Perang Tondano: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Perang Tondano II: Menambah Konten |
|||
Baris 45:
# Kakaskasen dengan Bantik (1789)
# Langowan dan Tompaso dengan Pasan dan Ratahan (1789)''{{Sfn|Supit|1991|p=17-18}}''
Karena konflik yang terus berlangsung, V.O.C berusaha mendamaikan salah satu konflik. Usaha perdamaian ini dilaporkan dari sebuah laporan oleh J.D Schierstein pada tanggal 8 Oktober 1789 yang mendamaikan Bantik dan Tombulu (Tateli) yang dikenal dengan nama "Perang Tateli"<ref>{{Cite web|date=31 Agustus 2020|editor-last=Irham|editor-first=Muhammad|title=Asal Muasal Suku Minahasa di Sulawesi Utara|url=https://tribunmanadowiki.tribunnews.com/2020/08/31/asal-muasal-suku-minahasa-di-sulawesi-utara|website=TribunManado Wiki|language=id-ID|access-date=29 Januari 2021}}</ref>serta kelompok Toulour dan kelompok Tonsawang.<ref>{{Cite web|last=Kustiani|first=Rini|date=5 Januari 2021|title=Tahukah Kamu Asal Kata Minahasa, Maknanya Sama Seperti Bhineka Tunggal Ika|url=https://travel.tempo.co/read/1420320/tahukah-kamu-asal-kata-minahasa-maknanya-sama-seperti-bhineka-tunggal-ika|website=travel.tempo.co|access-date=30 Januari 2021}}</ref> Pada perdamaian ini juga, nama Minahasa muncul pertama kali dari kata Min'hasa sebagai kata yang dipakai oleh [[Landraad]]. Karena keberhasilan Schierstein dalam meredakan konflik yang terjadi di Minahasa, dia pun melakukan musyawarah kembali pada tahun 28 Juli 1790 di Fort Amsterdam. Namun , usahanya digagalkan oleh Pangalila selaku kepala Walak Tondano serta Ukung Sumondak dan kepala walak lainnya karena mereka hanya menyetujui Verbon 10 Januari 1679 sebagai satu-satunya perjanjian yang disetujui. Berkat pemberontakan ini, Schierstein melancarkan rencana untuk menangkap Pangalila dan teman-temannya sehingga perjanjia pada tanggak 5 Agustus 1790 berhasil. Mereka berhasil ditangkap dan Pangalila mati di Tahanan, sedangkan teman-temannya dibawa keluar daerag dengan kapal Belona.''{{Sfn|Supit|1991|p=18}}'' Menurut Taulu dalam buku ''Sejarah perlawanan terhadap imperialisme kolonialisme sulawesi utara'', Pangalila ditangkap oleh Puluwang karena terlambat mengumpulkan beras ke Puluwang sebelum diserahkan kepada Kepala Balak Tonsea. Puluwang merupakan seorang perwakilan residen dalam mengumpulkan beras kepada V.O.C.<ref>{{Cite book|date=1981|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/13022/|title=Sejarah perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme di Sulawesi Utara|location=Jakarta|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|pages=83|language=id|url-status=live}}</ref>
Perang Tondano II (1681-1682)
|