/|website=Food Dive|language=|access-date=12 Januari 2022}}</ref>
*[[Iradiasi pangan]] merupakan metode penyinaran terhadap pangan dengan menggunakan zat radioaktif maupun akselerator untuk mencegah pembusukan dan kerusakan pangan agar bebas dari mikroba. Metode ini akan merusak [[Asam deoksiribonukleat|DNA]] mikroba tanpa merusak rasa dan nilai gizi bahan makanan. Sumber radiasi yang boleh dipergunakan adalah [[Sinar gama|sinar gamma]] dari [[radionuklida]] [[Kobalt|Kobalt-60]] atau [[Sesium-137]], [[sinar-X]] yang dihasilkan dari mesin sumber yang dioperasikan dengan energi yang lebih kecil atau sama dengan 5 MeV, dan [[elektron]] yang dihasilkan dari mesin sumber yang dioperasikan dengan energi yang lebih kecil atau sama dengan 10 MeV.<ref>{{Cite web|date=22 Desember 2006|title=Pangan Iradiasi, Alternatif yang Menjanjikan|url=https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/161/Pangan-Iradiasi---alternatif-yang-menjanjikan|website=pom.go.id|access-date=7 Januari 2022}}</ref><ref>{{Cite web|last=Anna|first=Lusia Kus|date=26 November 2012|title=Iradiasi Pangan, dari Makanan Astronot sampai Rendang Halaman all|url=https://lifestyle.kompas.com/read/2012/11/26/09312757/~News%20&%20Features~Health%20Concerns|website=KOMPAS.com|language=|access-date=712 Januari 2022}}</ref>
*
[[File:HD.6B.452 (11984638133).jpg|thumb|Mesin iradiasi pangan portabel, sekitar tahun 1968]]