Kabupaten Natuna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Update
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Bayuandhini (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Baris 27:
}}
 
'''Kabupaten Natuna''', adalah salah satu [[kabupaten]] di [[Provinsi]] [[Kepulauan Riau]], [[Indonesia]]. Natuna merupakan kepulauan paling utara di selat Karimata. Di sebelah utara, Natuna berbatasan dengan [[Vietnam]] dan [[Kamboja]], di selatan berbatasan dengan [[Sumatra Selatan]] dan [[Jambi]], di bagian barat dengan [[Singapura]], [[Malaysia]], [[Riau]] dan di bagian timur dengan Malaysia Timur dan [[Kalimantan Barat]].

Natuna berada pada jalur pelayaran internasional [[Hongkong]], [[Jepang]], [[Korea Selatan]] dan [[Republik Tiongkok|Taiwan]]. Kabupaten ini terkenal dengan penghasil minyak dan gas. Cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan mencapai 1. 400.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680.000. barel. Hewan khas Natuna adalah kekah.
 
== Sejarah ==
Sejarah Kabupaten Natuna tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kabupaten Kepulauan Riau, karena sebelum berdiri sendiri sebagai daerah otonomi, Kabupaten Natuna merupakan bahagianbagian dandari Wilayahwilayah Kepulauan Riau. Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun 1999 yang disahkan pada tanggal 12 Oktober 1999, dengan dilantiknya Bupati Natuna, Drs. H. Andi Rivai Siregar oleh Menteri Dalam Negeri ad interm Jenderal TNI (Purn.) [[Feisal Tanjung]] di Jakarta.
 
Berdasarkan Surat Keputusan Delegasi Republik Indonesia, Provinsi Sumatra Tengah tanggal 18 Mei 1956 menggabungkan diri ke dalam Wilayah Republik Indonesia dan Kepulauan Riau diberi status Daerah Otonomi Tingkat II yang dikepalai Bupati sebagai kepala daerah yang membawahi 4 kewedanaan sebagai berikut:
* Kewedanaan [[Tanjungpinang]], meliputi [[Kecamatan Bintan Selatan]] (termasuk [[Bintan Timur, Bintan|Bintan Timur]], [[Galang, Batam|Galang]], [[Tanjungpinang Barat, Tanjungpinang|Tanjungpinang Barat]] dan [[Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang|Tanjungpinang Timur]]).
* Kewedanaan [[Karimun]], meliputi wilayah Kecamatan [[Karimun, Karimun|Karimun]], [[Kundur, Karimun|Kundur]] dan [[Moro]].
* Kewedanaan [[Lingga]], meliputi wilayah Kecamatan Lingga, [[Pulau Singkep|Singkep]] dan [[Senayang, Senayang, Lingga|Senayang]].
* Kewedanaan Pulau Tujuh, meliputi wilayah Kecamatan [[Jemaja, Natuna|Jemaja]], [[Siantan, Natuna|Siantan]], [[Midai, Natuna|Midai]], [[Serasan, Natuna|Serasan]], [[Tembelan, Natuna|Tembelan]], [[Bunguran Barat, Natuna|Bunguran Barat]] dan [[Bunguran Timur, Natuna|Bunguran Timur]].
 
Kewedanaan Pulau Tujuh yang membawahi Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur beserta kewedanaan laiannya dihapus berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau tanggal 9 Agustus 1964 No. UP/247/5/1965. Berdasarkan ketetapan tersebut, terhitung 1 Januari 1966 semua daerah administratif kewedanaan dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapus.
 
Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun 1999 dari hasil pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau yang terdiri dari 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Barat, Jemaja, Siantan, Midai dan Serasan dan satu Kecamatan Pembantu [[Tebang Ladan]].
 
Seiring dengan kewenangan otonomi daerah, Kabupaten Natuna kemudian melakukan pemekaran daerah kecamatan yang hingga tahunpada 2004 menjadi 10 kecamatan dengan penambahan, Kecamatan [[Pal Matak, Natuna|Pal Matak]], [[Subi, Natuna|Subi]], [[Bunguran Utara, Natuna|Bunguran Utara]] dan [[Pulau Laut, Natuna|Pulau Laut]] dengan jumlah kelurahan/desa sebanyak 53.
 
