Jalan Raya Pos: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nama lain
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
AnsyahF (bicara | kontrib)
k Melakukan sedikit perbaikan
Baris 16:
'''Jalan Raya Pos''' ({{Lang-nl|De Groote Postweg ''atau'' De Grote Postweg}}), disebut juga '''Jalan Daendels''', adalah sebuah [[jalan pos]] sepanjang {{Convert|1000.|km|mi}} di [[Jawa]] yang membentang dari [[Anyar, Serang|Anyer]] di [[Banten]] hingga [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] di [[Jawa Timur]]. Jalan ini kini menjadi bagian dari [[Jalan Nasional Rute 1]] (Cilegon-Jakarta, Cirebon-Panarukan), [[Jalan Nasional Rute 2]] (Jakarta-Bogor), [[Jalan Nasional Rute 3]] (Anyer, Cianjur-Bandung), dan [[Jalan Nasional Rute 5]] (Bandung-Cirebon).
 
Jalan ini dibangun atas perintah dari [[Daftar Gubernur-Jenderal Hindia Belanda|Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] yang ke-36, [[Herman Willem Daendels]] ({{abbr|m.|memerintah}} 1808-1811), sebagai salah satu langkahnya dalam memodernisasi Jawa, terutama dalam bidang pertahanan dan pemerintahan. Selanjutnya, jalan ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengangkut hasil bumi dan [[pos]] komunikasi karena dapat mempersingkat lama pengiriman surat saat itu. Namun, rakyat tidak diperbolehkan melewatinya hingga pada 1853.
 
== Latar belakang ==
Sistem perposanpengiriman kolonialpesan di [[Hindia Belanda]] pertama kali diperkenalkan di masa pemerintahan [[VOC]]. Saat itu, sudah ada korespondensi dari Hindia Belanda ke [[Belanda]] tetapi tujuannya dibatasi pada pejabat-pejabat resmi dan tidak boleh berisi aktivitas VOC di Hindia Belanda untuk menjaga kerahasiaan sumber [[rempah-rempah]] dari para pesaingnya. Sarana pengirimannya saat itu bergantung pada [[kapal perang]] VOC yang berlayar ke berbagai pulau dan belum ada sistem yang terorganisasi.{{Sfn|Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi|1980|p=47}} Kantor pos baru pertama kali didirikan pada 26 Agustus 1746 di [[Batavia]] oleh Gubernur Jenderal yang ke-26, [[Gustaaf Willem baron van Imhoff|Gustaaf Willem van Imhoff]], untuk menjamin keamanan surat-surat penduduk terutama bagi para pedagang yang berdagang di luar Jawa dan orang-orang yang pulang pergi dari dan ke Belanda. Empat tahun kemudian, kantor pos Semarang didirikan dan menggunakan rute pengirimannya melalui [[Karawang]], [[Cirebon]], dan [[Pekalongan]].{{Sfn|Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi|1980|p=50}} Sementara itu, transportasi daratan sudah ada setidaknya pada sekitar 1750, yaitu jalan yang menghubungkan [[Batavia]] ke [[Kota Semarang|Semarang]] dan seterusnya ke [[Kota Surabaya|Surabaya]]. Jalan yang menghubungkan Semarang, [[Kota Surakarta|Surakarta]], dan [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] juga sudah ada pada waktu itu. Namun, hujan tropis yang deras sering kali menghancurkan jalannya.{{Sfn|Nas|Pratiwo|2002|p=709}}
 
Pada 28 Januari 1807, Daendels diangkat menjadi [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] oleh [[Louis Bonaparte]], adik [[Napoleon Bonaparte]] yang diangkat menjadi raja di [[Kerajaan Hollandia|Belanda]] semasa [[Peperangan era Napoleon|Peperangan Napoleon]], dimana [[Kekaisaran Pertama Prancis|Prancis]] saat itu berperang dengan [[Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia|Inggris]].{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|p=16}} Cemas akan masa depan Jawa, khususnya setelah [[Isle de France (Mauritius)|Isle de France]] (kini [[Mauritius]]) diserbu Inggris pada 1807, Louis memberi dua tugas utama (yangdalam berupabentuk instruksi-instruksinya) kepada Daendels, yaitu mempertahankan Jawa dari serbuan Inggris dan membenahi sistem administrasi pemerintahannya.{{Sfn|Hidayat dkk.|2015|p=28}} Instruksi yang serupa juga diterimanya dari [[Napoleon Bonaparte]] saat bertemu di [[Paris]], sesaat sebelum pergi ke Jawa.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|pp=26-27}}
 
