Serrum: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mochhasrul21 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Mochhasrul21 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox organisasi|name=Serrum|founded_date=17 September 2006|location=Jakarta|website=https://serrum.id/|image=https://drive.google.com/file/d/1buNvGRW1KqzrMg56V_mtoFyLPNBhaFZX/view?usp=sharing|organization_logo=[[File:LOGO SERRUM 2009.png|thumb|Logo Serrum]]}}'''Serrum''' merupakan kolektifperkumpulan studi seni yangrupa dan pendidikan berbasis  di [[Jakarta]] didirikanyang di dirikan pada tahun 2006 oleh beberapa mahasiswa jurusan [[pendidikan]] [[seni rupa]] disalah satu kampus negeri di Jakarta. Kata Serrum berasal dari kata 'Share'share'' dan 'Room'room'' yang berarti “ruang berbagi”. Sejauh ini Serrum terdiriberfokus daripada seniman,isu desainerpendidikan, guru, penelitisosial-politik dan kuratorperkotaan dengan latarpendekatan belakangpresentasi pendidikanyang Seniedukatif Rupadan di [[Universitas Negeri Jakarta]]artistik. FokusKegiatan Serrumserrum padameliputi persoalanproyek pendidikanseni, sosialpameran, budayalokakarya, diskusi dan persoalanpropaganda urban lainnyakreatif. Dengan pendekatanMedium karya yang melibatkandigunakan partisipasimeliputi publikvideo, yangmural, diartikulasikangrafis, padakomik pendekatandan artistikseni instalasi.
 
Serrum membangun program edukasi non formal yang dimulai pada 2014 dengan tema Kurikulab, 2016 - Ekstrakurikulab dan 2018 adalah Remedial. Program ini melibatkan pelajar SMA yang telah dikurasi di Jakarta dan sekitarnya. Dalam program Remedial, peserta yang terlibat membedah pola konsumsi informasi dan pengetahuan berdasarkan perkembangan hari ini. Pelajar bertransaksi informasi untuk menghasilkan pengetahuan dan pendekatan seni dan literasi. Ragam kegiatan yang pernah dilaksanakan dalam program Remedial adalah mengenal ruang kolektif Gudskul dan Jakarta 32°C, diskusi Seni rupa milenium, dan praktik cetak grafis. Serrum juga berkolaborasi dengan masyarakat di daerah untuk mengeksplorasi kurikulum yang bermuatan narasi lokal sebagai sumber pengetahuan. Kemudian membuat rancangan tertulis untuk sebuah mata pelajaran muatan lokal (Mulok) yang berjalan selama satu semester di sekolah daerah tersebut. Mereka pernah bekerjasama dengan  komunitas Jatiwangi Art Factory (JAF), SDN Jatisura 01, dan komunitas Pasir Putih, Lombok.
 
 
Proses perumusan mata pelajaran Mulok sendiri menggunakan metode sejarah lisan, sebuah studi tentang perjalanan sejarah kehidupan masyarakat di sebuah wilayah tanpa bertumpu pada dokumen tertulis sebagai sumber utama, melainkan pada wawancara lisan dengan masyarakat setempat dan beberapa arsip yang diperoleh. Sedangkan penetapan kurikulum, silabus, dan sumber belajar dilakukan secara kolaborasi antara Serrum, dinas setempat, guru-guru lokal dan komunitas lokal. Serrum menginisiasi sekolah alternatif, pasar ilmu, dengan mempertemukan kedua pihak berdasarkan kebutuhan (demand) dan kesediaan (supply) membahas sebuah pengetahuan yang sama. Juga berusaha menghubungkan titik temu antara inti suatu materi belajar dengan metode seni rupa dalam program laboratorium Rumah Guru.
 
= Sejarah =
Baris 5 ⟶ 10:
 
= Pola Keberlanjutan =
Komunitas SERRUM terbentuk pada tanggal 17 September 2006, yang setiap tahunnya kita rayakan sebagai ulang tahun SERRUM. Kenapa tanggal 17 September? Penentuan tanggal  tersebut tidak lah sulit bagi Serrum, 17 September merupakan kontrak pertama sewa rumah Serrum yang di jalan Sambiloto, dan sekaligus untuk mengingatkan bahwa batas akhir pembayaran sewa rumah setiap tahunnya. Anggota SERRUM pertama kali berjumlah 9 orang, yaitu MG Pringgotono, Arman, Ombow, JJ Adhi Brata, M Sigit Budi S, Gunawan Wibisono dan Arief Kurniawan yang merupakan satu-satunya anggota SERRUM bukan berasal dari Kampus [[Universitas Negeri Jakarta]].  
 
Pola-pola dalam mendapatkan dana untuk bisa bertahan dan mempertahankan ruang yang Serrum sewa sangat beragam, mulai dari patungan setiap individu yang tergabung, mencari dana secara kolektif seperti berjualan kaos hasil sablon sendiri, mendapatkan pekerjaan dan dikerjakan bersama sampai hanya sebatas mengamen bersama. Saat itu beberapa anggota masih punya penghasilan dari pekerjaannya seperti mengajar disekolah sampai les private, desainer layout koran, desainer freelance, dan beberapa lainnya menggantungkan hidup bersama kegiatan di serum seperti cetak sablon kaos dan ilustrasi buku.