Hingga tahun 2007 ini, Kabupaten Natuna telah memiliki 16 [[Kecamatan]]. 6 Kecamatan pemekaran baru itu diantaranya adalah Kecamatan [[Pulau Tiga, Natuna|Pulau Tiga]], [[Bunguran Timur Laut, Natuna|Bunguran Timur Laut]], [[Bunguran Tengah, Natuna|Bunguran Tengah]], [[Siantan Selatan, Natuna|Siantan Selatan]], [[Siantan Timur, Natuna|Siantan Timur]] dan [[Jemaja Timur, Natuna|Jemaja Timur]] dengan total jumlah kelurahan/desa sebanyak 75.
 
Pada Tahun 2008 kabupaten Natuna melakukan pemekaran dengan dibentuk Kabupaten [[Kepulauan Anambas]], sehingga kecamatan menjadi 12 Kecamatan. Lalu hingga tahun 2015 menjadi 70 Desa dan 6 Kelurahan. Dan akandan ada 3 Kecamatan pemekaran sehinggan menjadi 16 Kecamatan
 
== Geografis ==
=== Topografi ===
Berdasarkan kondisi fisiknya, Kabupaten Natuna merupakan tanah berbukit dan bergunung batu. Dataran rendah dan landai banyak ditemukan di pinggir pantai. Ketinggian wilayah antara kecamatan cukup beragam, yaitu berkisar antara 3 sampai dengan 959 meter dari permukaan laut dengan kemiringan antara 2 sampai 5 meter. Pada umumnya, struktur tanah terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan yang tanah dasarnya mempunyai bahan [[granit]], dan [[aluvial]] serta tanah [[organosol]] dan humus liat.
Pada umumnya struktur tanah terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan yang tanah dasarnya mempunyai bahan [[granit]], dan alluvial serta tanah organosol dan gley humus.
 
=== Iklim dan Cuaca ===
[[Berkas:Peta Kabupaten Natuna.jpeg|jmpl|Peta Natuna]]
Iklim di Kabupaten Natuna adalah tropis basah dengan suhu rata-rata 26 °C dan sangat dipengaruhi oleh perubahan arah angin. Kelembaban udaranya berkisar antara 60% dan 85%. Sedangkan, curah hujannya rata-rata 2.530 mm dengan jumlah hari hujan 110 pertahun. Bulan-bulan yang basah terjadi pada bulan Oktober-Desember dengan kecepatan angin rata-rata 276 km perhari [''sic'']. Sedangkan, penyinaran mataharinya rata-rata 53%. Cuacanya juga sering tidak menentu. Hujanberupa hujan disertai angin kencang, badai yang bergemuruh, dan gelombang yang mencapai ketinggian lebih dari tiga meter acapkali terjadi secara tiba-tiba.
 
Berdasarkan arah angin, masyarakat setempat mengenal adanya 4 musim, yakni: Utara, Timur, Selatan, dan Barat. Musim Utara ditandai oleh angin yang berhembus dari arah timur. Musim ini berjalan selama 4 bulan (November—Februari). Pada musim ini angin berhembus sangat kencang (kecepatannya mencapai 15–30 knots), sehingga laut bergelombang sepanjang siang dan malam dengan ketinggian 1--3 meter. Masyarakat setempat menggambarkan laut yang penuh dengan gelombang itu bagaikan “wajah limau purut busuk”. Angin yang bertiup pada musim ini tampaknya tidak hanya membuat laut menjadi ganas, tetapi juga membuat rusaknya pepohonan. Batang pohon kelapa menjadi condong ke arah selatan. Kemudian, dedaunan menjadi berbelah-belah. Malahan, daun pohon karet berguguran, sehingga tampaknya menjadi gersang. Musim yang cukup menakutkan ini oleh mereka disebut juga sebagai “Musim kelambu sebelah tersingkap”, karena musim tersebut disertai dengan hujan sepanjang siang dan malam, sehingga mereka lebih memilih berbaring dengan kelambu yang tersingkap sebelah. Oleh karena itu, Ibrahim (1997) mengatakan bahwa pada musim utara warga masyarakat Natuna betul-betul mengalami kesulitan untuk melakukan pekerjaannya. Untuk itu, jauh-jauh hari mereka sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapinya, seperti: kayu bakar, beras, lauk-pauk (ikan asin), dan keperluan dapur lainnya.
 
