Filologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
== Perkembangan ==
 
===== Filologi di Eropa Daratan =====
Kegiatan filologi mulai dilakukan oleh [[bangsa Yunani]] di abad ke-3 SM di [[Iskandariyah|kota Iskandariyah]]. Masyarakat Yunani berhasil [[membaca]] [[Naskah|naskah kuna]] di abad ke-8 SM. [[Teks]] tersebut [[Menulis|ditulis]] dengan [[huruf]] [[Funisia]], yang kini dikenal dengan [[Alfabet Yunani|huruf Yunani]]. Teks tersebut ditulis dalam media [[Papirus|daun papirus]] yang digunakan untuk kegiatan [[Alih aksara|transliterasi]] [[tradisi lisan]]. Kegiatan penyalinan naskah mulai dilaksanakan dari abad ke-8 SM hingga ke-3 SM. Penyebaran [[ilmu]] di abad 3 SM berpusat di kota Iskandariyah, dikarenakan adanya pusat ilmu [[pengetahuan]] di sana. Pusat studi itu berupa [[perpustakaan]], yang banyak menyimpan naskah-naskah kuna dalam lembaran papirus. Naskah-naskah kuna tersebut berisi ilmu mengenai [[sastra]], [[filsafat]], [[kedokteran]], ilmu bintang, ilmu [[hukum]], dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kajian filologi sangat berkembang di Yunani. Para filolog dituntut untuk memahami makna dan mengenal [[huruf]] hingga [[bahasa]] yang ada dalam naskah tersebut. Setelah itu, filolog harus menyalin kembali isi naskah tersebut dengan menggunakan huruf dan [[bahasa]] yang sama dengan teks aslinya. Metode menyalin naskah yang dilakukan oleh para [[ilmuwan]] tersebut hingga kini dikenal dengan kajian filologi, yang terus berkembang pengaplikasiannya. Cara pertama yang dilakukan oleh para filolog dalam menelaah naskah kuno tersebut dengan memperbaiki [[huruf]] bacaan, [[ejaan]], [[bahasa]], hingga tata [[bahasa]] dalam [[Menulis|tulisan]]. Setelah itu menyalinnya kembali agar mudah untuk dibaca kembali. Ahli filolog pada zaman tersebut menguasi bidang ilmu [[Budaya|kebudayaan]] Yunani Lama yang sering disebut dengan aliran Iskandariyah.<ref name=":0">{{Cite web|last=Baried|first=Siti Baroroh|last2=Soeratno|first2=Siti Chamamah|date=1985|title=Pengantar Teori Filologi|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/3368/1/Pengantar%20Teori%20Filologi.pdf|website=Repositori Kemdikbud|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|page=30-32|last3=Sawoe|last4=Sutrisno|first4=Sulastin|last5=Syakil,'|first5=Moh.}}</ref>
 
====== Romawi Barat ======
Perkembangan kajian filologi di [[Romawi Barat]] dipengaruhi oleh kegiatan penggarapan [[naskah]] yang menggunakan [[bahasa Latin]]. Kegiatan ini berlangsung sejak abad ke-3 SM. Naskah tersebut berbentuk [[puisi]] dan [[prosa]] yang bermanfaat untuk perkembangan dunia [[pendidikan]] di [[Eropa|Eropa.]] Tradisi menggunakan bahasa Latin dalam penggarapan naskah menjadikan bahasa Latin dijadikan bahasa [[ilmu pengetahuan]]. Selain itu, di [[Romawi Barat]] juga banyak melakukan kajian mengenai naskah [[Agama|keagamaan]] yang dipengaruhi oleh kegiatan penyebaran [[Kekristenan|agama Kristen]] di [[Daratan Eropa|benua Eropa]]. Perkembangan filologi pada abad ke-4 mulai menjadikan naskah-naskah yang sudah diteliti dalam bentuk buku yang disebut ''codex'' yang terbuat dari kulit [[Hewan|binatang]]. Hal lain yang mengalami perkembangan yaitu, mulai menggunakan sistem [[Halaman judul|halaman]] agar memudahkan untuk pencarian [[informasi]].<ref name=":0" />
 
====== Romawi Timur ======
Perkembangan kajain filologi di [[Romawi Timur]] bermula dari kebiasaan [[menulis]] mengenai [[tafsir]] dari isi naskah yang ditulis di tepi halaman. Catatan tafsir tersebut merupakan ''scholia.'' Di saat kajian teks [[Yunani]] berkembang di Romawi Timur, para peneliti mengenai kajian filologi masih belum banyak jumlahnya. Sebagai solusinya, naskah-naskah penting diajarkan dalam kelas-kelas ketika [[kuliah]] diberbagai [[perguruan tinggi]].<ref name=":0" />
 
