Nüwa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ptbotgourou (bicara | kontrib)
k bot Mengubah: lt:Nuva
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{wikify}}
'''Nǚwā''' atau disebut juga sebagai Dewi Nǚwā (女娲) bermarga '''Fèng 凤''', lahir di Chéngjì 成纪, diceritakan bernama Fèng Lǐxī 风里希. Salah satu dari Tiga Maharaja (Sān Huáng 三皇) dari suku Tionghua, dan merupakan leluhur dari manusia, yang dalam legenda, manusia adalah keturunan dari dia dan kakaknya [[Fuxi]] (Fúxī 伏羲). Ada juga legenda yang menceritakan dia menciptakan manusia dari tanah liat kuning, mengunakanmenggunakan batu lima warna menambal langit, memotong empat kaki kura-kura raksasa untuk mengantikan empat pilar penahan langit yang roboh, menyurutkan banjir dan memusnahkan binatang buas, sehingga manusia bisa hidup aman dan tenteram.
[[Berkas:NuwaFuxi.gif|thumb|180px|Nǚwā 女娲 dan Fúxī 伏羲]]
 
Menurut legenda, bentuk Nǚwā 女娲 adalah berkepala manusia berbadan ular, dan memiliki kemampuan menciptakan manusia. Pada mulanya ia mengunakanmenggunakan tanah liat untuk menciptakan manusia dengan tangan, tetapi karena terlalu lambat, akhirnya ia mengunakanmenggunakan cara mencelupkan tali kedalamke dalam tanah liat dan mengibaskannya, menciptakan manusia dalam jumlah banyak. Manusia yang diciptakan pada awalnya dengan tangan sendiri adalah kaum bangsawan dan yang kemudian diciptakan dari gumpalan tanah liat yang dikibaskan memakai tali adalah rakyat biasa. Cara menciptakan manusia yang memiliki perbedaan ini, juga merupakan cara dari para penguasa pada zaman Masyarakat Budak dan zaman Masyarakat [[Feodal]] untuk menyampaikan "Teori Mandat Surga" kepada rakyatnya, guna untuk melindungi kekuasaan mereka.
 
Menurut catatan buku sejarah Shi Jì 史记 bagian Bǔsān Huángběnjì 补三皇本纪, dewa air [[Gònggōng]] (共工) memberontak, dan berperang dengan dewa api [[Zhùróng]] (祝融). Gònggōng dikalahkan oleh Zhùróng, dalam amarahnya, Gònggong membenturkan kepalanya ke pilar penahan langit barat, yaitu [[gunung Bùzhou]], sehingga langit miring, air dari sungai langit melimpah ke bumi. Nǚwā tidak tega melihat manusia menderita, sehingga ia melebur dan mengunakanmenggunakan Batu Lima Warna (Wǔsèshí 五色石) untuk menambal langit (ada yang mengatakan tujuh warna, sebagai bentuk dari warna pelangi sekarang). Catatan literatur kuno lainnya terdapat perbedaan, seperti buku Huáinánzi 淮南子 bagian Tiānwénxùn 天文训 dicatat sebagai perang antara Gònggōng dan Zhuānxū 颛顼; buku Huáinánzi (淮南子) versi lain (Yuándào 原道) dicatat sebagai perang antara Gònggōng dan Gāoxīn 高辛 ; buku Diaoyùjí 雕玉集 bagian Zhuànglì 壮力 dicatat sebagai perang antara Gònggōng dan Shénnóng 神农; buku Lùshi 路史 bagian Tàiwújì 太吴纪 dicatat sebagai perang antara Gònggōng dan Nǚwā.
 
Legenda Nǚwā menambal langit adalah sebuah legenda yang sangat terkenal. Pada permulaan roman terkenal, Impian dari Paviliun Merah (Hóng Lóu Mèng 红楼梦) memakai pendahuluan dengan legenda ini, Nǚwā dalam rangka menambal langit, melebur 36.501 buah batu, dan yang dipakai 36.500 buah, sisa satu tidak dipakai.