Masyarakat setempat menggambarkan laut yang penuh dengan gelombang itu bagaikan “'''wajah limau purut busuk'''”. Angin yang bertiup pada musim ini tampaknya tidak hanya membuat laut menjadi ganas, tetapi juga membuat rusaknya pepohonan. Batang pohon kelapa menjadi condong ke arah selatan. Kemudian, dedaunan menjadi berbelah-belah. Malahan, daun pohon karet berguguran, sehingga tampaknya menjadi gersang. Musim yang cukup menakutkan ini oleh mereka disebut juga sebagai “'''Musim kelambu sebelah tersingkap'''”, karena musim tersebut disertai dengan hujan sepanjang siang dan malam, sehingga mereka lebih memilih berbaring dengan kelambu yang tersingkap sebelah. Oleh karena itu, Ibrahim (1997) mengatakan bahwa pada musim utara masyarakat Natuna mengalami kesulitan untuk melakukan pekerjaannya. Untuk itu, jauh hari mereka sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapinya, seperti: kayu bakar, beras, lauk-pauk (ikan asin), dan keperluan dapur lainnya.
Musim Timur ditandai oleh angin yang berhembus dari arah timur. Musim ini juga berjalan selama 4 bulan (Maret—Juni). Kecepatan anginnya rata-rata hanya 12 knots. Hujan yang lebat jarang terjadi. Adakalanya hujan disertai dengan panas. Matahari agak bebas menyinari laut dan daratan, sehingga panasnya cukup menyengat. Panas yang demikian, oleh masyarakat setempat disebut sebagai ngek-ngek atau lak-lak (rasanya tidak menentu). Namun demikian, laut masih tampak bergelombang sehingga agak sulit untuk mendapatkan ikan.
 
Musim SelatanTimur ditandai oleh angin yang berhembus dari arah selatantimur. Musim yangini juga berlangsungberjalan selama 24 bulan (Juli—AgustusMaret—Juni). ini kecepatanKecepatan anginnya rata-rata 8--20hanya 12 knots. PadaHujan musimyang inilebat mataharijarang dapatterjadi. bersinarAdakalanya hujan disertai dengan panas. Matahari agak bebas menyinari laut dan daratan, sehingga panasnya sangatcukup menyengat. KeadaanPanas yang demikian oleh masyarakat setempat diibaratkandisebut sebagai “uap'''ngek-ngek''' neraka”atau '''lak-lak''' (rasanya tidak menentu). KeadaanNamun demikian, laut masih tetaptampak bergelombang, bahkansehingga adakalanyaagak dapatsulit mencapai lebih dariuntuk 3mendapatkan meterikan.
 
Musim Barat yangSelatan ditandai oleh angin yang berhembus dari arah baratselatan. jugaMusim yang berlangsung selama 2 bulan (September—OktoberJuli—Agustus). Ciri dari musim ini adalahkecepatan antaraanginnya panasrata-rata dan8--20 hujan saling bergantiknots. OlehPada karenamusim itu,ini permukaanmatahari lautdapat adakalanyabersinar bagaikanbebas “airsehingga dalampanasnya talam”sangat (tenangmenyengat. danKeadaan teduh),yang tetapidemikian adakalanyaoleh menakutkanmasyarakat karenasetempat gelombangnyadiibaratkan dapatsebagai mencapai“'''uap 3 meter lebihneraka'''”. Celakanya,Keadaan gelombanglaut tersebutmasih seringtetap terjadibergelombang, secarabahkan tiba-tibaadakalanya sehinggadapat tidakmencapai memberilebih kesempatandari bagi para3 nelayan untuk menepikan perahunyameter.
 
