Sirahan, Cluwak, Pati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rapikan!
Baris 38:
11. Fadhul Ulum (2008 - )
 
'''Catatan''' : Pada tahun 1969 - 1975 adalah pemerintahan karteker oleh H. Ali Ridlo merangkap Carik/Sekretaris Desa
'''SEKILAS TENTANG DESA SIRAHAN'''
Baris 67:
Dibandingkan Belanda, pemerintahan Jepang lebih sadis. Mereka menguras habis bahan makanan sehingga penduduk kelaparan akibat Kuminyai, yaitu kebijakan Jepang merampas seluruh hasil panen penduduk.
 
Jepang memberikan perintah agar setiap terdengar bunyi sirine, semua orang harus bersembunyi. Hal itu sebagai siasat Jepang. Disaat orang bersembunyi, Jepang mengangkut hasil panen yang sebelumnya dikumpulkan di kediaman Kepala Desa. Penduduk yang ingin menyisakan hasil panen harus pandai-pandai menyembunyikan di langit-langit rumah atau ditanam dalam tanah. Itupun sangat beresiko. Untuk mencari kebutuhan makan, sebagian penduduk ada yang mencari suwek, gadung dan apa saja yang dapat ditemui di hutan-hutan.
 
Untuk mencari kebutuhan makan, sebagian penduduk ada yang mencari suwek, gadung dan apa saja yang dapat ditemui di hutan-hutan. Bahkan, kepithing sungai (yuyu), wawung, kecoa, kalajengking, kelabang, jangkrik dan jungkruk pun menjadi makanan lezat. Dan pada zaman itu, sebagian penduduk merasa pesta besar kalau ada sapi atau kerbau mati. Yang berebut dagingnya bukan hanya sebagian orang dari dalam desa saja. Orang dari desa lain pun banyak yang berdatangan.
 
Pada masa pemerintahan Singo Guno, yang menjabat sebagai Carik adalah Sukarjo, warga Sirahan asal Desa Medani, dilanjutkan Kromo Masno, warga Sirahan asal Karangsari. Kamituwo dijabat Samplong dan Padiyah Godeg, kebayan oleh Sarkawi dan modin dijabat Abdul Rosyid asal dukuh Gili Kidul, dan dilanjutkan Maridin.
Baris 86 ⟶ 84:
''''''Musim Tikus''''''
 
Dibawah kepemimpinan Presiden pertama RI Ir Soekarno, taraf hidup masyarakat mulai meningkat, bahkan 10 tahun dari kemerdekaan itu, sudah melaksanakan pemilu untuk pertama kalinya. Setelah sedikit bernapas lega, penduduk Sirahan mengalami kelangkaan pangan karena musim tikus pada tahun 1963. Hampir satu tahun tikus mengganas menghabiskan seluruh tanaman, mulai ketela, jagung, padi, bahkan buah yang bergantung pada pohon pun dimakan, bahkan orang tidur pada malam hari pun terkadang jari-jari kakinya luka dikrikitidimakan tikus.
 
Setelah musim tikus, tahun 1965 PKI (Partai Komunis Indonesia) berontak. Tahun 1966 terjadi lagi musim paceklik panjang. Musim tikus datang lagi untuk yang kedua kalinya, namun itu hanya berlangsung 3 bulan.