Suku Kubu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
 
== Adat istiadat ==
'''''1.     Belangun'''''
 
''Belangun'' adalah kebiasaan orang rimba pindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam jarak relatif jauh yang dilakukan karena adanya kematian. ''Belangun'' dilakukan  untuk menghilangkan segala kenangan dengan si mati selama hidupnya.  Dengan ''belangun'' ketempat lain diharapkan hati yang sedih dapat terhibur dengan suasana yang baru. Terjadinya kematian di lokasi pemukiman mereka (orang rimba) juga dipersepsikan tanah pemukiman tersebut sebagai tanah yang tidak baik lagi untuk di pakai, karena akan memberikan kesialan selama mereka bertahan menempatinya. Ketika belangun semua harta benda orang rimba akan dibawa serta. Barang-barang ini akan ditempatkan dalam ambung. Di kalangan masyarakat Anak Dalam di Air Hitam, sebelum Melangun dilakukan, mayat ditempatkan di atas beli berukuran 1×2 meter, disertai peralatan miliknya.<ref>{{Cite web|title=Warisan Budaya Takbenda {{!}} Beranda|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=467|website=warisanbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=2022-01-20}}</ref>
 
'''2.     ''Bebalai'''''
 
Bebalai adalah pesta adat perkawinan orang rimba. Acara ini dilakukan jauh di dalam hutan, bersama para dukun dan penghulu adat ritual-ritual adat dilakukan. Acara bebalai ini sangat tertutup bagi pihak luar.  Biasanya pesta berlangsung 7 hari 7 malam dengan sajian beragam buah-buahan hutan.
 
'''3.Tarik Rentokrentok'''
 
Tarik rentok adalah adat perkawinan orang rimba yang dilakukan karena kedua pasangan telah melanggar tabu adat. Tarik rentok juga dilakukan didalam hutan jauh dari pemukiman kelompok. Ini dilakukan karena sang laki-laki (''jenton'') diketahui telah ‘''mengambil’'' berbagai perhiasan (manik-manik, gelang dll) gadis rimba.  Tarik rentok ini hanya dilakukan dalam waktu satu hari saja, tanpa menggunakan pesta atau pertunjukkan yang begitu meriah seperti pada pesat ''bebalai.''
 
'''Tari Elang'''
'''''4.  Cenenggo dan Sesandingon (Sakit dan mengasingkan diri)'''''
 
Tari ini merupakan tradisi yang ada dan menjadi milik Orang Rimba (Suku Anak Dalam) yang hidup di kawasan hutan Taman Nasional Bukit Dua Belas. Tari ini diiringi dengan dendangan berupa mantra untuk memanggil para Dewa. Tari dilakukan saat pelaksanaan ritual/upacara pengobatan, perkawinan, ataupun bebalai lainnya. Dalam pertunjukannya, Tari Elang menggunakan iringan musik berupa mantera-mantera yang dilantunkan atau didendangkan oleh si penari. Penari menggunakan sehelai kain panjang sebagai perlengkapan tari. Kain panjang dianggap sebagai simbol dari sayap burung Elang (menurut kepercayaannya di dalam burung Elang bersemayang roh Dewa Elang).<ref>{{Cite web|title=Warisan Budaya Takbenda {{!}} Beranda|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=4920|website=warisanbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=2022-01-20}}</ref>
 
'''''4.  Cenenggo dan Sesandingon (Sakit dan mengasingkan diri)'''''
 
Di dalam kehidupan orang rimba penyakit bisa disebabkan  oleh banyak hal diantaranya karena gangguan setan, seringnya melakukan perjalanan dan kontak dengan orang dusun (orang terang), dan juga bisa disebabkan karena terlalu banyak memakan buah-buahan, misalnya pada musim buah atau ''musim petahunan godong'' yang terjadi antara 2 – 3 tahun sekali, pada saat itu buah dan madu hutan berlimpah, akibatnya adalah pola konsumsi buah yang berlebihan asam-manis menyebabkan mereka terkena penyakit.