Kristallnacht: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
GuerraSucia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
GuerraSucia (bicara | kontrib)
Baris 175:
Di Jerman Timur, tidak banyak perhatian yang diberikan kepada peristiwa ''Kristallnacht'' dalam kurun tiga dasawarsa seusai perang. Memori kolektif orang Jerman Timur atas peristiwa ''Kristallnacht'' pada saat itu didasarkan pada teori [[Marxisme]] yang menganggap Nazisme sebagai [[fasisme]] versi Jerman. Akibatnya, perhatian tidak dicurahkan kepada [[rasisme]] yang terkandung dalam ideologi Nazi, mengingat Nazisme dianggap sebagai instrumen elit kapitalis dalam konflik melawan kelas [[proletar]]. Pada saat yang sama, komunitas Yahudi yang kecil di Jerman Timur masih dapat mengenang ''Kristallnacht'' dengan tenang. Gereja Protestan yang memiliki otonomi dari rezim komunis di Jerman Timur juga dapat menyelenggarakan peringatan. Pada tahun 1978, pemerintah Jerman Timur untuk pertama kalinya mensponsori peringatan ''Kristallnacht''.{{sfn|Steinweis|2009|p=163}}
 
Pada tahun 1988, untuk memperingati lima puluh tahun ''Kristallnacht'', diselenggarakan upacara di seluruh Jerman Barat.{{sfn|Steinweis|2009|p=161}} Pada 10 November, Presiden [[Bundestag|Parlemen Jerman]] dari [[PartaiPersatuan Demokrat Kristen Jerman|PartaiPersatuan Demokrat Kristen]], [[Philipp Jenninger]], menyampaikan salah satu pidato paling kontroversial dalam sejarah Jerman seusai Perang Dunia II. Jenninger mengklaim bahwa kebanyakan rakyat Jerman tetap "pasif" selama berlangsungnya kerusuhan, dan "hanya sedikit" yang ikut melakukan kekerasan bersama dengan "massa yang diselenggarakan" oleh Sturmabteilung dan Schutzstaffel.{{sfn|Steinweis|2009|p=163}} Ia mengundurkan diri beberapa jam seusai menyampaikan pidato ini.{{sfn|Steinweis|2009|p=162}}
 
Setelah [[penyatuan kembali Jerman]], peringatan ''Kristallnacht'' telah menjadi komponen penting dalam pembangunan kembali identitas nasional Jerman. Peringatan ini juga menunjukkan komitmen nasional untuk menentang antisemitisme, rasisme, dan [[xenofobia]].{{sfn|Steinweis|2009|p=164-165}} Peringatan tujuh puluh tahun ''Kristallnacht'' tanggal 9 November 2008 di [[Sinagoge Rykestraße|Sinagoge Rykestrasse]], Berlin, menjadi kesempatan bagi [[Kanselir Jerman]] [[Angela Merkel]] untuk menyerukan agar "peninggalan masa lalu menjadi pelajaran bagi masa depan." Sang kanselir mengutuk "ketidakpedulian terhadap rasisme dan antisemitisme." Baginya, ini adalah langkah pertama yang dapat mempertanyakan nilai-nilai yang tak dapat diganggu gugat. "Terlalu sedikit orang Jerman pada saat itu yang berani menentang kebiadaban Nazi (...). Pelajaran yang patut diambil dari masa lalu ini berlaku untuk Eropa, tetapi juga untuk kawasan-kawasan lain, terutama untuk negara-negara Arab."<ref>{{cite web|url=http://www.rfi.fr/actufr/articles/107/article_74566.asp|title=Il y a 70 ans, la Nuit de Cristal|publisher=Radio-France International|author=Pascal Thibault|date=9 November 2008|accessdate= 11 November 2008}}</ref> Untuk peringatan delapan puluh tahun ''Kristallnacht'', Merkel berpidato di sinagoge yang sama. Ia menegaskan bahwa "negara harus bertindak secara konsisten dalam melawan pengucilan, antisemitisme, rasisme, dan ekstremisme sayap kanan." Ia juga mengkritik mereka yang "menanggapi masalah dengan tanggapan-tanggapan yang konon sederhana", yang ditafsirkan ''[[Le Monde]]'' sebagai kritik terhadap kelompok [[spektrum politik kiri-kanan|sayap kanan ekstrem]] di Jerman dan Eropa.<ref>{{citation|url=//www.lemonde.fr/europe/article/2018/11/09/nuit-de-cristal-l-allemagne-se-souvient-des-pogroms-dans-un-climat-trouble_5381289_3214.html |title=Nuit de cristal : l’Allemagne se souvient des pogroms dans un climat trouble |publisher=Le Monde |date=9 November 2018}}</ref>