Walayah Fikih: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 1:
'''Walayah Fikih''' ({{lang-fa|{{Nastaliq|ولایت فقیه}}|Velâyat-e Faqih}}; {{lang-ar|وِلاَيَةُ ٱلْفَقِيهِ|Wilāyat al-Faqīh}}) adalah teori dalam [[fikih]] [[Syiah]] yang menyatakan sistem politik yang sah selama tidak adanya ([[Ghaybah (Keyakinan)|Ghaybah]]) [[Imamah|Imam]] [[Ismat|Masum]]. Sistem [[Iran|Republik Islam Iran]] didasarkan pada teori ini.<ref>نظام سیاسی و دولت در اسلام. ص ۲۴۳</ref>
[[Berkas:Wilayat_al-Faqih.png|jmpl|Kaligrafi ''Velâyat-e Faqih'']]
Salah satu interpretasi – Perwalian Terbatas dari Ahli Hukum Islam – menyatakan bahwa perwalian harus dibatasi pada hal-hal non-perkara (al-omour al-hesbiah) termasuk wakaf agama (wakaf), masalah yudisial, dan properti di mana tidak ada orang tertentu yang bertanggung jawab.<ref name=autogenerated4>{{cite web |url=http://english.awqaf.ir/ |title=Archived copy |access-date=8 December 2006 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110722014257/http://english.awqaf.ir/ |archive-date=22 July 2011 |url-status=dead }}</ref> judicial matters,<ref>[http://www.meib.org/articles/0305_irani.htm Interview: Hamid al-Bayati (May 2003)<!-- Bot generated title -->] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061209152757/http://www.meib.org/articles/0305_irani.htm|date=9 December 2006}}</ref> Lainnya – Perwalian Mutlak Ahli Hukum Islam – menyatakan bahwa Perwalian harus mencakup semua masalah yang menjadi tanggung jawab penguasa tanpa adanya Imam, termasuk pemerintahan negara.
Gagasan perwalian sebagai aturan dikemukakan oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini dalam serangkaian kuliah pada tahun 1970 dan sekarang menjadi dasar Konstitusi Republik Islam Iran. Konstitusi Iran menyerukan seorang faqih, atau Vali-ye faqih (Ahli Hukum Wali), untuk menjabat sebagai Pemimpin Tertinggi pemerintah.<ref>[http://www.law.harvard.edu/programs/ilsp/publications/buchta.pdf Taking Stock of a Quarter Century of the Islamic Republic of Iran] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080227100026/http://www.law.harvard.edu/programs/ilsp/publications/buchta.pdf |date=27 February 2008 }}, Wilfried Buchta, Harvard Law School, June 2005, p.5–6</ref><ref>[http://www.iranonline.com/iran/iran-info/Government/constitution-8.html Constitution of the Islamic Republic of Iran, section 8] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20101123063337/http://www.iranonline.com/iran/iran-info/Government/constitution-8.html |date=23 November 2010 }} Article 109 states an essential qualification of "the Leader" is "scholarship, as required for performing the functions of mufti in different fields of fiqh"</ref> Dalam konteks Iran, Perwalian Para Ahli Hukum Islam sering disebut sebagai “rule by the jurisprudent”, atau “rule of the Islamic faqih”.
== Referensi ==
|