====== '''Zaman Renaisans''' ======
Perkembangan kajian filologi pada Zaman Renaisans dipengaruhi oleh kekalahan Kerajaan Romawi Timur oleh bangsa [[Turki]] di abad ke-15. Ahli filologi banyak yang berpindah dari [[Eropa Timur]] ke [[Eropa Selatan]], dan menetap di [[Roma|Kota Roma]]. Di tempat baru, para peneliti naskah lebih banyak melakukan kegiatan sebagai [[Guru|pengajar]], penyalin naskah, hingga [[Terjemahan|penerjemah]] teks dari bahasa Yunani ke Bahasa Latin. Selain itu, dengan hadirnya [[mesin cetak]] oleh [[Gutenberg]] pada abad ke-15 mengakibatkan kajian filologi semakin berkembang. Di Eropa kajian filologi digunakan untuk menelaah naskah lama non-klasik. Oleh karena itu, para ahli filologi harus menguasai bahasa-bahasa yang ada dalam naskah tersebut. Namun, hal tersebut mengakibatkan kajian filologi tidak mempunyai arah ilmu. Di abad ke-19 ilmu mengenai kebahasaan mulai berkembang, yang hingga kini dikenal sebagai ilmu [[linguistik]]. Sejak saat itu, kajian teks dan bahasa memiliki rumpunnya sendiri. Di abad ke-20 kajian mengenai filologi tetap kembali ke awal untuk menelaah teks klasik. Namun di kawasan [[Anglo-Saxon|Anglo-Sakson]] berubah menjadi kajian linguistik.<ref name=":0" />
 
===== Filologi di Kawasan Timur Tengah =====
Perkembangan filologi di kawasan [[Timur Tengah]] dipengaruhi oleh [[ilmu]] yang dibawa dari Yunani. [[Budaya]] [[belajar]] di Timur Tengah sudah ada sejak abad ke-4, hal ini dibuktikan dengan adanya [[perguruan tinggi]] yang beroperasi dan beberapa pusat studi dengan berbagai bidang ilmu yang sudah berdiri.<ref>{{Cite web|last=Zaidun|first=Achmad|date=2013|title=Filologi|url=https://core.ac.uk/download/95747734.pdf|website=Core AC|page=58}}</ref> Di kawasan Timur Tengah banyak terdapat [[Dokumen|dokumen-dokumen]] lama yang ditulis oleh bangsa [[Arab Saudi|Arab]] dan [[Persia]]. Karya tersebut ada sebelum [[Islam|agama Islam]] tersebar di kawasan Timur Tengah, karya-karya tulisan yang tercipta berupa [[puisi]] dan [[prosa]]. Setelah Islam tersebar di negara Arab, karya-karya tulisan yang memiliki ''genre'' [[mistik]] menyebar hingga Persia di abad ke-10 Masehi hingga abad ke-13 Masehi. Adanya bangsa barat yang datang ke kawasan Timur Tengah mengakibatkan kajian Filologi semakin berkembang. Karya-karya yang dihasilkan oleh bangsa Timur semakin terkenal hingga dunia barat. Selain itu, teks tersebut juga banyak diteliti oleh para filolog bangsa barat.<ref>{{Cite journal|last=Hidayatulloh|first=Arif|date=2019|title=Perkembangan Filologi di Kawasan Timur Tengah|url=http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/tafhim/article/view/3425/2533|journal=Tafhim Al-'Ilmi|language=en|volume=10|issue=2|pages=3-5|doi=10.37459/tafhim.v10i2.3425|issn=2579-7182}}</ref>
 
===== Filologi di Kawasan Asia-India =====
[[India]] adalah salah satu negara di Asia yang banyak memiliki peninggalan naskah kuna. Hal ini terbukti dengan banyaknya peninggalan mengenai naskah-naskah [[prasasti]] yang sudah [[Penelitian|diteliti.]] Naskah yang terkenal dari negara India yaitu ''Kassweda'' yang disusun pada abad ke-6 SM. Naskah tersebut merupakan [[kitab suci]] [[agama Hindu]]. Naskah-naskah tersebut mulai diteliti oleh bangsa Barat pada tahun 1498.<ref>{{Cite web|last=Attas|first=Sitti Gomo|date=2017|title=Pengantar Teori Filologi|url=http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/24._Pengantar_Teori_Filologi_.pdf|website=Sipeg UNJ|page=59-60}}</ref> Kajian filologi di kawasan Asia mengenai naskah-naskah yang ada mampu membuka khazanah kebudayaan [[Asia]]. Naskah-naskah tersebut digunakan untuk penelitian studi [[humaniora]], selain itu naskah tersebut digunakan untuk memperkuat mengenai penelusuran [[sejarah]] bangsa Asia dan kebudayaannya.<ref>{{Cite web|last=Dewi|first=Trie Utari|date=2018|title=Pembelajaran Filologi Sebagai Salah Satu Upaya dalam Mengungkap dan Membangun Karakter Suatu Bangsa|url=https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/KAGANGA/article/view/232/143|website=Journal IPM2KPE|page=53}}</ref>