Ludwig Ingwer Nommensen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 7:
[[Berkas:PK-Nommensen-a.jpg|ka|tepi|400px|Kartu Pegawai Nommensen]]
Nommensen berasal dari Pulau [[Nordstrand]] di [[Schleswig]], yang pada waktu itu merupakan wilayah [[Denmark]] (kini [[Jerman]]).<ref name="Willem"/> Keluarganya hidup dalam kemiskinan dan penderitaan, sehingga sejak kecil, Nommensen terbiasa hidup dalam kondisi yang demikian.<ref name="Willem"/><ref name="Steenbrink">{{en}}Jan Sihar Aritonang, Karel Steenbrink. 2008. A History of Christianity in Indonesia. Leiden: Koninklijke Brill. Hlm. 535.</ref><ref name="Nommensen"/> Maka dari itu, sejak kecil, ia sudah mencari nafkah untuk membantu orangtuanya.<ref name="Willem"/><ref name="Steenbrink"/> Ketika berumur 7 tahun, Nommensen memilih menggembalakan angsa daripada duduk di bangku sekolah.<ref name="Kozok">{{id}}Uli Kozok. 2010. Utusan Damai di Kemelut Perang: Perang Zending dalam Perang Toba. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Hlm. 35,38,92,123.</ref> Pada umur 8 tahun, ia mulai mencari nafkah untuk membantu orang tuanya dengan cara menggembalakan domba.<ref name="Willem"/><ref name="Kozok"/> Pada usia 9 tahun, ia belajar menjadi tukang atap.<ref name="Willem"/><ref name="Kozok"/> Lalu, pada usia 10 tahun, ia bekerja pada seorang petani yang kaya sambil belajar mengerjakan tanah.<ref name="Nommensen">{{id}}J.T. Nommensen. 1974. Ompu i Dr. Ingwer Ludwig Nommensen. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 9.</ref> Ia juga bekerja menuntun kuda yang menarik bajak untuk membajak tanah petani kaya tersebut.<ref name="Nommensen"/>
Pada tahun [[1846]], saat berusia 12 tahun, Nommensen mengalami kecelakaan.<ref name="Willem"/><ref name="Nommensen"/> Sewaktu ia bermain kejar-kejaran dengan temannya, ia ditabrak kereta kuda yang menggilas kakinya sampai patah dan keadaan yang demikian memaksanya berbaring di tempat tidur berbulan-bulan lamanya.<ref name="Willem"/> Waktu itu, dalam doanya, Nommensen meminta kesembuhan dan berjanji, jika ia disembuhkan, maka ia akan memberitakan [[injil]] kepada orang kafir.<ref name="Willem"/><ref name="van den End"/> Setelah kakinya sembuh, Nommensen kembali menjadi buruh tani untuk membantu keluarganya setelah kematian ayahnya.<ref>Schreiner, Lothar "Nommensen in Selbstzeugnissen: unveröffentlichte Aufsätze, Entwürfe, und Dokumente eingeleitet, erklärt, und herausgegeben von Lothar Schreiner". Verlag an der Lottbek in Ammersbek. 1996. ISBN 3-86130-041-9</ref>
|