Legio Maria: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 58:
Melihat perkembangan presidium dalam Kuria Bandung mendorong lahirnya kuria-kuria baru yaitu Kuria di Cimahi dan Kuria di Bogor. Perkembangan tersebut sekaligus mendorong pemekaran Kuria Bandung, karena Kuria Bandung dianggap paling senior maka diusulkan agar Kuria Bandung menjadi Komisium. Akan tetapi Pst. Kooyman, OSC kepala Paroki Salib Suci saat itu menolak karena beliau berpendapat bahwa Komisium sebaiknya dekat dengan Katedral sebagai Pusat Pastoral Keuskupan Bandung. Maka pada tahun 1967 Kuria Bandung Barat yang berada di Katedral berubah menjadi Komisium “Bunda Rahmat Ilahi” Bandung dengan harapan dapat berkembang dan Rahmat Tuhan selalu menyertai dalam pelayanan. Sdr. Max Parera yang saat itu telah dua Periode memimpin Kuria Bandung menjadi Ketua Komisium yang pertama. Kuria Bandung sendiri yang telah berdiri sejak 1956 menjadi Kuria Bandung Timur yang berpusat di Paroki Salib Suci dengan memakai nama “Bejana Rohani” dan Nama “Bejana Rohani” di ilhami oleh harapan para legioner agar Legio Maria dapat menjadi wadah perkembangan hidup rohani para anggota sehingga dapat menjadi pelayan bagi sesama. Kuria "Bejana Rohani" pada awal pembentukannya mencakup wilayah di 4 paroki yaitu: Paroki St. Melania, Paroki St. Odilia (Cicadas), dan Paroki Salib Suci (Kamuning). Kemudian sekitar tahun 1985 berdiri paroki baru yang awalnya stasi Salib Suci menjadi Paroki Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria (Buah Batu) masuk dalam Kuria Bandung Timur. Kemudian Tahun 1985 dibentuk Kuria Bandung Barat yang pada tahun 2006 karena banyaknya Presidium baru dan luasnya daerah cakupan maka Kuria Bandung Barat dipecah menjadi dua yaitu Bandung Barat 1 dan Bandung Barat 2. Tahun 1986 didirikan Kuria Cigugur dan Tahun 1998 berdiri Kuria Cirebon.
'''Perluasan Legio Maria di Jakarta'''
'''Perluasan Legio Maria di Jakarta'''Legio Maria di Jakarta muncul pertama kali pada tahun 1972, didirikan oleh seorang pastor Italia. Namanya Pastor Vincenzo Salis SX di paroki Toasebio, Jalan Kemenangan III no. 47, Jakarta Barat. Pada tanggal 13 Oktober 1972, beliau mendirikan sebuah presidium senior campuran, Maria de Fatima. Perkembangan presidium ini sangat lamban dan presidium ini bergabung ke dewan Kuria (Dewan yang membina presidium-presidium) di Bogor.▼
▲
Selama perjalanan sampai dengan tahun 1975, jumlah presidium di Jakarta berkembang menjadi 4 presidium. Lalu Dewan Kuria Bogor mengusulkan agar 4 presidia yang ada ini disatukan menjadi satu dewan kuria di Jakarta. Usulan Dewan Kuria Bogor ke Dewan Komisium (dewan yang membina Kuria dan Presidium yang tergabung) Bandung, dimana Dewan Kuria Bogor tergabung, ditolak, mengingat keanggotaan dari presidia di Jakarta masih belum stabil dan presensinya masih kurang memuaskan.
|