Keuskupan Agung Merauke: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
FelixJL111 (bicara | kontrib) |
|||
Baris 2:
|jurisdiction = Keuskupan Agung
|name = Merauke
|latin =
|local =
|image =
Baris 85:
'''Keuskupan Agung Merauke''' merupakan metropolit [[Provinsi Gerejani]] dalam kesatuan dengan empat [[keuskupan sufragan]] di dekatnya, yaitu [[keuskupan Agats]], [[keuskupan Jayapura]], [[keuskupan Manokwari-Sorong]] dan [[keuskupan Timika]]. Keuskupan Agung Merauke adalah keuskupan metropolitan dengan persentase umat Katolik yang cukup tinggi ketimbang keuskupan lainnya yang berada di Tanah Papua. Wilayahnya meliputi [[Kabupaten Merauke]], [[Kabupaten Boven Digoel]], dan sebagian besar wilayah [[Kabupaten Mappi]], [[Papua]].
==
* Didirikan sebagai '''
* Ditingkatkan menjadi '''Keuskupan Agung Merauke''' pada
== Waligereja ==
Berbeda dengan daerah lain di Papua yang merayakan [[Hari Injil Masuk Papua|masuknya Injil ke Tanah Papua]] pada tanggal [[5 Februari]], Keuskupan Agung Merauke memperingati masuknya pengabaran Injil ke Tanah Papua Selatan pada tanggal [[14 Agustus]] dengan R.P. [[Henri Nollen]], M.S.C.; R.P. [[Philipus Braun]], M.S.C.; [[Bruder]] [[Dionysius van Roesel]], M.S.C.; serta Bruder [[Melchior Oomen]], M.S.C.; sebagai pimpinan rombongan setelah sempat bekerja di [[Keuskupan Agung Rabaul|Vikariat Apostolik Pomerania Baru/''Neu Pommern'']].<ref>{{cite news |author =Agapitus Batbual|coauthors = |url =https://penakatolik.com/2014/02/16/agama-katolik-turut-melahirkan-kota-merauke/|title =Agama Katolik Turut Melahirkan Kota Merauke|publisher =Pena Katolik|date = 16 Februari 2014|accessdate = 16 oktober 2019}}</ref>{{sfn|Sinaga|2013|p=264}}{{sfn|Steenbrink|2007|pp=237}} Hari tersebut diperingati umat Katolik di Tanah Papua Selatan sebagai peringatan masuknya [[Misionaris Hati Kudus]] ke Papua Selatan pada tahun [[1905]] dan diperkuat dengan adanya [[Peraturan Daerah (Indonesia)|Peraturan Daerah]] No. 1 Tahun 2011 yang dikeluarkan oleh [[Kabupaten Merauke|Pemerintah Kabupaten Merauke]] bersama-sama dengan [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Merauke]].<ref>{{cite news |author = Ans K dan Dewi Wulandari|coauthors = |url = https://www.jubi.co.id/ribuan-umat-katolik-merauke-peringati-114-tahun-masuknya-gereja-katolik-di-papua-selatan|title = Ribuan umat Katolik Merauke peringati 114 tahun masuknya Gereja Katolik di Papua Selatan|publisher = Tabloid Jubi|date = 14 Agustus 2019|accessdate = 16 Agustus 2019}}</ref> Peraturan daerah tersebut menyebutkan bahwa tanggal 14 Agustus merupakan hari libur fakultatif untuk warga Kabupaten Merauke. Tanggal tersebut, menurut [[Jacobus Duivenvoorde]], diambil mengingat Merauke pernah menjadi bagian dari Dekenat Papua–Maluku yang diresmikan oleh Uskup [[Keuskupan Amboina|Prefektur Apostolik Nugini Belanda]] pada tanggal 14 Agustus 1905. Adapun catatan masuknya pengabaran Injil ke tanah Papua Selatan yang lebih awal diberikan oleh [[Willem Hanny Rawung]], M.S.C. Menurutnya, pengabaran Injil ke Tanah Papua Selatan, yang sempat singgah di [[Sarire, Tanah Miring, Merauke|Sarire]], [[Tanah Miring, Merauke|Tanah Miring]],{{sfn|Steenbrink|2007|pp=236}} dijalankan oleh R.P. van der Heyden, [[Yesuit|S.J.]] sejak Desember [[1892]].<ref>{{cite news |author = |coauthors = |url = https://penakatolik.com/2013/08/19/peristiwa-108-tahun-injil-masuk-papua-selatan-ajak-umat-jadi-misionaris|title = Peristiwa 108 tahun- Injil masuk Papua Selatan ajak umat jadi misionaris|publisher = Pena Katolik|date = 19 Agustus 2013|accessdate = 16 Agustus 2019}}</ref>{{sfn|Steenbrink|2007|pp=236}}▼
=== Ordinaris ===