Pilihan Daendels untuk membangun Jalan Raya Pos mungkin diinspirasi oleh {{interlanguage link|[[cursus publicus|en}}]], sistem perposanjalan pos [[Kekaisaran Romawi]] yang menghubungkan [[Roma]], ibukotanya, dengan kota-kota yang ditaklukkannya.{{Sfn|Hidayat dkk.|2015|p=4}}{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|p=5}} Dengan begitu, Daendels berkeinginan untuk menerapkan konsep yang sama dengan menghubungkan [[Batavia]] dengan daerah-daerah di Jawa melalui Jalan Raya Pos.{{Sfn|Hartatik|2018|p=34}} Sumber lainnya mengatakan bahwa idenya untuk membangun sebuah jalan raya mungkin dipengaruhi oleh perjalanannya menuju Jawa. Saat itu, Inggris menguasai lautan dan memblokade akses Prancis keuntuk mengakses lautan sehingga memaksa Daendels harus melalui daratan Prancis terlebih dahulu dengan jalan raya yang dibuat oleh Napoleon.{{Sfn|Nas|Pratiwo|2002|p=709}} Upaya membangun jalan ini didasarkan pada salah satu instruksi Louis yang mewajibkan Daendels untuk memperhatikan sarana (transportasi) yang palignpaling sesuai dirancang, melalui kesepakatan dengan para bupati, yang dapat memperbaiki nasib [[Pribumi-Nusantara|pribumi Hindia Belanda]].{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|p=17}}
 
Jalan tersebut dinamai demikian karena Daendels membangun sebanyak 50 [[kantor pos]] di antara Batavia dan [[Surabaya]] untuk mempercepat komunikasi dengan para pejabatnya.{{Sfn|Hidayat dkk.|2015|p=5}} Komunikasi saat itu dianggap hal yang berharga karena Daendels merasakan sulitnya berkomunikasi dengan mereka yang tersebar di seluruh Jawa dan lalu lintas laut yang bisanya digunakan untuk menyampaikan surat diblokade Inggris.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|pp=26-27}}
Baris 29:
== Pembangunan ==
[[Berkas:Daendels Legt De Groote Postweg Aan Over Java, KITLV 1403894.tiff|thumb|upright=1.3|''Daendels membangun Jalan Raya Pos di atas Jawa''. Sebuah ilustrasi anonim {{Circa|1910}}]]
Pada 29 April 1808, agar lebih mengetahui permasalahan di Jawa lebih lanjut, Daendels melakukan perjalanan dari ke Semarang dan [[Tapal Kuda, Jawa Timur|ujung timur Jawa]]. Setibanya di Semarang pada 5 Mei 1808, ia mengeluarkan perintah untuk membangun Jalan Raya Pos, dimulai dengan memperbaiki dan menghubungkan jalan-jalan desa yang telah ada sebelumnya. Karena keterbatasan biaya, Daendels hanya meratakan jalan dari [[Batavia]] ke [[Buitenzorg]] (kini Bogor) dan membangun petak jalan di [[Parahyangan|Preanger]]. Sisanya, yaitu jalan dari [[Kota Cirebon|Cirebon]] hingga [[Kota Surabaya|Surabaya]] dikerjakan oleh para bupati di daerahnya masing-masing.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan 200 Taoen Anjer Panaroekan|2008|p=19}}
 
=== Jalur pertama ===
Pembangunan Jalan Raya Pos pertama dimulai dari Buitenzorg ke Karangsambung (kini [[Tomo, Sumedang|Kecamatan Tomo]] di [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]]) berdasarkan perintah Daendels pada 5 Mei 1808. Jalur ini direncanakan melalui [[Cisarua, Bogor|Cisarua]], [[Cianjur, Cianjur|Cianjur]], [[Rajamandala Kulon, Cipatat, Bandung Barat|Rajamandala]], [[Kota Bandung|Bandung]], [[Parakan Muncang, Nanggung, Bogor|Parakan Muncang]], dan [[Kabupaten Sumedang|Sumedang]]. Secara teknis, jalur tersebut harus dibuat selebar 2 [[w:Dutch units of measurement#Roede|rijnlandse roeden]] (~7.5 meter) dan didirikan tiang di setiap 400 [[w:Dutch units of measurement#Roede|rijnlandse roeden]] (~1.5 kilometer) untuk menunjukkan jarak dan menandai batas distrik.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|pp=6-7}} Pemerintah menyediakan anggaran sebesar 30.000 ringgit perak untuk membangun jalur ini, sementara para pekerjanya disediakan oleh [[w:nl:Java's Noordoostkust|Gubernur Pantai Timur Laut Jawa]], {{Interlanguage link|Nicolaus[[Nicolaas Engelhard|nl}},]] sebanyak 1.100 orang.{{Sfn|Hidayat dkk.|2015|p=13}}
 
