Sabak (wilayah kuno): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 36:
== Lokasi ==
=== Jawa ===▼
Sulayman sekitar tahun 851 masehi mencatat bahwa Sribuza (Sriwijaya) dan Kalah (sebuah tempat di semenanjung Melayu, kemungkinan [[Kedah]]) merupakan wilayah Zabag.<ref name=":0">{{Cite book|title=Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula|last=Munoz|first=Paul Michel|date=2006|publisher=Continental Sales|isbn=9789814155670|location=|pages=|url-status=live}}</ref>{{Rp|page=200-201}} Karena itu, Zabag yang dimaksudkan bukanlah Sriwijaya. Ibn Khordazbeh pada tahun 844, Ibn Al-Fakih pada 902, Abu Zayd Hasan pada 943, dan Sulayman pada 851 mencatat Zabag menyatukan Sribuza dan Kalah.<ref name=":1">{{Cite book|title=Sriwijaya|last=Mulyana|first=Slamet|date=1960|publisher=Pertjetakan Arnolus|isbn=|location=Ende-Flores N.T.T.|pages=|url-status=live}}</ref>{{Rp|page=56}}<ref name=":0" />{{Rp|page=200-201}} Dari informasi arab lain, kerajaan Zabag sejauh 20 hari pelayaran dari Kalah. Menurut informasi Abu'lfida', jarak antara Kalah dan negara pusat Jawa adalah 20 hari perjalanan.<ref name=":1" />{{Rp|page=57}} Jarak tempuh tersebut sama dengan jarak tempuh Malaka ke Majapahit sebagaimana dicatat Hikayat Hang Tuah.<ref>''Hikayat Hang Tuah'', VI: 122. "''Maka Titah Seri Betara, "Berapa lama-nya anak-ku datang ini di-laut?" Maka sembah Raja Malaka, "Patek ini empat puloh hari di-laut, banyak patek singgah. Jika patek berlayar sungguh-sungguh, dua puloh hari sampai-lah''."</ref> Menurut Nugroho, informasi-informasi tersebut menunjukkan bahwa Zabag adalah Jawa, bukan Sumatra atau semenanjung Malaya. Dia juga mencatat beberapa poin penting: Sulayman menyebutkan bahwa panjang pulau Zabaj hanya setengah dari pulau Al-Rami, yang menunjukkan bahwa Zabaj adalah Jawa sedangkan Al-Rami adalah Sumatra. Pulau tempat tinggal Maharaja, dikatakan sangat subur dan padat penduduk, ini sesuai dengan pulau Jawa.<ref name=":12" />{{Rp|page=8-10, 30-31}}▼
Ada kemungkinan juga ''She-pó'' atau ''She-bó'' dalam catatan China, yang merupakan nama asli pulau Jawa (Jawadwipa adalah kata Sansekerta untuk pulau itu), merupakan Zabag.<ref name=":3" /> Saat John dari Marignolli (1338-1353) pulang dari China ke Avignon, ia singgah di [[Kerajaan Saba]], yang ia bilang memiliki banyak gajah dan dipimpin oleh ratu; nama Saba ini bisa jadi adalah interpretasinya untuk ''She-bó.<ref>''Yule, Sir Henry (1913). Cathay and the way thither: being a collection of medieval notices of China vol. II. London: The Hakluyt Society.''</ref>'' Afanasij Nikitin, seorang pedagang dari Tver (di Rusia), melakukan perjalanan ke India pada tahun 1466 dan mendeskripsikan tanah Jawa di buku hariannya, yang ia sebut шабайте (shabait/šabajte).''<ref>Braginsky, Vladimir. 1998. Two Eastern Christian sources on medieval Nusantara. ''Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde''. 154(3):367–396.</ref>'' Kata "Saba" sendiri berasal dari kata [[Bahasa Kawi|bahasa Jawa kawi]] yaitu ''Saba'' yang berarti "pertemuan" atau "rapat". Dengan demikian kata itu dapat diartikan sebagai "tempat bertemu".''