Stasi pertama Keuskupan Agung Merauke dibangun di Kampung Maro, [[Merauke, Merauke]].{{sfn|Steenbrink|2007|pp=236}} Stasi kedua Keuskupan dibangun di Kampung Okaba, Distrik [[Okaba, Merauke|Okaba]], Dekenat Wendu pada Juli 1910 dan ditutup pada September 1915. Stasi kedua lalu aktif kembali sejak 1922.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=237}} Stasi ketiga dan stasi keempat dibangun di Kampung [[Kumbe, Malind, Merauke|Kumbe]], [[Malind, Merauke|Malind]], dan Kampung [[Wambi, Okaba, Merauke|Wambi]], [[Okaba, Merauke|Okaba]] setelah proposal yang diajukan oleh Imam Peter Vertenten pada 29 Januari 1921 disetujui oleh Gubernur Jenderal [[Johan Paul van Limburg Stirum]] pada 27 April 1921.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=243-44}} Sebagai bagian dari pengembangan Keuskupan Agung Merauke, Keuskupan Amboina mengirim dua guru agama dari Kei/Kai, yakni Kassimirus Maturbongs untuk [[Merauke]] dan Adrianus Dumatubun untuk [[Okaba, Merauke|Okaba]], pada November 1921. April 1922, pembaptisan dewasa pertama dilakukan di Merauke. Pada tahun 1923, Imam Johannes van der Kooij berkarya di Dekenat Wendu setelah sempat bertugas di Kei/Kai sejak 1915.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=246}} Tahun 1924, van der Kooij membaptis 16 anak laki-laki dan 18 anak perempuan di Dekenat Wendu. Imam Peter Vertenten kemudian berpindahtugas untuk menjadi pimpinan pertama Misionaris Hati Kudus wilayah [[Republik Demokratik Kongo|Kongo-Belgia]] pada tahun 1925.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=246}}▼
* [[Herman Tillemans]], [[Misionaris Hati Kudus|M.S.C.]] (25 Juni
* [[Petrus Canisius Mandagi]], M.S.C. (sejak 11 November 2020)▼
=== Prelat tituler ===
Tahun 1927 merupakan tahun perkembangan bagi Gereja-gereja di Kevikepan/Dekenat Mumanja. Namun, tidak seperti dekenat lain di Keuskupan Agung Merauke, sejarah perkembangan Kevikepan Mumanja dimulai ketika Kevikepan Mumanja menerima ratusan tahanan dari berbagai latar belakang agama yang merupakan tahanan [[Pemberontakan Komunis di Sumatera 1927]] dan di Jawa pada tahun 1926. Salah satu tahanan yang cukup lama tinggal [[Tempat Pengasingan Boven Digoel|di sana]] adalah [[Chalid Salim|Ignatius Fransiscus Michael Salim]]. Salim secara resmi dibaptis pada 26 Desember 1942 oleh Imam C. Meuwese. Adapula tahanan lain yang memberi kontribusi, yakni [[Soekardjo Prawirojoedo]], tokoh Katolik yang baru masuk [[Tanah Merah, Boven Digoel|Tanah Merah]] tahun 1933 setelah [[Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi]] dan [[Mohammad Hatta]], ekonom lulusan Belanda yang lebih dulu masuk penjara.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=251-52}}▼
*[[John Philip Saklil]] (27 Juli s.d. 3 Agustus 2019, wafat)
*
;Administrator Apostolik Keuskupan Agung Merauke
Perluasan selanjutnya dilakukan oleh Imam Drabbe M.S.C. Pada tahun [[1938]], ia ditugaskan untuk menjadi imam di Kokonao dan pada tahun [[1939]], ia bertolak ke [[Kabupaten Mappi|Mappi]] untuk memimpin proyek penyusunan [[katekismus]], buku doa dan buku cerita ke dalam bahasa Yakai.<ref name=felicia>{{cite web |last1=Hanggu |first1= Felicia Permata | title = Jalan Misi Gereja Papua | website = [[Majalah Hidup]] | url = https://www.hidupkatolik.com/2018/06/25/22606/jalan-misi-gereja-papua.php | date = 25 Juni 2018 |access-date = 17 Januari 2022}}</ref>▼
▲Berbeda dengan daerah lain di Papua yang merayakan [[Hari Injil Masuk Papua|masuknya Injil ke Tanah Papua]] pada tanggal [[5 Februari]], Keuskupan Agung Merauke memperingati masuknya pengabaran Injil ke Tanah Papua Selatan pada tanggal [[14 Agustus]] dengan R.P. [[Henri Nollen]], M.S.C.; R.P. [[Philipus Braun]], M.S.C.; [[Bruder]] [[Dionysius van Roesel]], M.S.C.; serta Bruder [[Melchior Oomen]], M.S.C.; sebagai pimpinan rombongan setelah sempat bekerja di [[Keuskupan Agung Rabaul|Vikariat Apostolik Pomerania Baru/''Neu Pommern'']].<ref>{{cite news
