Huta Siallagan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Sejarah |
||
Baris 30:
== Sejarah ==
Huta Siallagan sudah ada sejak lama, akan tetapi proses pembangunan berkelanjutan belum dilakukan. Tahun [[2019]], presiden [[Indonesia]] [[Joko Widodo]] bersama istrinya [[Iriana Joko Widodo]], melakukan kunjungan ke kawasan ini. Kemudian, Joko Widodo menginstruksikan [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat|Menteri PUPR]] [[Basuki Hadimuljono]], agar melakukan [[revitalisasi]] kawasan ini.<ref name="SEJARAH">{{cite web|url=https://nasional.tempo.co/read/1556840/jokowi-resmikan-huta-siallagan-kampung-ulos-huta-raja-telan-biaya-rp-558-m/full&view=ok|title=Jokowi Resmikan Huta Siallagan - Kampung Ulos Huta Raja, Telan Biaya Rp 55,8 M|first=Sapri|last=Maulana|date=3 Februari 2022|website=nasional.tempo.co|accessdate=5 Februari 2022}}</ref> Penataan kembali kawasan ini, bersamaan dengan revitalisasi [[Kampung Ulos Huta Raja]] di [[Pangururan, Samosir|Pangururan]].<ref name="SEJARAH"/> Joko Widodo mengatakan bahwa Huta Siallagan sudah dikelilingi oleh bangunan-bangunan modern, sementara Huta Siallagan tidak tertata baik, sehingga perlu diperbaiki.<ref name="BATUSIDANG"/>
Huta Siallagan sudah dibangun pada masa pemerintahan pemimpin Huta pertama, yakni Raja Laga Siallagan. Setelah itu dilanjutkan oleh pewarisnya yakni Raja Hendrik Siallagan, hingga keturunan Raja Ompu Batu Ginjang Siallagan. Saat ini, sejumlah keturunan dari Raja Siallagan masih berada di sini, khususnya di desa Ambarita, di mana Huta Siallagan berada. Makam [[nenek moyang]] mereka juga masih bisa ditemukan di Huta Siallagan.<ref name="ARTI"/>
== Revitalisasi ==
|