<ref>{{Cite book|title=Kamus Jawa Kawi Indonesia|last=Maharsi|first=|publisher=Pura Pustaka|year=|isbn=|location=|pages=|url-status=live}}</ref>'' Menurut Fahmi Basya, kata tersebut berarti "tempat bertemu", "tempat berkumpul", atau "tempat berkumpulnya bangsa-bangsa".<ref>{{Cite book|title=Indonesia Negeri Saba|last=Basya|first=Fahmi|publisher=Zahira|year=2014|isbn=978-602-1139-48-6|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>{{Rp|page=162 dan 172}}▼
=== Sriwijaya ===
Sriwijaya dan ekstensi Sumatera telah dikenal dengan nama yang berbeda untuk orang yang berbeda. Orang Cina menyebutnya Sanfotsi, dan pada suatu waktu ada kerajaan Kantoli yang bahkan lebih tua yang dapat dianggap sebagai pendahulu Sriwijaya.<ref name="MUNOZ 114">{{cite book|title=Early Kingdoms|last=Munoz|pages=114}}</ref><ref>{{cite book|title=Early Kingdoms|last=Munoz|pages=102}}</ref> Dalam bahasa Sanskerta dan Pali, masing-masing disebut sebagai Yavadesh dan Javadeh.<ref name="MUNOZ 114" /> Orang-orang Arab menyebutnya Zabag dan orang Khmer menyebutnya Melayu.<ref name="MUNOZ 114" /> Ini adalah alasan lain mengapa penemuan Sriwijaya sangat sulit.<ref name="MUNOZ 114" /> Sementara beberapa dari nama-nama ini sangat mengingatkan pada nama Jawa, ada kemungkinan yang berbeda bahwa mereka mungkin merujuk ke Sumatra sebagai gantinya.<ref>{{cite book|title=Het oude Java en zijn kunst|last=Krom|first=N.J.|publisher=Erven F. Bohn N.V.|year=1943|edition=2nd|location=Haarlem|pages=12}}</ref>
Pendapat yang menyatakan Zabag sebagai Sriwijaya memiliki bukti yang kurang lengkap. Karena Zabag memiliki nama lain yaitu Javaka dan Yavadesh. Hal tersebut secara linguistik sangat tidak mungkin jika kerajaan besar seperti Sriwijaya disebut dengan kata lain yang merujuk pada negeri di seberangnya. Selain itu, catatan tentang Zabag juga menyebutkan kata Sribuja dan Ramni. Istilah Sribuja lebih mendekati daripada Sriwijaya yang menjadi salah satu dari wilayah kekuasaan Zabag. Jika dikaitkan dengan prasasti Ligor B di Thailand Selatan sudah sangat kuat menegaskan periode penguasaan Jawa atas Sriwijaya. Hal tersebut terjadi saat Kerajaan Medang yang dipimpin oleh Rakai Panangkaran. Selain itu, bukti lain sebutan Zabag adalah Jawa dan Sribuja adalah Sumatera bagian selatan adalah bergantinya dinasti yang menguasai Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya yang dibina oleh Dapunta Hyang diganti dengan kepemimpinan Wangsa Syailendra yang berasal dari Jawa. Bahkan jika dikaitkan dengan Prasasti Nalada sangat jelas disebutkan Balaputradewa sebagai Raja Suwarnadwipa yang merupakan cucu dari Raja Yawabhumi. Hal tersebut menguatkan bahwa Zabag mengacu pada Jawa pada saat ini. Selain itu Zabag dikonotasikan sebagai tanah yang subur juga sangat berkaitan dengan tanah vulkanik di wilayah kerajaan Medang. Istilah Zabag juga dikonotasikan pada pulau yang berbeda dengan salah satu wilayahnya yang bernama Ramni. Kerajaan Ramni sendiri berada di Pulau Sumatera bagian Utara (Lamuri). Hal tersebut menegaskan bahwa Zabag bukanlah Sriwijaya dan berada di Pulau Jawa saat ini.