▲Stasi pertama Keuskupan Agung Merauke dibangun di Kampung Maro, [[Merauke, Merauke]].{{sfn|Steenbrink|2007|pp=236}} Stasi kedua Keuskupan dibangun di Kampung Okaba, Distrik [[Okaba, Merauke|Okaba]], Dekenat Wendu pada Juli 1910 dan ditutup pada September 1915. Stasi kedua lalu aktif kembali sejak 1922.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=237}} Stasi ketiga dan stasi keempat dibangun di Kampung [[Kumbe, Malind, Merauke|Kumbe]], [[Malind, Merauke|Malind]], dan Kampung [[Wambi, Okaba, Merauke|Wambi]], [[Okaba, Merauke|Okaba]] setelah proposal yang diajukan oleh Imam Peter Vertenten pada 29 Januari 1921 disetujui oleh Gubernur Jenderal [[Johan Paul van Limburg Stirum]] pada 27 April 1921.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=243-44}} Sebagai bagian dari pengembangan Keuskupan Agung Merauke, Keuskupan Amboina mengirim dua guru agama dari Kei/Kai, yakni Kassimirus Maturbongs untuk [[Merauke]] dan Adrianus Dumatubun untuk [[Okaba, Merauke|Okaba]], pada November 1921. April 1922, pembaptisan dewasa pertama dilakukan di Merauke. Pada tahun 1923, Imam Johannes van der Kooij berkarya di Dekenat Wendu setelah sempat bertugas di Kei/Kai sejak 1915.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=246}} Tahun 1924, van der Kooij membaptis 16 anak laki-laki dan 18 anak perempuan di Dekenat Wendu. Imam Peter Vertenten kemudian berpindahtugas untuk menjadi pimpinan pertama Misionaris Hati Kudus wilayah [[Republik Demokratik Kongo|Kongo-Belgia]] pada tahun 1925.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=246}}
▲== Gembala ==
▲=== Vikaris Apostolik Merauke ===
▲* [[Herman Tillemans]], M.S.C. (25 Juni 1950–15 November 1966)
▲Tahun 1927 merupakan tahun perkembangan bagi Gereja-gereja di Kevikepan/Dekenat Mumanja. Namun, tidak seperti dekenat lain di Keuskupan Agung Merauke, sejarah perkembangan Kevikepan Mumanja dimulai ketika Kevikepan Mumanja menerima ratusan tahanan dari berbagai latar belakang agama yang merupakan tahanan [[Pemberontakan Komunis di Sumatera 1927]] dan di Jawa pada tahun 1926. Salah satu tahanan yang cukup lama tinggal [[Tempat Pengasingan Boven Digoel|di sana]] adalah [[Chalid Salim|Ignatius Fransiscus Michael Salim]]. Salim secara resmi dibaptis pada 26 Desember 1942 oleh Imam C. Meuwese. Adapula tahanan lain yang memberi kontribusi, yakni [[Soekardjo Prawirojoedo]], tokoh Katolik yang baru masuk [[Tanah Merah, Boven Digoel|Tanah Merah]] tahun 1933 setelah [[Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi]] dan [[Mohammad Hatta]], ekonom lulusan Belanda yang lebih dulu masuk penjara.{{sfn|Steenbrink|2007|pp=251-52}}
▲=== Uskup Agung Merauke ===
▲* [[Herman Tillemans]], M.S.C. (15 November 1966–26 Juni 1972, mengundurkan diri)
▲Perluasan selanjutnya dilakukan oleh Imam Drabbe M.S.C. Pada tahun [[1938]], ia ditugaskan untuk menjadi imam di Kokonao dan pada tahun [[1939]], ia bertolak ke [[Kabupaten Mappi|Mappi]] untuk memimpin proyek penyusunan [[katekismus]], buku doa dan buku cerita ke dalam bahasa Yakai.<ref name="felicia">{{cite web
▲* [[Jacobus Duivenvoorde]], M.S.C. (26 Juni 1972–7 April 2004, pensiun)
▲* [[Nicolaus Adi Seputra]], M.S.C. ([[7 April]] [[2004]]–28 Maret 2020, mengundurkan diri)
▲** Administrator Apostolik ''sede plena'', [[John Philip Saklil]] (27 Juli—3 Agustus 2019)
▲** Administrator Apostolik ''sede plena'', [[Petrus Canisius Mandagi]], M.S.C. (7 Agustus 2019—28 Maret 2020)
▲** Administrator Apostolik ''sede vacante'', [[Petrus Canisius Mandagi]], M.S.C. (28 Maret—11 November 2020)
▲* [[Petrus Canisius Mandagi]], M.S.C. (sejak 11 November 2020)
== Paroki ==
{{:Daftar paroki di Keuskupan Agung Merauke}}
==
<references/>
==
* {{citation
|last1 = Sinaga
|