Mahmud Muhammad Taha: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
GuerraSucia (bicara | kontrib) |
GuerraSucia (bicara | kontrib) |
||
Baris 100:
=== "Pesan Kedua Islam" ===
Setelah rezim militer [[Presiden Sudan|Presiden]] [[Ibrahim Abboud]] tumbang pada tahun 1964,{{sfn|Thomas|2011|pp=126-127}} Mahmud merasa lebih bebas untuk menyampaikan kuliahnya, mengingat ia sudah tidak lagi diawasi oleh kaki tangan Abboud. Pada tahun 1966, ia menulis buku ''Risalat Al-Salat'' (''Mengenai Salat'') yang menjelaskan mengapa ia tidak salat lima waktu. Kemudian, pada tahun 1967, ia menerbitkan ''Shari‘a – Al-Risala Al-Thania min Al-Islam'' (''Pesan Kedua Islam''). Ia juga menerbitkan dua buku lain pada periode 1966-1968; pendapatan dari penjualan buku-buku ini membantunya memberi nafkah kepada keluarganya. {{sfn|Thomas|2011|pp=128-129}}
Pada November 1965, seorang komunis dari Suriah menista Nabi Muhammad di muka umum, dan pemerintahan [[Partai Umat Nasional]] pada saat itu pada akhirnya melarang [[Partai Komunis Sudan]]. Kelompok Islamis [[Barisan Piagam Islam]] kemudian memulai kampanye yang menuntut agar syariat dimasukkan ke dalam Undang-Undang Dasar Sudan tahun 1951 yang dirumuskan oleh Inggris.{{sfn|Thomas|2011|pp=129}} Mahmud mendukung kelompok sekuler pada masa itu. Ia membela sang komunis Suriah (yang telah dimasukkan ke rumah sakit jiwa) ketika pengadilan syariat mengeluarkan pernyataan bahwa penista Nabi punya waktu tiga hari untuk bertobat atau ia harus dibunuh. Menurut Mahmud, "Siapapun yang menutup pintu belas kasihan [Allah] atas nama agama tidak punya hak untuk berbicara tentang agama." Kuliah, artikel, dan selebaran kelompok Jumhuri saat itu juga dipenuhi seruan untuk menegakkan kebebasan berekspresi.{{sfn|Thomas|2011|pp=130}}
<!--
== Falsafah ==
|