Semur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
spam yutub
Tag: Menghilangkan referensi
Tulipbelle (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Baris 19:
 
== Etimologi ==
Semur berasal dari [[bahasa Belanda]] yaitu "Smoor" yang berarti masakan itu telah direbus dengan [[tomat]] dan bawang secara perlahan-lahan.<ref>http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/asalusul.semur/004/002/67</ref> "Smoor" dalam bahasa Belanda juga berarti ''braising'' atau teknik masak dengan cara merebus lama dengan api kecil hingga daging empuk.
 
== Sejarah dan asal mula ==
Sejarah menunjukkan bahwa hidangan daging rebus berbumbu di Indonesia ternyata telah dikenal sejak abad ke-9 Masehi. Hal ini terlihat dari beberapa prasasti, relief candi dan kakawin di Jawa yang menceritakan “Ganan, hadanan prana wdus” atau disediakan sayuran kerbau dan kambing. Akan tetapi apakah hidangan daging kerbau dan kambing ini adalah mirip semur belum dapat dipastikan.
 
Sejak berabad-abad lalu, Indonesia yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan dunia telah dikenal sebagai kawasan yang memiliki kekayaan alami rempah-rempah. Eksotisme citarasa rempah-rempah ini kemudian mengundang minat para pedagang dan pendatang dari berbagai bangsa untuk datang ke Nusantara dan melakukan ekspedisi. Pedagang dan pendatang tersebut masing-masing membawa budaya yang lambat laun berbaur dengan keseharian masyarakat asli Indonesia pada saat itu. Pembauran tersebut kemudian menciptakan interaksi budaya dan mengembangkan berbagai tradisi nusantara yang istimewa, termasuk di bidang kuliner. Kekhasan citarasa rempah-rempah Indonesia berpadu dengan berbagai variasi teknik [[pengolahan makanan]] menghasilkan kreasi hidangan unik seperti Semur, yang sudah ada dari tahun 1600.
 
Interaksi antara masyakat Belanda dan Indonesia terutama dalam pengolahan makanan juga turut mengembangkan cita rasa semur. Makanan yang pernah dijadikan sebagai [[menu utama]] dalam perjamuan bangsa Belanda ini berasal dari kata ‘smoor’ (bahasa Belanda) menjadi ‘semur’ (bahasa serapan). ‘Smoor’ dalam bahasa Belanda berarti masakan itu telah direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan. Salah satu buku resep tertua dan paling lengkap mendokumentasikan resep masakan di Hindia Belanda, Groot Nieuw Volledig Oost-Indisch Kookboek yang terbit pada 1902, memuat enam resep semur (Smoor Ajam I, Smoor Ajam II, Smoor Ajam III, Smoor Bandjar van Kip, Smoor Banten van Kip, Solosche Smoor van Kip). Buku ini menegaskan bahwa smoor yang kemudian dilafalkan sebagai semur adalah masakan yang dikembangkan di dalam dapur Indis, kaum peranakan Eropa.<ref>Koleksi Resep Semur 2012 Penerbit PT. Media Boga Utama, kompas gramedia hal 16-19</ref>
 
Seiring berjalannya waktu, Semur kemudian melekat menjadi tradisi bangsa Indonesia dan dihidangkan di berbagai perhelatan adat. Masyarakat Betawi menjadikan Semur sebagai bagian dari tradisi yang selalu dihidangkan saat Lebaran dan acara perkawinan. Tak hanya menjadi primadona dalam kebudayaan Betawi, Semur juga kerap muncul pada acara-acara perayaan di berbagai penjuru nusantara seperti Kalimantan dan Sumatra. Tentunya, dengan citarasa dan tampilan yang disesuaikan dengan selera masyarakat setempat.