Haryati Soebadio: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Pranala luar: merapikan templat stub
Mufti Nasution (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = Prof.
|name = {{PAGENAME}}
|image = HaryatisoebadioHaryati Soebadio - Minister of Social Affairs.jpg
|imagesize =
|caption =
|office = Menteri Sosial Indonesia
|order = ke-21
|term_start = [[21 Maret]] [[1988]]
|term_end = [[17 Maret]] [[1993]]
|president = [[Soeharto]]
|predecessor = [[Nani Soedarsono]]
Baris 20:
|children =
|residence =
|alma_mater = [[Universitas Indonesia]]
|occupation = Menteri Sosial
|religion = [[Islam]]
}}
Baris 27:
 
== Kehidupan Awal ==
Haryati lahir di [[Jakarta]], pada tanggal [[24 Juni]] [[1928]]. Ia lahir dari pasangan Mr. Raden Panji Notosoebagyo dan istrinya Retnodoemilah Djojoadiningrat. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang semuanya wanita. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa ia adalah cucu tiri [[Kartini|R.A. Kartini]]. Ayahnya dan saudara ayahnya adalah lulusan sekolah hukum [[Belanda]] dan bekerja sebagai [[hakim]] yang sering berpindah-pindah tugas. Maka dari itu Haryati menjalani pendidikan di beberapa tempat yakni [[Jakarta]] dan [[Madiun]]. Haryati lahir dari keluarga yang berkecukupan. Dan orang tua Haryati mengusahakan yang sebaik-baiknya untuk pendidikan anak-anaknya. Ayah dan ibunya selalu menganjurkan semangat membaca kepada anak-anaknya sehingga Haryati yang dipanggil Nunuk oleh orang tuanya ini pun sangat gemar membaca.<ref name="kartharytpmV">Majalah Kartini, 17 April 1988. "Orang-orang baru di kabinet bercerita tentang masa kecil mereka: Dari yang menjadi komandan gembala sampai mata-mata cilik"</ref>
 
Haryati yang dibesarkan dalam budaya [[Suku Jawa|Jawa]] lalu tertarik untuk masuk ke dunia Sastra Jawa, setelah ibunya menunjukkan sebuah kitab Jawa Kuno kepadanya. Padahal sebelumnya, ia mempunyai cita-cita sebagai dokter, dan ayahnya mengharapkan dirinya mengikuti jejak sang ayah sebagai orang hukum. Selepas lulus [[HBS]] pada tahun [[1950]], Haryati yang menguasai beberapa bahasa asing seperti [[Bahasa Inggris|Inggris]], [[Bahasa Prancis|Prancis]], [[Bahasa Belanda|Belanda]] dan [[Bahasa Jerman|Jerman]] lalu melanjutkan pendidikannya ke jurusan [[Sanskerta]] ''Gemeentelijke Universteit'' di [[Amsterdam]].<ref name="kartharytpmV" />