Musim Barat yang ditandai oleh angin yang berhembus dari arah barat juga berlangsung selama 2 bulan (September—Oktober). Ciri dari musim ini adalah antara panas dan hujan saling berganti. Oleh karena itu, permukaan laut adakalanya bagaikan “'''air dalam talam'''” (tenang dan teduh), tetapi adakalanya menakutkan karena gelombangnya dapat mencapai 3 meter lebih. Celakanya, gelombang tersebut sering terjadi secara tiba-tiba sehingga tidak memberi kesempatan bagi para nelayan untuk menepikan perahunya.
 
== Pemerintahan ==
Baris 106 ⟶ 109:
 
=== Penduduk ===
Penduduk Kabupaten Natuna pada tahun 2017 berjumlah 76.192 jiwa, yang terdiri dari 39.180 jiwa penduduk laki-laki dan 37.012 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk tahundi 2017 adalah 38,08 jiwa/km². [[Bunguran Timur, Natuna|Bunguran Timur]] adalah kecamatan terbanyak penduduknya, sedangkan yang paling sedikit adalah [[Suak Midai, Natuna|Suak Midai]]. Kecamatan terpadat penduduknya adalah [[Midai, Natuna|Midai]] dan yang paling jarang penduduknya adalah [[Bunguran Utara, Natuna|Bunguran Utara]].<ref name="bps"/>
=== Agama ===
{{Main|Agama di Kabupaten Natuna}}
Pada tahun 2018, penduduk Kabupaten Natuna berdasarkan agamanya terdiri dari [[Islam]] 96,88%, [[Kristen Protestan]] 1,41%, [[Buddha]] 1,21%, [[Katolik]] 0,35%, [[Konghucu]] 0,15% dan [[Hindu]] kurang dari 0,01%. Terdapat 148 [[masjid]], 133 [[mushola]], 10 [[gereja]] [[protestan]], 2 [[gereja]] [[katolik]], dan 4 [[vihara]] di Natuna.<ref name="AGAMA"/>
 
{{bar box
Baris 125 ⟶ 128:
{{bar percent|[[Hindu]]|pink|0.01}}}}
{{-}}
 
 
 
 
 
== Pendidikan ==
Baris 161 ⟶ 168:
 
== Ekonomi ==
Selain letaknya yang strategis kawasan Pulau Natuna dan sekitarnya pada hakikatnya dikaruniai serangkaian potensi sumber daya alam yang belum dikelola secara memadai atau ada yang belum sama sekali, yaitu:
* Sumber daya perikanan laut yang mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun dengan total pemanfaatan hanya 36%, yang hanya sekitar 4,3% oleh Kabupaten Natuna.
* Pertanian & perkebunan seperti ubi-ubian, kelapa, karet, sawit dan cengkih.
Baris 169 ⟶ 176:
=== Pertanian ===
==== Persawahan ====
Luas sawah di Kabupaten Natuna adalah 144,75 Ha yang terdiri dari 10 Ha sawah irigasi dan 134,75 Ha sawah nonirigasi. Sawah irigasi hanya terletak di Kecamatan [[Bunguran Tengah, Natuna|Bunguran Tengah]]. Sawah nonirigasinon irigasi terletak di Kecamatan [[Bunguran Batubi, Natuna|Bunguran Batubi]], [[Bunguran Tengah, Natuna|Bunguran Tengah]], dan [[Serasan Timur, Natuna|Serasan Timur]].
=== Perkebunan ===
Selain sawah, lahan di Kabupaten Natuna digunakan untuk [[kebun]] 2.460 Ha dan [[ladang]] 4.140 Ha. Terdapat seluas 14.374 Ha lahan yang belum difungsikan di Kabupaten Natuna. [[Bunguran Utara, Natuna|Kecamatan Bunguran Utara]] memiliki lahan [[kebun]] terluas mencakup 57,97% lahan yang ada dan begitu pula dengan lahan yang belum digunakan mencakup 69,57% lahan yang ada. [[Ladang]] terluas terletak di [[Bunguran Batubi, Natuna|Kecamatan Bunguran Batubi]] mencakup 57,70% lahan yang ada.<ref name="bps"/>
==== Komoditas ====
Berikut adalah statistik lahan panen dan produksi komoditas di Kabupaten Natuna pada tahun 2017:<ref name="bps"/>
{| class="wikitable sortable"
|-
Baris 220 ⟶ 227:
 
