Qurotul Ain: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kang Ari Tea (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: pengguna baru menambah pranala merah Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{Refimprove-bio-tokohmuslim}}
[[Berkas:Makam Quro dan Bentong - Tan Go Wat.jpg|jmpl|291x291px|Petunjuk Makam Quro dan Bentong - Tan Go Wat]]
'''Syekh Quro''' adalah Syekh Qurotul Ain atau Syekh Hasanudin atau Syekh Mursahadatillah. Menurut naskah Purwaka Caruban Nagari, Syekh Quro adalah seorang ulama. Dia adalah putra ulama besar Perguruan Islam dari negeri Campa yang bernama Syekh Yusuf Siddik yang masih ada garis keturunan dengan Syekh [[JamaluddinMuhammadJamaluddin Akbar al-Husaini]] serta Syekh Jalaluddin ulama besar Mekah. Jika ditarik dan dilihat dari silsilah keturunan, Syekh Hasanudin atau Syekh Quro masih ada garis keturunan dari Sayidina Husein Bin Saiyidina Ali r.a., menantu Nabi [[Muhammad]] SAW. dari keturunan Dyah Kirana ( Ibunya Syekh Hasanudin atau Syekh Quro ). Selain itu Syekh Hasanudin atau Syekh Quro juga masih saudara seketurunan dengan ulama Cirebon dari generasi ke– 4 Amir Abdullah Khanudin.
 
Sebelum berlabuh di Pelabuhan Karawang, Syekh Quro datang di Pelabuhan Muara Jati, daerah [[Cirebon]] pada tahun 1338 Saka atau tahun 1416 Masehi. Sementara Syekh Nurjati mendarat di Cirebon pada tahun 1342 Saka atau tahun 1420 Masehi atau 4 tahun setelah pendaratan Syekh Hasanudin atau Syekh Quro di Cirebon. Kedatangan Syekh Hasanudin atau Syekh Quro di Cirebon, disambut baik oleh Syahbandar atau penguasa Pelabuhan Muara Jati Cirebon yang bernama Ki Gedeng Tapa.