Proyek ini dipimpin oleh [[Kolonel]] [[Zeni]] Balthazar Friedrich Wilhelm van Lützow dengan bantuan dari Komisi Negara dan dua [[Rekayasawan|insinyur]] militer. Van Lützow kemudian menyerahkan tanggung jawab sebagian pengerjaan, yaitu jalur Cisarua-Cianjur dan Parakan Muncang-Karangsambung, kepada dua insinyurnya. Masing-masing insinyur dibantu oleh dua [[bintara]] yang dipilihnya.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|p=22}}{{Sfn|Hidayat dkk.|2015|p=27}} Daendels juga menetapkan jumlah pekerja dan upah yang berbeda untuk membangun jalan ini, mengingat kondisi medan yang berat yang dihadapi oleh para pekerja. Tabel berikut merinci penetapannya:{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan 200 Taoen Anjer Panaroekan|2008|pp=6-7}}
{| class="wikitable" style="text-align:center;"
|+Penetapan jumlah pekerja dan upah untuk Jalur Pertama{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|pp=6-7}}
!Dari
!Ke
Baris 82 ⟶ 83:
=== Jalur selanjutnya ===
[[Berkas:Luchtopname van Panaroekan, KITLV MLD384 019.tiff|thumb|upright=1.3|Jalan Raya Pos berakhir di [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]], sebuah kecamatan di [[Kabupaten Situbondo]]. Foto udara Panarukan pada 1949 oleh Layanan Penerbangan [[Angkatan laut di Hindia Belanda|Angkatan Laut Hindia Belanda]].]]
Pada Juli 1808, Daendels bertemu dengan 38 bupati untuk memerintahkan mereka memperbaiki dan menghubungkan jalan-jalan desa. Ia juga menyerahkan pembangunan jalan Cirebon-Surabaya kepada mereka agar mereka bisa menarik orang-orang umum ke dalam pengerjaan melalui [[pengabdian masyarakat]]. Di [[Jawa Tengah]], jalan raya ini melewati [[Kabupaten Tegal|Tegal]], [[Kabupaten Pemalang|Pemalang]], [[Comal, Pemalang|Comal]], [[Kota Pekalongan|Pekalongan]], [[Kabupaten Kendal|Kendal]], [[Kaliwungu, Kendal|Kaliwungu]], [[Kota Semarang|Semarang]], [[Kabupaten Demak|Demak]], [[Kabupaten Kudus|Kudus]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Kabupaten Rembang|Rembang]], dan [[Lasem, Rembang|Lasem]]. Sementara di Jawa Timur, jalan raya ini melewati [[Kabupaten Pacitan|Pacitan]], [[Sidayu, Gresik|Sidayu]], [[Kabupaten Gresik|Gresik]], [[Kota Surabaya|Surabaya]], [[Porong, Sidoarjo|Porong]], [[Bangil, Pasuruan|Bangil]], [[Kota Pasuruan|Pasuruan]], [[Paiton, Probolinggo|Paiton]], [[Besuki, Situbondo|Besuki]], dan akhirnya [[Panarukan, Situbondo|Panarukan]].{{Sfn|Hidayat dkk.|2015|p=56}}
 
Dengan jalan raya yang sisanya dikerjakan oleh para bupati, Daendels tidak perlu membuat laporan rinci untuk jalan-jalan tersebut. Konsekuensinya, tidak ada arsip-arsip kolonial yang memuat laporan pembangunan jalannya. Satu-satunya informasi yang didapat yang melaporkan pembangunannya adalah korespondensi antara Daendels dengan [[Kementerian Urusan Tanah Jajahan Belanda|Menteri Perdagangan dan Koloni]] saat itu, {{Interlanguage link|Paulus van der Heim|nl}}.{{Sfn|Tim Ekspedisi Kompas Anjer-Panaroekan|2008|pp=25-26}}
 
== Dalam budaya populer ==
[[Film dokumenter]] ''Jalan Raya Pos - De Grotoe Postweg'', disutradarai dan ditulis oleh Bernie IjdisIJdis, dirilis pada 1996. Film ini menceritakan tentang sejarah dan dampak modern dari Jalan Raya Pos. [[Pramoedya Ananta Toer]], yang juga diceritakan kisah hidupnya semasa [[Orde Baru]], mengisi narasi untuk film ini.{{Sfn|Nas|Pratiwo|2002|pp=716-717}}
 
== Lihat pula ==