=== Peternakan ===
Pada tahun 2017, terdapat 9.815 ekor [[sapi]] potong, 1.470 ekor [[kambing]], 72.050 ekor [[ayam kampung]], 581.695 ekor [[ayam pedaging]], dan 2.975 [[itik]]. [[Bunguran Timur, Natuna|Kecamatan Bunguran Timur]] menjadi kecamatan dengan populasi [[sapi]], [[ayam pedaging]], dan [[itik]] terbanyak dimana produksi daging sapinya mencakup 70,79% dari seluruhnya di Kabupaten Natuna. Pada tahun 2017, produksi [[daging]] [[sapi]] sebesar 76.896&nbsp;kg, daging kambing sebesar 90&nbsp;kg, dan [[telur]] ayam sebesar 7.741&nbsp;kg.<ref name="bps"/>
 
=== Perikanan ===
Sektor [[perikanan]] Kabupaten Natuna tercatat memiliki produksi sebesar 88.888,27 [[ton]] pada tahun 2017. Sumbangan terbesar dari sektor [[perikanan laut]] yang mencakup 96,91% dari keseluruhan produksi. Pada tahun 2017, produksi perikanan laut sebesar 86.141,74 ton, budidaya laut sebesar 719,27 ton, budidaya air tawar sebesar 165,79 ton, dan budidaya rumput laut sebesar 1.861,47 ton. [[Bunguran Barat, Natuna|Kecamatan Bunguran Barat]] merupakan penyumbang produksi perikanan laut dan budidaya laut terbesar. Sekitar 32,93% perikanan laut berasal dari [[Bunguran Barat, Natuna|Kecamatan Bunguran Barat]]. Sementara itu, 45% budidaya air tawar dihasilkan oleh [[Bunguran Timur, Natuna|Kecamatan Bunguran Timur]], dan 42,17% budidaya rumput laut dihasilkan oleh [[Pulau Tiga, Natuna|Kecamatan Pulau Tiga]].<ref name="bps"/>
 
=== Perdagangan ===
Pada tahun 2017, terdapat 1.994 [[UKM]] di Kabupaten Natuna. Jumlah tersebut sebagian besar bergerak dibidang [[perdagangan]] (1.383 unit), [[industri rumah tangga]] (274 unit), dan [[jasa]] (171 unit). Hanya 27 unit yang bergerak dibidang [[perikanan]] dan 44 unit bergerak dibidang [[pertanian]]. Jumlah pedagang di Kabupaten Natuna sebanyak 707 orang dimana 66 diantaranya merupakan [[pedagang]] besar. Kabupaten Natuna memiliki 59 [[koperasi]] dengan total anggota 4.124 orang pada tahun 2017.<ref name="bps"/>
 
== Pariwisata ==
Sebagai kabupaten kepulauan, Natuna memiliki sekitar 130 objek wisata. Sebagian besar merupakan objek wisata bahari dan situs bersejarah. Natuna memiliki 44 [[hotel]]/[[penginapan]] dengan total 514 kamar. Selain itu, terdapat 31 [[kedai]] kopi dan 34 [[rumah makan]]. Berikut adalah statistik objek wisata dan kunjungan wisatawan selama tahundi 2017 di Kabupaten Natuna:<ref name="bps"/>
{| class="wikitable sortable"
|-