▲=== Jawa ===
▲Sulayman sekitar tahun 851 masehi mencatat bahwa Sribuza (Sriwijaya) dan Kalah (sebuah tempat di semenanjung Melayu, kemungkinan [[Kedah]]) merupakan wilayah Zabag.<ref name=":0">{{Cite book|title=Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula|last=Munoz|first=Paul Michel|date=2006|publisher=Continental Sales|isbn=9789814155670|location=|pages=|url-status=live}}</ref>{{Rp|page=200-201}} Karena itu, Zabag yang dimaksudkan bukanlah Sriwijaya. Ibn Khordazbeh pada tahun 844, Ibn Al-Fakih pada 902, Abu Zayd Hasan pada 943, dan Sulayman pada 851 mencatat Zabag menyatukan Sribuza dan Kalah.<ref name=":1">{{Cite book|title=Sriwijaya|last=Mulyana|first=Slamet|date=1960|publisher=Pertjetakan Arnolus|isbn=|location=Ende-Flores N.T.T.|pages=|url-status=live}}</ref>{{Rp|page=56}}<ref name=":0" />{{Rp|page=200-201}} Dari informasi arab lain, kerajaan Zabag sejauh 20 hari pelayaran dari Kalah. Menurut informasi Abu'lfida', jarak antara Kalah dan negara pusat Jawa adalah 20 hari perjalanan.<ref name=":1" />{{Rp|page=57}} Jarak tempuh tersebut sama dengan jarak tempuh Malaka ke Majapahit sebagaimana dicatat Hikayat Hang Tuah.<ref>''Hikayat Hang Tuah'', VI: 122. "''Maka Titah Seri Betara, "Berapa lama-nya anak-ku datang ini di-laut?" Maka sembah Raja Malaka, "Patek ini empat puloh hari di-laut, banyak patek singgah. Jika patek berlayar sungguh-sungguh, dua puloh hari sampai-lah''."</ref> Menurut Nugroho, informasi-informasi tersebut menunjukkan bahwa Zabag adalah Jawa, bukan Sumatra atau semenanjung Malaya. Dia juga mencatat beberapa poin penting: Sulayman menyebutkan bahwa panjang pulau Zabaj hanya setengah dari pulau Al-Rami, yang menunjukkan bahwa Zabaj adalah Jawa sedangkan Al-Rami adalah Sumatra. Pulau tempat tinggal Maharaja, dikatakan sangat subur dan padat penduduk, ini sesuai dengan pulau Jawa.<ref name=":12" />{{Rp|page=8-10, 30-31}}
▲Ada kemungkinan juga ''She-pó'' atau ''She-bó'' dalam catatan China, yang merupakan nama asli pulau Jawa (Jawadwipa adalah kata Sansekerta untuk pulau itu), merupakan Zabag.<ref name=":3" /> Saat John dari Marignolli (1338-1353) pulang dari China ke Avignon, ia singgah di [[Kerajaan Saba]], yang ia bilang memiliki banyak gajah dan dipimpin oleh ratu; nama Saba ini bisa jadi adalah interpretasinya untuk ''She-bó.<ref>''Yule, Sir Henry (1913). Cathay and the way thither: being a collection of medieval notices of China vol. II. London: The Hakluyt Society.''</ref>'' Afanasij Nikitin, seorang pedagang dari Tver (di Rusia), melakukan perjalanan ke India pada tahun 1466 dan mendeskripsikan tanah Jawa di buku hariannya, yang ia sebut шабайте (shabait/šabajte).''<ref>Braginsky, Vladimir. 1998. Two Eastern Christian sources on medieval Nusantara. ''Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde''. 154(3):367–396.</ref>'' Kata "Saba" sendiri berasal dari kata [[Bahasa Kawi|bahasa Jawa kawi]] yaitu ''Saba'' yang berarti "pertemuan" atau "rapat". Dengan demikian kata itu dapat diartikan sebagai "tempat bertemu".''<ref>{{Cite book|title=Kamus Jawa Kawi Indonesia|last=Maharsi|first=|publisher=Pura Pustaka|year=|isbn=|location=|pages=|url-status=live}}</ref>'' Menurut Fahmi Basya, kata tersebut berarti "tempat bertemu", "tempat berkumpul", atau "tempat berkumpulnya bangsa-bangsa".<ref>{{Cite book|title=Indonesia Negeri Saba|last=Basya|first=Fahmi|publisher=Zahira|year=2014|isbn=978-602-1139-48-6|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>{{Rp|page=162 dan 172}}
== Catatan ==
|